Situasi di Fiji masih kacau setelah adanya kudeta pada bulan Desember yang lalu.
Pada awal bulan Januari, Komodor Frank Bainimarama diangkat menjadi pemimpin Fiji, setelah berhasil merebut kekuasaan negara tersebut dengan angkatan bersenjatanya.
Sejak itu, ia membubarkan Parlemen dan mencopot Perdana Menteri terpilih dari jabatannya. Sebagai tanggapan, pejabat yang dicopot itu menuntut diberikannya sanksi terhadap rezim militer ini.
Sayangnya, situasi di wilayah tersebut baru kembali stabil setelah melalui proses pemulihan yang memakan empat tahun setelah kudeta yang dilakukan pada tahun 2000. Peristiwa yang terjadi baru-baru ini akan mengguncangkan perekonomian. Dan karena proses pemulihannya akan lambat, golongan miskinlah yang paling menderita.
Yang paling merugikan adalah merosotnya sektor pariwisata, dengan ekspor dan produk domestik bruto yang menurun secara signifikan. Pihak militer menyatakan, diperlukan waktu selambatnya lima tahun dan paling cepat dua belas bulan untuk memulihkan demokrasi.
Karena situasi yang seperti ini, pemerintah Amerika Serikat tidak dapat menjamin keamanan penduduk Amerika bila bepergian ke Fiji. Namun, Woodrow Kroll dari Back to the Bible tetap pada rencananya untuk mengunjungi wilayah tersebut.
Siaran program Back to the Bible yang diproduksi oleh Amerika bisa disimak di Fiji, yaitu di Radio Light dari ibukota, Suva.
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa: