Ada gerakan doa syafaat dari "Gerakan EthnĂȘ ke EthnĂȘ" buat suku-suku terabaikan di Asia Tenggara, khusus rumpun Melayu, pada bulan Juni 07. Info: ethne@ethne.net - www.ethne.net.
India
Negara bagian Kashmir: Bagaimana kita ingin bahwa Raja Damai semoga masuk ke dalam daerah ini yang penuh dengan pemberontakan dan kekerasan. Diperlukan pemda yang bisa mencari kese-jahteraan buat masyarakat dan di antara seluruh penduduk satu keinginan damai.
Bangladesh
Bangladesh (145 juta), Ibukota Dhaka (11 juta, banyak orang tinggal di daerah kumuh), agama: Islam 87%, Hindu 12%, Animis 0,6%, Budhis 0,6%, Kristen 0,3%, Katolik 0,2%. Di seluruh dunia hidup 200 juta orang Bengali, mereka merupakan suku terabaikan terbesar. Atas kertas ada kebebasan agama, tetapi selalu ada tekanan terhadap orang Kristen. Negara ini termasuk negara termiskin di dunia ini. Kelewatan banyak orang tinggal dalam negara ini, padat betul, di samping ini setiap tahun ada badai dahsyat dan banjir bandang, ribuan orang menjadi korban. Christian Discipleship Centre (CDC) sudah berdiri 30an tahun dan setiap tahun mahasiswa tamat dari kursus satu tahun.
Nepal
Nepal: (24 juta), Ibukota Kathmandu (0,6 juta), agama: Hindu 80%, Budhis 10%, Islam 4,5%, Kris-ten 1,9% (l.k. 500 ribu). Bulan Juni akan pemilu. Kel. Sammy dan Phoebe Han, Navigator, membina orang Kristen, agar tumbuh dalam iman dan menjadi saksi. Mereka melihat bagaimana Injil diberita-kan oleh mereka yang Kel. Han sudah memuridkan. Budhi and Ully, Navigator, datang ke Nepal pada bulan Agustus dan akan menggabungkan diri dengan kelompok Navigator setempat.
Sri Langka
Sri Langka (19 juta), Ibukota Colombo (2 juta), agama: Budhis 71%, Hindu 12%, Islam 8%, Katolik 5,5%, Kristen 1,5%. Suku-suku utama: Singalese, Tamil, Moor. Kerusuhan dan kekerasan tetap ada.
Myanmar
Myanmar (49,8 juta), Ibukota Yangoon (5 juta), agama: Budhis 83%, Kristen 6%, Katolik 1%, Islam 3,6%. Banyak orang Mro Khami sudah menjadi Kristen sesudah mendengar cerita Injil dari kaset. Suku Yinnet (40 000) hidup dalam 20 desa. Mereka beragama Budhis, 100% buta huruf, tidak ada orang percaya. Mereka yakin mereka semua merupakan keturunan langsung dari seorang raja yang kenamaan. Mereka memakai pakaian yang sama dari sang raja. Cerita Injil dalam bahasa mereka su-dah direkam di kaset, tolong bahwa lewat kaset-kaset ini banyak jiwa dimenangkan.
Laos
Laos (4,8 juta), Ibukota Vientiane (0,5 juta), Budhis 58,7%, Animis 33%, tanpa agama 5,1%, Islam 1%, Katolik 1%, Kristen 1%, hanya agama Budhis dan Animis diperbolehkan. Pemerintahan dan para pemimpin Budhis mau menghapus kekristenan. Berulang kali orang Kristen ditangkap oleh polisi, sesudah itu mereka tidak pernah kelihatan lagi. Tetapi ada tanda yang baik, pemerintah mengizinkan pembangunan sebuah gedung gereja. Ada orang Kristen asing yang bersaksi di antara non-Kristen. Kita berdoa, agar orang Kristen yang sudah diusir dari desa-desa mereka tidak menjadi putus asa, tetapi meneruskan memberitakan Injil. Semoga TUHAN melunakkan sifat pemerintah.
Kamboja
Kamboja (11,4 juta), Ibukota Phnom Penh (1,5 juta), agama Budhis 85%, Animis 4,3%, Islam 3,9%, Kristen 400 ribu. Akibat perang: 300,000 orang cacat, 30,000 orang menjadi korban ranjau tanah, 16% dari populasi menderita kelainan mental. Kira-kira 20,000 anak jalanan. Kel. Heryanto & Susie, Navigator, membantu orang miskin lewat satu LSM. Baru-baru ini salah satu staf dari LSM ini bertobat dan terima Yesus Kristus sesudah bergaul dalam pekerjaan dengan Bapak Hery. Sebelumnya sudah dua orang staf bertobat. Bulan Juni semua anggota LSM akan mengadakan satu retrit. Sekarang ini kel. Suyatno, Navigator, dengan warung Bengawan Solo sudah pindah ke satu rumah baru, di mana ada lebih banyak tempat. Makin banyak orang datang ke warung makan ini dan kel. Suyatno bisa berinteraksi dengan orang Kamboja. Sdr. Heru membantu dalam pelayanan di warung.
Vietnam
Vietnam (82 juta), Ibukota Hanoi (2,3 juta), kota besar Ho Chi Minh City (7 juta), tetap paham ko-munis. Agama Budhis 55%, Katolik 5%, Kristen 0,8 juta. Selain suku Vietnam ada 100 suku lain yang paling banyak tinggal di pegunungan. Ekonomi maju, di kota-kota sekarang kelihatan banyak mobil dan rumah baru. Ada satu mujizat, pemerintahan mengizinkan bahwa PB dalam berbagai bahasa bo-leh dicetak dalam negeri. Sedang satu badan menyiapkan percetakan dalam bahasa Stieng, Jeh, Koho, Mnong, Bahnar, Bru, Hre, Choro. Berdoa bahwa semua PB dengan lekas bisa dicetak dan diedarkan antara mereka yang memerlukannya. Berdoa bahwa lewat Firman TUHAN dalam bahasa-bahasa suku banyak jiwa diselamatkan. Belum ada kebebasan untuk semua orang Kristen, tetapi situasi membaik. Mari kita berdoa, agar orang Kristen boleh berbakti dan melayani secara bebas.
Pilipina
Pilipina (81 juta), Ibukota Manila (1,7 juta), agama: Katolik 83%, Islam 8%, Protestant 7,5%, dll. Sebelum dan selama pemilu bulan Mei yang lalu paling sedikit 110 orang dibunuh, separahnya calon, ratusan orang terlukai. Kel. Pdt. Mekkie Famdale, YPPII, memimpin GKI-P di Manila, anggota jemaat terutama mahasiswa Indonesia yang studi di Manila. Ibu Ria Zebua, OMF, melayani di antara orang Manobo. Salah tugas yang penting untuk Ibu Ria mengajar di Sekolah Alkitab Upper Langilan untuk menyiapkan tenaga dalam penggembalaan di jemaat-jemaat. Bulan April sudah diadakan Sekolah In-jil Liburan Anak-anak. Ratusan anak mendengar berita kasih Yesus dan menerima bimbingan. Untuk program ini tim Upper Langilan ditolong oleh 26 orang dari dua gereja pendukung di Mindanao. Mereka berdoa kiranya Tuhan menyediakan lebih banyak lagi pelayan supaya mereka dapat me-layani semua anak dari 9 desa. Bck melayani di pulau-pulau di bagian Selatan.
Thailand
Thailand (62 juta), Ibukota Bangkok (8 juta), agama: Budhis 92%, Islam 4%, Kristen 1,6%. Kita ber-syukur atas kebebasan buat orang Kristen, tetapi kemajuan gereja sangat lamban. Di bagian Selatan tinggal orang Melayu yang beragama Islam. Sudah lagi paling sedikit enam orang menjadi korban jiwa, karena kena bom atau tembakan. Di daerah ini Injil tetap diberitakan, tetapi pelayanan ini sulit. Kel. Nara bisa merayakan Paskah bersama beberapa orang yang datang yang belum bertobat. Setiap hari ia jogging di desa, sambil jogging ia bisa bergaul dengan masyarakat. Duduk di warung bersama orang lain, ada kesempatan baik omong-omong dengan mereka, di dalamnya juga memberitakan In-jil. Dengan berbagai cara pergaulan mereka dengan masyarakat setempat meningkat.