Rumpun | : Aceh |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 3.490.000 |
Persentase Kristen | : 0,008 % |
Kristen yang diketahui | : 300 |
Alkitab | : Ada |
Film Yesus | : Ada |
Suku Aceh tinggal di daerah Istimewa Aceh, di ujung utara pulau Sumatera. Orang Aceh mendiami daerah-daerah di Kabupaten Pidie, Aceh Besar, Aceh Utara, sebagian Aceh Timur, sebagian Aceh Barat dan sebagian Aceh Selatan. Kotamadya Aceh dan Kotamadya Sabang. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Aceh yang terdiri beberapa dialek. Dominasi budaya Aceh terlihat pada hampir semua segi kehidupan masyarakat suku ini. Hal ini terungkap selain dari hampir setiap permasalahan, baik yang bersifat perorangan maupun golongan, lebih banyak diselesaikan berdasarkan hukum (syariah), juga pendidikan agama (Islam) merupakan pendidikan yang bersifat universal bagi setiap anak Aceh sejak umur 7 tahun.
Rumpun | : Aceh |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 50.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Radio | : Belum |
Suku ini berdiam di pantai bagian barat dari D.I Aceh dan umumnya banyak mengelompok di Kabupaten Aceh Selatan dalam wilayah 5 Kecamatan : Tapak Tuan, Samadua, Susoh, Manggeng dan Labuhan Haji, sebagian juga bermukim di Kabupaten Aceh Barat, di Kecamatan Johan Pahlawan, Kaway XVI, dan Kuala. Mata pencaharian adalah bersawah, berkebun, berladang atau mencari ikan. Setiap desa disebut Kampung yang ditandai oleh sebuah manasah : sarana ibadah bagi kaum lelaki dan surau : sarana ibadah bagi kaum wanita. Menurut informasi belum ada orang percaya di suku ini. Mari kita doakan agar suku ini mengalami kasih Kristus.
Rumpun | : Deli |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 500.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Radio | : Belum |
Suku ini terutama tinggal di sekitar daerah Batubara, Kabupaten Asahan, Kotamadya Tanjung Balai, dan Kabupaten Labuhan Batu dan hidup berdampingan dengan suku-suku lain seperti Batak Toba, Batak Simalungun, dan Angkola-Mandailing. Orang Asahan ini sering juga disebut orang Batubara. Setiap kampung memiliki sarana peribadatan berupa mesjid atau surau dipimpin oleh Datuk atau Pawang. Mata pencaharian adalah menangkap ikan, menanam padi, karet, kelapa sawit dan juga bertenun yang dikenal dengan nama kain songket Batubara yang umumnya dikerjakan oleh kaum wanita. Marilah kita mendoakan mereka.
Rumpun | : Deli |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 2.000.000 |
Presentase Kristen | : 0,002% |
Kristen yang diketahui | : 50 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini terletak di propinsi Sumatera Utara, menempati desa-desa pantai di Kabupaten Deli Serdang dan disekitar Kotamadya Medan. Kabupaten ini pada masa silam, selain pernah terkenal sebagai daerah Dolar bagi pemerintah Hindia-Belanda, juga merupakan bekas kesultanan Deli dan kesultanan Serdang. Karena kesuburan tanahnya, maka di daerah ini terdapat banyak perkebunan seperti tembakau, karet dan kelapa Sawit. Kelompok masyarakat ini tidak terlalu memperhatikan pendidikan. Itulah sebabnya perubahan dalam masyarakat sangat lambat. Kondisi masyarakatnya bercampur dengan pekerja kontrak dari Jawa dan dari India yang dibawa oleh Belanda abad-abad yang lalu.
Rumpun | : Aceh |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 200.000 |
Persentase Kristen | : 0,005% |
Kristen yang diketahui | : 10 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Pusat Gayo berada di Kabupaten Aceh Tengah, sebagian Aceh Tenggara dan sebagian Aceh Timur. Kabupaten ini memiliki tanah yang subur, itulah sebabnya banyak penduduknya hidup bercocok tanam, baik bertani di sawah maupun berkebun. Kopi adalah hasil utama dari daerah ini. Sebagai bahasa sehari-hari digunakan bahasa Gayo yang memiliki dua dialek, yakni dialek Gayo (dengan sub dialek Cik dan sub dialek Bukit) serta dialek Lues. Bahasa mereka tidak berkaitan erat dengan bahasa-bahasa lain yang dipakai di Indonesia. Telah ada orang Gayo yang sudah mengenal Yesus Kristus karena mereka menikah dengan orang Kristen dari suku lain, tetapi jumlah mereka tidak lebih dari sepuluh orang.
Rumpun | : Aceh |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 130.000 |
Presentase Kristen | : 0,36% |
Kristen yang diketahui | : 470 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini terletak di wilayah D.I Aceh. Suku ini adalah penduduk asli pulau Simeulue yang terletak di bagian wilayah Kabupaten Aceh Barat, yang terbagi atas Kecamatan Simeulue barat, Simeulue Tengah, Simeulue Utara, Salang, Teupah selatan dan di kelilingi lautan Indonesia. Mereka dikenal orang yang ramah dan berani. Adat istiadat Aceh memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap masyarakat pulau Simeulue, sehingga pada umumnya mereka bisa berbahasa Aceh, walaupun mereka telah memiliki bahasanya sendiri, yakni bahasa Ulau (pulau) yang terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bahasa Sigulai dipergunakan oleh penduduk di Simeulue Barat dan Salang; kedua bahasa Defayan digunakan di Simeulue Timur, Tengah dan Tepang Selatan.
Suku ini berdiam di bagian tenggara dari kabupaten Aceh Timur dan tersebar dibeberapa kecamatan seperti Kuala Simpang, Bendahara, Karangbaru, Seuruway, Kejuruanmuda, dan kecamatan Tamiang Hulu. Di daerah ini banyak diketemukan benda-benda prasejarah. Bahasa mereka adalah bahasa Tamiang. Saat ini, suku Tamiang hidup berbaur dengan suku lain seperti: Aceh, Batak, Jawa, Minangkabau, dan China. Mata pencaharian utama adalah bercocok tanam padi di sawah atau diladang. Menurut informasi yang ada pada kami, belum ada orang percaya dari suku ini. Marilah kita mendoakan suku Tamiang ini.
Populasi | : | 50.000 jiwa |
Anggota Gereja | : | 0 |
Alkitab | : | Tidak Ada |
Film Yesus | : | Tidak Ada |
Radio | : | Tidak Ada |
Pokok Doa:
Sumber: CD-ROM SABDA
Rumpun | : | Lampung |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 500.000 |
Persentase Kristen | : | 0,004% |
Kristen yang diketahui | : | 20 |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku ini terletak di bagian utara Propinsi Lampung di antara kota Mesuji dan sungai Tulang Bawang di Kab. Lampung Utara. Sebagian mendiami Kec. Kayuagung dan Mesuji, Kab. Ogan Komering Ilir. Suku ini terbagi ke dalam 3 kelompok yaitu Abung, Paminggir dan Pubian. Orang Abung dikenal sebagai "Masyarakat Pegunungan" dan mempunyai sejarah tersendiri dalam hal berburu. Di kalangan masyarakat berkembang pula seni kerajinan tembikar selain bertani. Masih banyak orang Abung yang belum minum air hidup Yesus Kristus supaya tidak haus untuk selama-lamanya. Jika ada orang Abung yang telah diperdamaikan dengan Allah jumlahnya baru sedikit sekali.
Rumpun | : | Musi |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 150.000 |
Kristen yang diketahui | : | 20 |
Persentase Kristen | : | 0,01% |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Radio | : | Belum |
Suku ini terutama tinggal di kab. Musi Banyuasin yaitu di kec. Babat Toman, Banyu Lincir, Sungai Lilin, dan Banyuasin Dua dan Tiga. Umumnya mereka tinggal di dataran rendah yang diselingi rawa-rawa dan berada di daerah aliran sungai. Sungai terbesar adalah sungai Musi yang memiliki banyak anak sungai. Mata pencaharian pokoknya adalah bertani di sawah dan ladang. Mereka masih percaya terhadap berbagai takhyul, tempat keramat dan benda-benda kekuatan gaib. Mereka juga menjalani beberapa upacara dan pantangan. Sampai sejauh ini orang Musi Banyuasin sudah ada yang berpindah dari kerajaan kegelapan kepada kerajaan Terang Yesus Kristus, mari kita mendoakan agar mereka dapat menceritakan kepada orang-orang satu sukunya agar mereka juga mengalami kasih Allah.
Rumpun | : Jambi |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 70.000 |
Persentase Kristen | : 0,014% |
Kristen yang diketahui | : 10 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Orang Batin mendiami daerah Kabupaten Bungo Tebo dan Kabupaten Sarolangun Bangko di propinsi Jambi. Masyarakat suku ini mulai menempati tempat-tempat tersebut diperkirakan sekitar abad pertama Masehi. Ada dua pendapat mengenai asal usul dari masyarakat ini, yaitu berasal dari suku Kerinici atau dari suku Minangkabau. Pendapat ini didasarkan pada beberapa hal, di antaranya adalah dari segi aksen, logat dan kemiripan kata dalam bahasa ketiga suku tersebut. Masyarakat/orang Batin termasuk dalam ketegori proto-Melayu. Sudah ada 10 orang Batin yang menjadi ciptaan baru dalam Tuhan Yesus.
Suku ini terletak di provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Muara Enim, dengan ibu kotanya Muara Enim. Suku ini menetap sangat dekat dengan kota Prabumulih, dekat dengan aliran sungai Lematang. Bahasa yang mereka pakai adalah dialek dari bahasa Melayu. Menurut informasi yang kami dapat, belum ada orang yang menyerahkan dirinya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ladang di tempat ini masih terbuka lebar, dan menantang kita untuk pergi memberitakan Kabar Baik, tentang pembebasan dalam Yesus. Siapa yang terbeban?
Suku | : | Belige |
Rumpun | : | Ogan |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 20.000 |
Kristen yang diketahui | : | 0 |
Persentase Kristen | : | 0 persen |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Pokok Doa:
Sumber: CD-SABDA Topik 19048
Rumpun | : Pasemah |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 55.000 |
Persentase Kristen | : 0,04% |
Kristen yang diketahui | : 25 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini adalah penduduk asli wilayah Bengkulu, yang tersebar di Kotamadya Bengkulu, pesisir pantai Kab. Bengkulu Utara dan Selatan. Sebutan lain bagi suku ini ialah orang Melayu Bengkulu. Walaupun jumlah penduduk di Kodya Bengkulu sekitar 55.000 jiwa, minoritasnya orang Bengkulu asli. Dengan adanya perkembangan kota Bengkulu, yaitu sejak menjadi ibukota Propinsi Bengkulu, kelompok masyarakat suku ini menjadi terpencar-pencar, tetapi masih di dalam wilayah Bengkulu. Suku ini memakai bahasa tersendiri yang merupakan dialek bahasa Melayu. Ada di antara suku ini yang melalui perkawinan mereka menjadi orang Kristen, tetapi jumlahnya masih sedikit.
Rumpun | : | Ogan |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 50.000 |
Persentase Kristen | : | 0,01% |
Kristen yang diketahui | : | 5 |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku ini menetap di pinggir aliran Sungai Ogan dekat dengan kota Simpang dan Pulauberingin, dan sekitar kota Martapura. Terpusat di Kabupaten Ogan Komering Ulu, meliputi Kec. Baturaja Timur, Baturaja Barat, Simpang dan Muaradua. Tiga dialek dari bahasa Melayu, yaitu dialek Lengkayap, dialek Aji, dan dialek Daya dimaksudkan dengan istilah Suku Daya ini. Masyarakat suku ini tidak mementingkan kesatuan geografis sebagai suatu kesatuan hidup setempat, melainkan sebagai masyarakat geneologis, misalnya, marga Aji atau Buay Aji. Itulah sebabnya nama-nama kampung orang Aji berdomisili banyak menggunakan kata Aji atau Haji, umpamanya Haji Mena, Haji Pemanggilan, Pekon Aji, dsb. Jika ada orang Kristen yang telah memperoleh hidup kekal melalui Tuhan Yesus dari suku Aji, mereka belum berhasil menyampaikan sukacita yang mereka miliki kepada sukunya sendiri.
Rumpun | : | Ogan |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 75.000 |
Kristen yang diketahui | : | 0 |
Persentase Kristen | : | 0% |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku ini terletak di wilayah propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Muara Enim dengan ibukotanya Muara Enim dan Kec. Tanjung Agung. Suku ini mendiami lokasi sepanjang aliran sungai Enim sampai ke kota Tanjung Enim. Mata pencaharian mereka adalah petani. Bagi yang tinggal di tepi sungai menikmati kekayaan sungai Lematang. Orang Enim memakai dialek dari bahasa Melayu. Belum ada orang dari suku ini yang memperoleh hidup yang kekal melalui Juruselamat satu-satunya untuk dunia ini yaitu Yesus Kristus.
Rumpun | : Jambi |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 800.000 |
Kristen yang diketahui | : 0,0025% |
Persentase Kristen | : 20 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Kabupaten Batanghari meliputi: aliran sungai beserta anak sungainya, Kabupaten Bungo Tebodan Kotamadya Jambi adalah wilayah Orang Jambi. Suku ini masih tergolong ke dalam bangsa Melayu baru; dan keberadaannya lebih tua jika dibandingkan dengan Melayu Musi. Bahasa yang dipergunakan adalah Melayu Jambi. Meskipun suku ini beragama, namun pada kenyataannya di pedesaan sisa-sisa kepercayaan seperti Animisme dan Budha masih bercampur baur dengan agama mereka. Mata pencaharian penduduknya bersumber dari komoditas beras, kacang, tembakau, teh, dll. ditambah dari sektor perikanan dan minyak. Setiap orang Melayu Jambi pada umumnya ramah terhadap orang yang sudah dikenal, tetapi bagi yang belum dikenalnya mereka selalu menatap penuh curiga. Walaupun telah berdiri 90 gereja di seluruh wilayah propinsi ini, namun beberapa saja orang Melayu Jambi asli yang terjangkau oleh Injil.
Rumpun | : Pasemah |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 100.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini terletak di propinsi Bengkulu, tepatnya di pinggir pantai Samudra Indonesia di kota Bintuan, Kec. Kaur Selatan, Kabupaten Bengkulu Selatan. Kini mereka juga banyak bermukim di Kec. kaur Utara. bahasa pergaulan sehari-hari masyarakat Kaur adalah bahasa Mulak. Mata pencaharian pokoknya ialah bertanam padi. Selain itu daerah ini terkenal dengan hasil cengkehnya dan ladanya. Hasil dari daerah ini, pada masa kini, sudah mudah pemasarannya, karena pada akhir Pelita III jalan darat antara Bengkulu dan Bintuhan telah dibuka dengan kondisi baik. Keakaraban pada sesama masyarakat suku Kaur selain nampak dari adanya sistem gotong royong yang masih terlihat di mana-mana; juga sistem kekerabatannya yang masih tetap dipertahankan, meskipun sudah ada sedikit pergeseran.
Rumpun | : | Ogan |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 45.000 |
Persentase Kristen | : | 0,01% |
Kristen yang diketahui | : | 5 |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku ini terletak di propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, dengan ibukotanya Kayu Agung. Wilayah ini dialiri sungai Komering. Orang Kayu Agung memakai dialek dari bahasa Melayu. Pekerjaan penduduk adalah petani. Sepengetahuan kami, baru ada 5 orang percaya dan masih 99% orang Kayu Agung masih dibutakan oleh Iblis dan belum melihat terang yang benar sebagaimana yang terdapat dalam Injil.
Rumpun | : | Ogan |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 150.000 |
Kristen yang diketahui | : | 2 |
Persentase Kristen | : | 0,001% |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Radio | : | Belum |
Suku ini tinggal terutama di Kab. Lahat, Sumatera Selatan. Orang Lahat menyebut mereka jeme Lahat dan hidup berbaur dengan suku pendatang lainnya seperti suku Jawa, Semendo, Cina, dll. Hal ini dimungkinkan karena ibukota Kabupaten kota Lahat merupakan daerah lintas antar propinsi di Sumatera Selatan dan penerima transmigrasi. Orang Lahat terutama hidup dari hasil pertanian dan perkebunan. Walaupun suku ini tinggal di daerah yang cukup terbuka, tetapi hati mereka masih belum terbuka untuk Injil. Mari kita mendoakan orang Lahat ini agar menemukan Kebenaran yang sesungguhnya.
Rumpun | : | Musi |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 15.000 |
Kristen yang diketahui | : | 0 |
Persentase Kristen | : | 0% |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku Lakitan berdiam di sekitar kota Lubuk Lingau dan disekitar sungai Lakitan. Tepatnya berada di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Suku ini hidup sebagai petani, sebagian dari mereka bekerja sebagai buruh di perkebunan atau di industri. Hasil perkebunan mereka adalah karet, kelapa, kopi, teh, cengkeh, lada dan kayu manis. Kebutuhan utama dari suku ini adalah pengarahan untuk beradaptasi dengan kemajuan serta ketrampilan untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki serta motivasi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
Rumpun | : Pasemah |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 150.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini terletak di propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Muara Enim. Suku ini menempati wilayah aliran sungai Lematang, di sekitar kota Muaraenim dan kota Prabumulih, dekat dengan kota Gelumbang. Juga disepanjang wilayah dekat aliran sungai Rawas dekat kota Bingintelok dan Terusan. Raden Iskandar Alam dipercayai sebagai cikal bakal (pendiri) suku bangsa Lematang ini. Ia sering disebut-sebut dengan nama Puyang Gumai karena ia tinggal di daerah Gumai. Itulah sebabnya mengapa suku Lematang juga sering disebut-sebut sebagai suku bangsa Gumai. Suku ini membutuhkan perhatian dan kasih kita!
Rumpun | : Musi |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 160.000 |
Persentase Kristen | : 0,006% |
Kristen yang diketahui | : 10 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini biasa disebut juga orang Bulang. Tempat tinggal suku ini terpencar-pencar, sebagian ada di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu di Kecamatan Padang Ulak Tanding; sebagian lagi terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu di Kecamatan Talang Empat; selain itu sebagian lagi terdapat di Kodya Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Selatan arah ke utara. Bahasa yang mereka pergunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Bulang. Suku Lembak pada umumnya petani.
Rumpun | : Pasemah |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 70.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini mendiami daerah sekitar perbatasan bagian barat propinsi Sumatera Selatan dengan propinsi Bengkulu. Tepatnya sekitar kota Batulintang di sepanjang aliran sungai Musi. Sedangkan di Propinsi Bengkulu terdapat sebuah gunung dengan nama Gunung Melintang. Masyarakat suku ini sangat ramah dan patuh pada sopan santun adat. Kami belum mendengar tentang satu orang pun dari suku ini yang telah lepas dari ketakutan kepada setan-setan sehingga mereka tetap jauh dari anugerah keselamatan Tuhan kita Yesus Kristus.
Rumpun | : | Ogan |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 300.000 |
Kristen yang diketahui | : | 0 |
Persentase Kristen | : | 0% |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Radio | : | Ada |
Suku Ogan terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir. Mereka mendiami tempat sepanjang aliran Sungai Ogan dari Baturaja sampai ke Selapan. Orang ogan biasa juga disebut orang Pagagan. Kelompok masyarakat ini adalah penduduk asli dan bertani, tetapi banyak juga yang menjadi pegawai negeri. Makanan pokok suku ini ialah hasil pertanian.
Rumpun | : | Musi |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 624.600 |
Persentase Kristen | : | 0,004% |
Kristen yang diketahui | : | 25 |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Jumlah orang Palembang asli tidak banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kodya Palembang. Adat istiadatnya diwarnai pengaruh Melayu sehingga secara prinsip tidak berbeda dengan adat istiadat lainnya di propinsi Sumatera. Orang Palembang sendiri menyebut bahasa ini Baso Palembang yang terbagi dalam Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari. Mata pencaharian penduduknya bersumber dari pertanian, perikanan, rotan, kayu dan ditunjang oleh komoditas minyak. Masih sedikit orang Palembang asli yang sudah terdaftar sebagai warga kerajaan surga. Belum ada jemaat yang mayoritasnya berasal dari suku Palembang.
Rumpun | : | Ogan |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 20.000 |
Kristen yang diketahui | : | 0 |
Persentase Kristen | : | 0% |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku ini terletak di wilayah propinsi Sumatera Selatan, tepatnya menempati Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten OKI, Propinsi Sumatera Selatan. Kelompok masyarakat ini umumnya ahli dalam bidang pertukangan seperti tukang kayu, pandai besi, dan pengrajin rotan. Kain Tanjung juga dikerjakan oleh para pengrajin tenun dari suku Penesak. Kalau ada orang Penesak yang telah memperoleh berkat rohani yang dikaruniakan oleh Bapa kita di surga, jumlah orang itu baru sedikit sekali.
Rumpun | : Jambi |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 25.000 |
Persentase Kristen | : 0% |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini berdiam di wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko, terutama di Kecamatan Sungaimanau, Batangasai. Ulu Tabir, dan beberapa tempat lainnya. Sebagian ada yang menetap di Kabupaten Bungo Tebo. Bahasa yang mereka gunakan merupakan campuran bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu Jambi. Mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam di ladang dan di sawah. Sebagian masyarakat menambang emas dengan cara halus dan kekuatan gaib dan sebagian masih menjalankan kebiasaan menyediakan sesajen. Gotong royong dalam mengerjakan sawah, yang dikenal dengan nama menyerayo atau parian, merupakan kebiasaan yang dilakukan orang penghulu.
Rumpun | : | Musi |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 150.000 |
Kristen yang diketahui | : | 3 |
Persentase Kristen | : | 0,002% |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku ini terletak di wilayah propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di sekitar dua aliran sungai Rawas dan sungai Musi bagian utara. Suku ini menempati wilayah di Kecamatan Rawas Ulu, Rawas Ilir, dan Muararupit, di Kabupaten Musi Rawas. Bahasa Rawas masih tergolong ke dalam rumpun melayu. Di wilayah ini banyak terdapat kebun karet rakyat. Jika ada orang Rawas yang telah menjadi anak Tuhan jumlahnya tidak lebih dari lima orang. Sangat memilukan hati kita. Kita telah percaya dan menerima keselamatan karena anugerah Yesus, mari kita berbuat sesuatu untuk mereka.
Rumpun | : | Musi |
Wilayah | : | Sumatera |
Jumlah Penduduk | : | 253.000 |
Persentase Kristen | : | 0,007% |
Kristen yang diketahui | : | 20 |
Alkitab | : | Belum |
Film Yesus | : | Belum |
Suku Sekayu terletak di Propinsi Sumatera Selatan. Dalam wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Mayoritas penduduknya petani. Hasil pertaniannya adalah padi, singkong, ubi, jagung, kacang tanah dan kedelai. Hasil perkebunan yang menonjol adalah karet, cengkeh dan kopi. Industri rakyat yang terkenal berupa bata dan genteng. Menyimak hasil alam yang berlimpah ini menggambarkan negeri ini makmur, dan sejahtera. Namun kalau kita teliti lebih dalam apakah hasil alam ini memuaskan hati mereka. Kami kira belum tentu. Mereka masih membutuhkan uluran Kasih Allah. Bukankah Ia berkenan memakai Anda untuk melakukan maksudnya?
Rumpun | : Pasemah |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 105.000 |
Persentase Kristen | : 0,009% |
Kristen yang diketahui | : 10 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Kecamatan Semendo dan Kec. terletak di dataran tinggi Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Adat masih memegang peranan penting, bahkan bersifat mutlak. Salah satunya adalah ketaatan kepada adat yang disebut "Tunggu Tumbang". Peraturan tentang adat ini jelas bertolak belakang dengan peraturan agama. Karena hukum adat ini menyatakan bahwa hak waris jatuh kepada anak perempuan tertua setelah menikah. Hal tersebut menjadi penyebab atas tingginya dorongan untuk merantau bagi anak laki-laki dari masyarakat suku ini. Adapun bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Semendo. Setiap kata pada bahasa ini umumnya berakhiran "e".
Rumpun | : Pasemah |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 180.000 |
Persentase Kristen | : 0% |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku Melayu Talo Serawai tinggal disepanjang pantai di sebelah barat daya Bukit Barisan dan dilereng-lerengnya. Mereka terutama bermukim di dua wilayah Kab. Bengkulu Selatan: Seluma dan Talo. Dipedalaman, mereka termasuk diantara kelompok-kelompok suku pribumi yang paling miskin di Sumatera. Orang Talo Serawai menggunakan bahasa Serawai yang terdiri dari dua dialek, yaitu dialek Serawai dan dialek Menna. Sebagian besar orang Talo mencari nafkah sebagai petani. Mereka masih sering menggunakan jasa dukun dan takut akan ma'sumai, harimau ganas yang menjelma menjadi sosok manusia menarik yang memikat dan menewaskan korbannya. Banyak di antara mereka yang putus sekolah, mereka membutuhkan motivasi, keahlian dan ketrampilan khusus agar menjadi warga masyarakat yang lebih produktif.
Rumpun | : Mandailing |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 80.000 |
Persentase Kristen | : 0,006% |
Kristen yang diketahui | : 4 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini merupakan gabungan dari 2 suku bangsa yang terletak di propinsi D.I. Aceh. Suku ini dapat ditemui hampir di seluruh dataran Aceh. Tetapi mayoritas dari suku ini terletak di Kabupaten Aceh Tenggara, juga tinggal di sepanjang sungai Alas (Tanah Alas) yang memiliki panorama yang indah. Daerah ini merupakan pusat tumbuhan ganja dan sebagian besar dari penduduknya menjadi pecandu. Tidak lebih dari lima orang dari suku ini yang sudah mengenal Yesus sebagai Juruselamat.
Rumpun | : Mandailing |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 25.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Radio | : Belum |
Suku ini berdiam di 2 Kecamatan di Kab. Aceh Selatan yaitu kemukiman Meunggamat dan Sejahtera di kec. Kluet Utara serta kemukiman Makmur dan Perdamaian di Kec. Kluet Selatan. Kecamatan ini dipisahkan oleh sungai Krueng Kluet yang berhulu di Gunung Lauser dan bermuara di Lautan Hindia. Wilayah kediaman orang Kluet ini terletak di pedalaman berjarak 20 km dari jalan raya, 50 km dari kota Tapak Tuan atau 500 km dari Banda Aceh. Bahasa Kluet terbagi atas 3 dialek yaitu Dialek Paya Dapur, Meunggamat, dan Krueng Kluet. Mata pencahariannya umumnya adalah bertani (meusawah), berladang (merumo) dan berkebun (merumpus). Sampai sejauh ini belum di ketahui adanya orang Kluet yang sudah mengenal Injil. Mari kita tangisi suku ini siang dan malam.
Rumpun | : Mandailing |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 39.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini terletak di Kabupaten Sarolangun Bangko, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo Tebo di Propinsi Jambi serta di Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan. Suku ini mempunyai kebiasaan hidup berpindah-pindah tempat tinggal, yang mereka sebut "Melangun". Mata pencaharian mereka terutama hidup dari berburu baik di hutan maupun di sungai. Cara bercocok tanam masih sangat sederhana, dengan mengandalkan parang dan beliung saja. Pendidikan formal dan Kesehatan menjadi kebutuhan suku ini. Namun kebutuhan utama mereka, tidak lain adalah berita keselamatan, dalam Yesus Kristus. Firman Tuhan belum diterjemahkan kedalam bahasa Lubu.
Rumpun | : Mandailing |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 400.000 |
Presentase Kristen | : 0,3% |
Kristen yang diketahui | : 1.200 |
Alkitab | : Ada |
Film Yesus | : Ada |
Suku tersebut berada di Tapanuli Selatan dengan ibu kotanya Padang Sidempuan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Batak Angkola-Mandailing. Pekerjaan mereka adalah petani dan pedagang. Mereka sangat ramah dan hormat kepada orang lain. Walaupun begitu, mereka dikenal sebagai orang yang saleh. Penginjilan untuk suku ini memang sulit, apalagi dilatarbelakangi dengan keengganan dari umat Kristen untuk bersaksi. Gereja yang sudah ada di tengah suku ini adalah Gereja Kristen Prostestan Angkola, Gereja Metodis dan HKBP.
Rumpun | : Minangkabau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 300.000 |
Persentase Kristen | : 0,002% |
Kristen yang diketahui | : 10 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini terletak di perbatasan antara propinsi Jambi dan Sumatera Barat. Tepatnya di sekitar Gunung Kerinci (Sumatera Barat) dan di sekitar danau Kerinci (Jambi) di dekat kota Sungai Penuh. Mata pencaharian suku ini adalah petani. Walaupun suku ini berjumlah hampir sepertiga juta orang, namun belum banyak yang telah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita berdoa supaya mereka yang telah memilih jalan ke sorga melalui Tuhan Yesus, sebagai penebus dosanya, dapat melayani orang lain.
Rumpun | : Minangkabau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 8.100.000 |
Persentase Kristen | : 0,004% |
Kristen yang diketahui | : 400 |
Alkitab | : Ada |
Film Yesus | : Ada |
Radio | : Ada |
Masyarakat Suku Minangkabau, umumnya bermukim di daerah Sumatra Barat terkenal dengan Ranah Minang. Bahasa Induk yang digunakan masyarakat suku tersebut adalah Bahasa Minangkabau, yang memiliki 200 dialek. Mata pencaharian hidup mereka adalah bertani, perikanan, perkebunan, industri semen, kayu dan karet. Garis keturunan suku ini berasal dari pihak wanita. Satu-satunya adat yang ada di Indonesia. Paguyuban yang terdapat di wilayah suku ini adalah Persekutuan Kristen Sumatera Barat (PKSB).
Rumpun | : Minangkabau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 30.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini terletak di bagian paling utara di wilayah propinsi Bengkulu. Daerah administratifnya di sebelah utara berbatasan dengan propinsi Sumatera Barat dan daerah Kerinci di propinsi Jambi. Dewasa ini telah dibuka jalan raya yang menghubungkan kota Bengkulu dengan Muko-Muko, bahkan dengan kondisi yang baik. Hal ini berarti bahwa daerah Muko-Muko telah terbebas dari isolasi. Masyarakat suku ini juga memiliki warisan budaya di antaranya seni tari yang terkenal dengan nama tari Gandai. Suku ini menggunakan bahasa Minangkabau yang terpengaruh oleh bahasa Rejang. Kami belum mendengar mengenai seseorang dari suku ini yang bisa disebut kudus dan tak bercacat di hadapan Tuhan oleh karena dosanya diampuni.
Rumpun | : Minangkabau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 30.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0% |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku Pekal terletak di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara. Mayoritas penduduk petani dan pekebun. Orang Pekal menggunakan bahasa sendiri yaitu bahasa pekal. Hasil yang menonjol dari daerah ini antara lain kopi, kelapa, coklat, batu bara, tembakau dsbnya. Banyak di antara mereka menjadi pegawai, guru dan pengusaha. Sampai sekarang sudah ada pelayanan Kristen di sana. Sasaran pelayanan masih bersifat umum, belum memikirkan kebutuhan orang-orang setempat. Kenyataan yang dihadapi adalah ketrampilan teknis mengenai pentingnya penjangkauan lintas budaya, dan kesadaran akan tugas melaksanakan amanat agung Yesus.
Rumpun | : Riau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 200.000 |
Presentase Kristen | : 0,01% |
Kristen yang diketahui | : 10 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Radio | : Belum |
Diperkirakan 60% dari penduduk pulau Bangka adalah orang Melayu Bangka. Pulau ini terletak di propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Bangka, yang terkenal sebagai penghasil tambang timah putih dan Kotamadya Pangkal Pinang. Kesenian daerah, Sepintu Segudang yang mengisahkan sifat kegotong royongan masyarakat sering dipentaskan. Injil telah tersebar antara Suku Tiong Hoa Hakka yang tinggal di pulau ini, namun baru sedikit orang Melayu yang terjangkau. Penyebaran orang percaya secara mayoritas terjadi melalui perkawinan dengan orang dari suku ini. Sementara mereka yang membaur melalui pernikahan belum berhasil mengabarkan kabar baik kepada suku mereka sendiri.
Rumpun | : Riau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 400.000 |
Persentase Kristen | : 0,007% |
Kristen yang diketahui | : 30 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini tinggal di pulau Belitung, yakni pulau di sebelah timur Bangka yang termasuk pada wilayah Kab. Belitung, Propinsi Sumatera Selatan. Pulau ini juga terkenal sebagai hasil tambang timah terbesar selain pulau Bangka. Di pulau ini terdapat batu "Satan" yang menurut penduduk setempat berasal dari angkasa, yang jatuh ke bumi. Sebagian orang Belitung mendiami pulau Mandanau, Gresik, Seliu, Kalimambang, dsb. Mayoritas dari penduduk pulau Belitung ialah orang Melayu yang juga memakai dialek Melayu. Walaupun gereja di pulau Belitung cukup banyak, sampai sekarang segala usaha untuk membawa Kabar baik kepada orang Melayu di sana kurang berhasil.
Rumpun | : Riau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 2.000.000 |
Persentase Kristen | : 0,001% |
Kristen yang diketahui | : 30 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Suku ini menyebar di seluruh wilayah Riau sampai ke pulau-pulau terkecil yang termasuk dalam wilayah propinsi Riau. Wilayah kediaman mereka yang utama adalah di daerah Riau kepulauan, sebagian besar Kab. Bengkalis, sebagian besar Kab. Indragiri Hulu, sebagian besar Kab. Kampar, dan wilayah Kotamadya Pekan Baru. Daerah ini merupakan kekuatan kerajaan Riau masa lampau. Melayu Riau juga merupakan daerah yang tertutup terhadap Injil. Akhir-akhir ini berita Injil mulai mendapat tempat dalam hati mereka. Sudah ada beberapa penduduk asli yang percaya. Ada yang mundur karena tekanan. Mereka yang mengalami kesembuhan rohani menjadi saksi bagi rekan mereka. Mereka lebih senang memelihara adat istiadat dari pada meninggalkannya. Itulah salah satu tantangan pelayanan.
Rumpun | : Riau |
Wilayah | : Sumatera |
Jumlah Penduduk | : 20.000 |
Kristen yang diketahui | : 0 |
Persentase Kristen | : 0 |
Alkitab | : Belum |
Film Yesus | : Belum |
Radio | : Belum |
Suku ini berdiam di kab. Indragiri Hulu dan tersebar di 3 Kecamatan Pasirpenyu, Siberida dan Rengat. Mereka termasuk masyarakat terasing, hidup berkelompok-kelompok dan berpencar di daerah hutan. Sudah ada usaha dari pemerintah membangun pemukiman menetap untuk mereka. Bahasa Talang Mamak dapat digolongkan ke dalam bahasa Melayu Tua. Mata pencahariannya adalah bercocok tanam padi ladang dengan pola berpindah-pindah. Sebagian besar mereka belum beragama mereka masih menganut kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan gaib yang terdapat di pohon besar, sungai, batu keramat, dll. Juga dijumpai penyembahan- penyembahan roh-roh nenek moyang pada suku ini. Marilah kita menangisi suku ini siang dan malam dalam doa agar kerajaan gelap digantikan dengan kerajaan terang Yesus Kristus. Doa saudara dapat menerobos jarak ratusan bahkan ribuan km, melalui kampung, hutan, sungai. "Karena Injil Kerajaan ini akan diberitakan ke seluruh dunia barulah tiba kesudahannya (\\/TB #Mat 24:14*\\)."