Dr. C. Everett Koop -- Dokter Misionaris

Setelah bekerja selama tiga puluh tahun sebagai dokter bedah anak terkemuka, Dr. C. Everett Koop mendekati masa pensiun pada pertengahan tahun 1970-an ketika beliau memutuskan bahwa perjuangan melawan aborsi itu sepenting usaha menyelamatkan nyawa di meja operasi. Koop adalah seorang Kristen taat yang mencurahkan hasratnya dalam menentang aborsi ke dalam dua buku, lima film pendidikan, dan tur ceramah ke berbagai kota di negaranya. Gaya argumentasinya netral: dalam satu bagian film, Koop memandangi lautan boneka telanjang yang melambangkan janin-janin korban aborsi dan berkata, "Saya berdiri di Sodom, tempat terjadinya kejahatan dan kematian."

Dr. C. Everett Koop

Apa yang sudah dikerjakannya selama ini mendorong Ronald Reagan untuk mencalonkan Koop sebagai "surgeon general" (kepala jawatan kesehatan) pada tahun 1981. Selama delapan bulan, pengangkatan Koop ditunda oleh Kongres karena kubu liberal menentang pandangan Koop, kefanatikannya, dan keyakinannya akan kesehatan publik. Ketika akhirnya Koop memenangkan persetujuan Senat, beberapa orang mengharapkan dia membatasi anjurannya kepada masyarakat umum tentang peringatan untuk tidak merokok.

Koop yang sekarang berumur tujuh puluh tahun (saat berita ini ditulis), adalah seorang yang kontroversial, tetapi rasa bangga dan sikap idealisnya yang dahulu membuat kaum konservatif mendukungnya, sekarang membuat marah para aktivis sayap kanan. Hal ini diakibatkan oleh politik AIDS. Kepala jawatan kesehatan adalah pengacara utama pemerintah yang memiliki pandangan bahwa pendidikan seks adalah cara paling efektif untuk membatasi penyebaran AIDS. Dimulai dengan laporannya kepada presiden pada Oktober lalu, Koop bersikeras bahwa keterusterangan dan kondom adalah alat kesehatan masyarakat yang lebih efektif daripada khotbah tentang kesucian. Minggu lalu, Koop adalah satu-satunya orang pemerintah yang menentang rencana pengujian penyebaran AIDS. Beliau mengatakan, "Saya kira, tak seharusnya seseorang dipaksa untuk mengikuti tes AIDS, untuk mengetahui penyebaran AIDS pada saat ini."

Koop, seorang yang berperawakan tinggi besar (enam kaki dan satu inci) dengan janggut seperti Kapten Ahad, dan bersuara keras ini, menyadari bahwa pekerjaan besarnya sebagai tokoh kesehatan nasional lebih berpengaruh daripada seorang pengkhotbah yang tegas. "Apa pun yang telah saya lakukan selama lima tahun menjabat sebagai kepala jawatan kesehatan," katanya, "telah saya lakukan dengan dorongan moral yang sungguh-sungguh." Perjuangannya mulai dari seruan "masyarakat bebas rokok di tahun 2000", sampai pembelaan yang gigih terhadap bayi-bayi cacat. Koop yang bangga mengenakan seragam kebesaran sebagai kepala jawatan kesehatan dengan kancing berwarna emas, juga mempunyai maksud yang khusus: beliau mencoba, meski tidak terlalu sukses, untuk mempertahankan peraturan yang hampir punah -- peraturan yang mengharuskan semua anggota Layanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service) untuk memakai seragam militer saat bertugas.

Perdebatan mengenai AIDS yang dilakukan Koop merupakan usahanya yang paling hebat. Mantan pengkritik liberal, seperti anggota California Democratic Congress, Henry Waxman, sekarang berkata bahwa penilaian awal mereka tentang Koop adalah salah. Namun, mantan sekutu dari konservatif, seperti Paul Weyrich dan Phyllis Schlafly, menentang Koop dengan tuduhan bahwa "proposal Koop untuk menghentikan penyebaran AIDS mencerminkan pandangan para homoseksual, bukan pandangan gerakan profamily."

"Saya rasa Anda tidak akan bisa memisahkan agama Anda, etika, atau nilai-nilai moral dari cara Anda melakukan pekerjaan Anda, Ada kesempatan-kesempatan dan kewajiban-kewajiban sosial yang melibatkan agama seseorang, seperti dengan penuh belas kasih merawat orang sakit." Dr. C. Everett Koop
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Bulan lalu, golongan sayap kanan merusak acara makan malam penghormatan untuk Koop: sebelas sponsor memboikot makan malam tersebut, termasuk lawan presidensial Partai Republik, Senator Robert Dole dan seseorang dari Kongres, Jack Kemp. Malam itu, para demonstran yang menginginkan Koop dipecat berada di luar gedung tempat Koop menghadiri acara makan malam. Dengan sedih Koop menyatakan rasa terima kasihnya kepada mereka yang hadir dan mengambil risiko terkena imbas kegusaran kelompok sayap kanan. "Belum pernah dalam seumur hidup saya," katanya, "menginginkan atau menghargai pertunjukan persahabatan seperti ini." Kepada mantan sekutunya, Koop mengeluhkan, "Mereka tidak mendengar apa yang sudah saya katakan, tapi mereka mengkritik tentang apa yang orang katakan mengenai apa yang saya katakan. Hal itu sangat tidak membesarkan hati."

Sebagai kepala dokter bedah di Children`s Hospital of Philadelphia, Koop menjadi terkenal atas keberhasilannya memperbaiki cacat lahir, termasuk memisahkan bayi kembar siam. Sejak saat itu, pada tahun 1940-an, beliau dan istrinya, Elizabeth, terjun dalam dunia penginjilan kekristenan. Koop sudah melihat jelas kaitan antara obat-obatan dan moralitas. Itu adalah visi yang menjiwai tugasnya sebagai kepala jawatan kesehatan. "Saya rasa Anda tidak akan bisa memisahkan agama Anda, etika, atau nilai-nilai moral dari cara Anda melakukan pekerjaan Anda," kata Koop. "Ada kesempatan-kesempatan dan kewajiban-kewajiban sosial yang melibatkan agama seseorang, seperti dengan penuh belas kasih merawat orang sakit."

Dalam minggu-minggu berikutnya, Koop mungkin harus mempertimbangkan kata-kata etisnya sendiri dalam menentang permintaan politik dari kebijakan pemerintah mengenai AIDS. Koop tidak berjanji untuk diam, tapi diharapkan beliau akan tunduk kepada kehendak presiden: "Saya adalah seorang pegawai pemerintah dalam bidang kesehatan, dan saya harus mendukung hukum yang ada di negara saya. Itulah tugas saya." Ini adalah sebuah pekerjaan yang akan menjadi semakin berat sembari Amerika berjuang untuk menahan penyebaran AIDS. (t/Dian)

Bahan diterjemahkan dari sumber:
Situs : Majalah Time, Edisi Senin, 8 Juli 1987
Judul asli : The Missionary Doctor
Penulis : tidak dicantumkan
Alamat URL : http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,964617,00.html
Sumber : e-JEMMi 20/2007