Ajaran-Ajaran Sesat

Penyesatan sebenarnya memiliki usia yang sama tuanya dengan usia gereja itu sendiri. Sejak zaman Paulus dan Yohanes, setelah Kristus naik ke surga, berbagai penyesat telah bermunculan. Gereja mula-mula yang muda itu telah diperhadapkan dengan berbagai pengaruh ajaran yang menyesatkan, dan itu akan terus berlangsung sampai Gereja Tuhan ini diangkat sebagai mempelai Kristus (2 Yohanes 1:4,7,9).

Abad-abad berikutnya pun gereja menghadapi berbagai aliran seperti: Marcion, Montanus, Novatianis, Donatis, dan sebagainya. Demikian juga seterusnya. Jadi, gereja tidak perlu terkejut dengan munculnya berbagai ajaran dan aliran yang membingungkan dan menyesatkan, namun justru harus waspada, dan memperkokoh iman, penyelidikan kebenaran yang alkitabiah dan mempererat hubungan dengan Tuhan, Sang Kepala Gereja.

Kriteria yang Salah

Sebelum kita melihat beberapa titik tolak yang merupakan dasar untuk mengukur sejauh mana suatu ajaran itu bernilai sesat, kita perlu melihat dulu beberapa kriteria yang sering dianggap sebagai suatu ukuran, padahal ukuran itu salah, antara lain:

  1. Jemaat Besar Selalu Benar, Kelompok Kecil Adalah Sesat

    Kriteria ini salah, sepanjang perjalanan sejarah gereja, sering terjadi bahwa jumlah aliran yang tidak alkitabiah lebih besar dari pada gereja Tuhan. Di Chili, pada abad lalu tercatat aliran-aliran bidat lebih banyak pengikutnya daripada anggota gereja resmi. Dan, biasanya justru aliran-aliran yang mengandung kesesatan itu lebih banyak diminati orang ketimbang gereja resmi yang setia pada kebenaran dan kekudusan.

  2. Gereja Negara Adalah Benar, Jemaat Pecahan Sesat

    Kriteria ini pun salah. Di Eropa tercatat bahwa waktu gereja menyatu dengan negara, justru membawa berbagai penyimpangan. Di Indonesia setelah zaman kemerdekaan memang tidak terjadi kesatuan antara kekuasaan gereja dan negara.

  3. Gereja yang Benar Adalah yang Menjangkau Golongan Sosial Ekonomi Menengah ke Atas

    Kriteria ini juga salah. Memang, berbagai aliran baru sering lebih dapat menjangkau masyarakat rendah. Sedangkan kalangan gereja besar banyak anggota dari kalangan menengah ke atas. Namun, berbagai catatan sejarah mencatat bahwa aliran-aliran tertentu justru menjangkau kelompok menengah ke atas, seperti kalangan bisnis, pejabat dan sebagainya. Bidat Christian Science, Children of God, dsb. jelas mempunyai pengikut kalangan menengah ke atas.

Batasan Pengertian

Ajaran adalah suatu pemahaman (yang biasanya menyangkut konsep kehidupan) yang disampaikan kepada pihak yang lebih luas dengan sengaja dan terencana. Sesat adalah salah jalan atau menyimpang dari yang telah ditetapkan. Berbicara tentang ajaran yang sesat, kita perlu mengambil titik tolak yang telah dibuktikan dalam sejarah Gereja Tuhan. Sebab, semua penganut ajaran, apa pun isi ajarannya meyakini bahwa ajaran yang mereka anut itu benar. Mereka juga dapat mengatakan bahwa ajaran di luar yang mereka anut adalah sesat. Karena itu, kita perlu melihat penyebab munculnya berbagai ajaran yang disebut sesat, dan dari sudut pandang mana ajaran itu disebut sesat.

Penyebab Timbulnya

Beberapa penyebab ajaran-ajaran sesat, antara lain:

  1. Reaksi Terhadap Gereja Resmi (Aliran Utama).

    Para pencetus dan penganut ajaran-ajaran yang kemudian kita sebut sesat, umumnya diawali dengan kekecewaan terhadap gereja-gereja resmi (gereja arus utama) yang semakin melembaga, semakin baku dan kaku, yang biasanya diikuti dengan ajarannya yang cenderung menekankan intelektualistis. Para penganut aliran ini ingin kembali pada kehangatan persaudaraan, pengalaman rohani, dan persekutuan langsung dengan Allah, kesederhanaan pemahaman atas Alkitab, serta penerapan ajaran Alkitab yang langsung aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Penekanan Terhadap Doktrin Tertentu.

    Alkitab sangat kaya dengan berbagai ajaran untuk pedoman iman dan kehidupan ini. Para penganut aliran biasanya memberi tekanan khusus pada satu atau dua ajaran Alkitab. Lalu diinterpretasikan sedemikian rupa dan ditambah dengan ajaran-ajaran pemimpinnya sehingga menjadi satu doktrin utama dalam aliran itu.

  3. Pengaruh Ajaran/Pola Pikir di Luar Alkitab.

    Bersamaan dengan perkembangan pemikiran (sosial, iptek, komunikasi, dll. yang sudah diawali pada abad 17 dan 18) berbagai fenomena pemikiran serta pemahaman saling bersentuhan dan mempengaruhi. Dalam abad ke-20 yang baru lalu ini, misalnya, munculnya gerakan karismatik (dalam konotasi ekses negatifnya) bertemu dengan ajaran kemakmuran dan hidup sukses (bukan teologi sukses, sebab ajaran tersebut bukan teologi), serta pola bisnis "pasar bebas" menghasilkan menjamurnya penyelenggaraan kebaktian- kebaktian di kota-kota besar. Seperti halnya pola bisnis pasar bebas, mereka tanpa risih membuka kebaktian di samping gereja yang sudah ada. Bahkan, ada satu gedung dengan dua merek gereja yang satu sinode. Maka, yang berlaku adalah hukum rimba: yang kuat yang menang (kuat modal, kuat suara, dan kuat ndablegnya).

Titik Tolak

Apakah yang menjadi titik tolak untuk menyatakan suatu ajaran itu sesat atau tidak? Banyak orang menyatakan bahwa sesat atau tidaknya suatu ajaran adalah ditinjau dari Alkitab. Benar! Tapi persoalannya bahwa ajaran-ajaran di sekitar kekristenan semua berdasarkan Alkitab, dan setiap pokok ajarannya dibubuhi ayat-ayat Alkitab. Hanya, masing-masing mempunyai interpretasi sendiri-sendiri.

Berikut beberapa pedoman yang dapat dijadikan acuan penilaian. Gereja-gereja di sepanjang zaman, terutama di lingkungan gereja-gereja reformatoris, tetap sepakat menerima ajaran dasar tentang keselamatan yang bertumpu pada Sola Gratia, Sola Fide, dan Sola Scriptura, yaitu bahwa keselamatan ini hanya oleh anugerah Allah yang diterima dengan iman berdasarkan berita Alkitab. Semua aliran dan ajaran dalam berbagai kelompok kekristenan memang menerima prinsip tersebut, namun dalam praktiknya ada hal-hal lain yang ditambahkannya, seperti:

  1. Syarat-syarat tambahan.
    1. Betul keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi orang percaya harus dapat berkarunia lidah (glosolalia). Kalau tidak....

    2. Memang keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi si penerima harus menunjukkan perubahan hidup yang radikal (perfeksionisme).

    3. Keselamatan yang adalah anugerah itu harus disambut dengan peribadahan pada hari Sabat (sesuai berita Alkitab). Hari Sabat adalah hari ketujuh, yaitu hari Sabtu, bukan Minggu (Adventis).

    4. Sebelum seseorang menerima keselamatan, ia harus melepaskan diri dari segala ikatan "duniawi", yaitu: politik dan institusi pemerintah, badan-badan usaha dan bisnis, serta lembaga agama resmi, yaitu Katholik dan Protestan, lalu bergabung dengan "Society of the New World" (Saksi Yehova).

    5. Orang dapat menerima keselamatan setelah mampu menganggap bahwa segala penyakit, penderitaan, dan kematian adalah semu dan khayalan belaka (Christian Science).

    6. Sebelum diselamatkan orang harus memenuhi empat hukum Injil, yaitu: iman, azab, baptisan, dan penumpangan tangan (Mormonisme).

    1. Ada aliran yang membedakan sekelompok orang percaya pada tingkat keselamatan, sementara ada yang sudah pada tingkat hidup rohani yang lebih dekat dengan Allah.

    2. Ada orang yang selamat yang tergolong pada 144.000 yang masuk surga, sisanya hanya tinggal dalam Kerajaan 1000 tahun di bumi ini.

    3. Aliran lain membedakan: orang Kristen Maha Kudus, Kristen Tempat Kudus, dan orang Kristen Halaman.

  2. Pemuliaan tokoh-tokoh manusia. Para pelopor dan penganut ajaran tertentu memang tetap memuliakan Kristus, namun juga memuliakan pendiri/pimpinan kelompoknya yang adalah manusia biasa. Aliran-aliran di berbagai tempat sempat memuliakan para tokoh mereka, seperti:

    1. Lou Voorthuisen di negeri Belanda
    2. Raux di Prancis
    3. Father Divine sebagai Allah di Amerika
    4. Ny. Ellen Gould White-Harmon (Ny. White), Adventis
    5. Nabi Joseph Smith (Mormon)
    6. Ny. Mary Baker-Eddy (Christian Science)
    7. William Branham (Gerakan Faith Healing)

    Di samping nama-nama tersebut pada abad lalu, sampai kini terus bermunculan tokoh-tokoh manusia yang dipuja sebagai wakil Allah seperti yang terjadi di negara-negara Amerika, Eropa, India, Korea, dan Asia Tenggara.

  3. Pemuliaan diri dan kecaman-kecaman terhadap gereja dan teologi. Gejala lain dari kesesatan adalah kuatnya pemuliaan diri dan kecaman terhadap gereja dan kelompok lain yang dinilai duniawi, tidak penuh dengan roh, murtad, dan lain-lain. Di samping itu, mereka umumnya mengecam pendidikan teologi dan orang-orang yang sekolah teologi. Muncul ucapan, seperti: "Aku tidak sekolah teologi, tetapi dipakai Tuhan dengan heran, lihat hasil pelayananku sudah sekian jumlahnya."

  4. Alkitab di tangan kanan, ajaran lain di tangan kiri. Kita semua menerima bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan (Sola Scriptura). Para penganut aliran pun demikian, bahkan lebih fanatik dalam "memegang" Alkitab. Tetapi di samping itu ada buku lain/wahyu lain yang dipercaya sebagai tuntunan iman yang setara dengan Alkitab, seperti:

    1. Tn. Sweden-borg, seorang pemimpin sekte tertentu. Setiap selesai membaptiskan orang, ia memberi Alkitab dengan tangan kanan dan buku karangannya sendiri dengan tangan kiri sebagai penuntun hidup beriman.

    2. "Testimonies" Mrs. White yang berisi interpretasi berbagai penglihatan pribadinya tentang Kitab Wahyu merupakan buku wajib penganut Adventis.

    3. Penganut Christian Science menetapkan bahwa buku Mary Baker Eddy, "Science and Health with key to the Scripture" adalah kunci untuk mengerti isi Alkitab.

    4. Para Saksi Yehova menyatakan secara praktis dan teoritis bahwa penjelasan Russell tentang Rencana Allah lebih penting daripada Alkitab.

    5. Para Pemimpin Mormon mengikat para penganutnya kepada buku Mormon yang diterima sebagai wahyu illahi oleh Jospeh Smith.

    6. Di bawah sub pokok ini dapat ditambahkan adanya penggunaan benda-benda tertentu dan doa/ayat yang dipakai sebagai semacam jimat atau mantera karena dianggap benda atau ayat tsb., mengandung kekuatan gaib/magis, yang mendatangkan pertolongan.

  5. Penekanan yang berlebihan tentang Eskatologi. Salah satu ciri utama dari aliran-aliran ini adalah penekanan yang berlebihan tentang eskatologi. Berbagai perhitungan dan tafsiran dikemukakan. Terutama tentang angka-angka dan lambang- lambang. Lalu dicocok-cocokkan dengan situasi yang terjadi pada zamannya. Karena itu, tafsiran tentang apa dan siapa Antikristus selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu dan tokoh yang dianggap musuh kekristenan.

Tetapi, kalau anggota-anggota aliran (kelompok) itu makin banyak bergaul dengan gereja dan ada yang belajar teologi, kecenderungan ini makin tipis. Sebab, mereka mulai terbuka tentang bentuk-bentuk sastra yang dipakai dalam Alkitab dan dalam konteks apa suatu firman diwahyukan Tuhan kepada umat-Nya, sehingga mereka mulai meninjau ulang ajaran-ajaran yang pernah disampaikannya. Tahun-tahun belakangan ini tercatat propaganda sesat bahwa Tuhan Yesus datang pada 28 Oktober 1994, lalu September 2001, dan muncul ramalan kiamat terjadi pada 3 November 2003. Dan, ramalan semacam itu akan terus bermunculan.

Penutup

Beberapa ciri yang menjadi pedoman di atas tidak semua terdapat pada aliran/ajaran sesat. Namun, dapat dijadikan sebagai gambaran umum. Makin banyak dan makin kuat ciri-ciri yang terdapat dalam suatu ajaran/aliran, semakin parahlah kesesatannya. Seperti tubuh jasmani yang sakit, makin kompleks dan makin kronis organ-organ tubuh yang terserang penyakit, makin parahlah ia; semakin sedikit dan ringan, semakin besar harapan untuk disembuhkan dan sehat kembali.

Sumber diedit dari:

Judul Buletin: Solagracia, Edisi 2
Judul Artikel: Ajaran-Ajaran Sesat
Penulis : Thomas Bimo
Penerbit : Persekutuan Penginjil Indonesia (PPI)
Halaman : 68 - 70

e-JEMMi 23/2005