Doa Bagi Vietnam
Doa dibutuhkan agar tersedia lebih banyak lagi pemimpin Kristen yang terlatih di Vietnam. Menurut Christian Aid Mission, jumlah gereja di Vietnam telah bertumbuh dari 0,5% pada tahun 1975 menjadi sekitar 1% dari populasi saat ini [75 Juta, 1995]. Seorang penduduk Vietnam yang menjadi pemimpin misi mengatakan bahwa masa depan gereja di Vietnam tergantung pada bertambahnya jumlah pemimpin baru yang akan memuridkan banyak orang Vietnam yang telah menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Meskipun pemerintah Vietnam tidak mengijinkan berdirinya Sekolah Alkitab, namun pemerintah memberi ijin untuk mengadakan konferensi dan pelatihan misi.
Sumber: Mission Network News, December 28, 2001
Penganiayaan yang dialami penduduk di Vietnam menjadi berita utama di beberapa surat kabar. Banyak kelompok hak asasi manusia mengindikasikan bahwa ada usaha untuk mendesak kelompok minoritas. Presiden dari 'Open Doors' menjelaskan bahwa semua kelompok suku minoritas memiliki 3 alasan mendasar yang dapat digunakan untuk melawan mereka. Sebagian besar dari mereka bersekutu dengan Amerika Serikat, mereka tergolong dalam kelompok suku minoritas, dan mereka menganut kepercayaan Kristen. Ketiga hal tersebut menyebabkan mereka mendapat kekerasan dan penganiayaan. 'International Christian Concern' melaporkan bahwa pemerintah berharap supaya kekristenan tidak bertumbuh tetapi yang terjadi sebaliknya. Penganiayaan ini memberikan dampaknya. Penganiayaan tersebut mengakibatkan sulitnya pendistribusian Alkitab dan juga pelatihan bagi para pendeta.
Sumber: Mission Network News, April 19th 2002
Para pemimpin Kristen di antara suku-suku di pegunungan yang berada di daerah rawan masih saja mengalami penindasan. Tindakan represif pemerintah komunis sangat keras di daerah-daerah di mana kelompok-kelompok etnis minoritas pernah melakukan unjuk rasa terhadap pemerintah. Berdoalah terus agar Roh Kudus menghibur serta menguatkan mereka. (8 April)
Banjir besar di awal November 1999 telah memporak-porandakan Vietnam Pusat, menghancurkan 830.000 rumah dalam jangka waktu seminggu. Lebih dari 500 orang meninggal, 500 rumah sakit hancur. Hampir separo populasi sekarang hidup di bawah garis kemiskinan. Orang-orang tidak hanya takut terhadap banjir, tetapi juga takut terhadap ideologi negara. Ijin hanya berlaku bagi setiap pemikiran yang sesuai dengan ideologi komunis pemerintah. Gereja-gereja Kristen harus mengurus ijin untuk setiap kegiatan dan kegiatannya dimonitor secara langsung; gereja yang tidak terdaftar dianggap illegal dan mrupakan subjek penyiksaan. Pastor Thi, pemimpin suatu pergerakan gereja yang tumbuh secara pesat, menyatakan bahwa semua pedesaan Kristen telah dihancurkan, rumah-rumah dan gereja-gereja dirusak, material yang berguna dihancurkan dan ladang-ladang dibakar. Orang-orang Kristen lalu dipaksa untuk membangun kembali rumah-rumah mereka di dekat kantor polisi sehingga mereka dapat diawasi dengan ketat. Beberapa dari mereka bahkan mengalami siksaan. Di sebuah desa kecil, polisi mencoba memaksa dua orang Kristen untuk mengingkari kepercayaan mereka kepada Yesus, polisi itu memberikan "kejutan listrik" kepada mereka selama dua hari berturut-turut. Orang-orang Kristen tetap bertahan dan polisi-polisi itu menyerah. Salah seorang penyiksa berkata, "Mereka adalah orang-orang Kristen sejati." Di tengah 'banjir penganiayaan' yang mereka alami terjadi juga 'banjir jiwa-jiwa baru yang percaya kepada Yesus'. Pastor Thi berkata bahwa dua tahun terakhir ini merupakan periode pertumbuhan gereja yang tercepat. Semula ada 250 persekutuan gereja dan sekarang sudah mencapai jumlah 800 buah. Kaum muda mendominasi pertumbuhan tersebut. Sekitar 30.000 anak dan pemuda menjadi Kristen di akhir tahun tersebut. Mereka membawa dampak yang bagus bagi keluarga masing-masing. Meskipun belum menjadi Kristen, namun orang tua mereka mengijinkan rumahnya dipakai sebagai tempat sekolah minggu dan sebagai tempat pertemuan. Dan keluarga-keluarga mereka akhirnya juga menjadi Kristen.
Sumber: HMK, Fax (+41) 33 3366861, Postfach 50, 3608 Thun,
Switzerland (FRIDAYFax Vol 99, No. 50, December 24th, 1999)
Pada awal bulan November 1999, banjir yang terbesar pada abad lalu telah merusak Vietnam tengah, memusnahkan 830.000 rumah dalam waktu beberapa minggu. Lebih dari 500 orang mati, 500 rumah sakit rusak. Setengah dari populasi yang ada sekarang hidup di bawah garis kemiskinan. Namun, orang-orang tersebut yang tidak hanya terancam oleh banjir, melainkan juga oleh ideologi. Hanya pikiran yang sesuai dengan ideologi komunis pemerintah diperbolehkan. Gereja-gereja Kristen harus meminta ijin dari pemerintah untuk kegiatan- kegiatan mereka dan dengan demikian dapat secara langsung dimonitor; gereja-gereja yang tidak terdaftar dinyatakan ilegal dan dianiaya. Pastor Thi, pemimpin dari sebuah gerakan gereja yang bertumbuh dengan pesat, melaporkan bahwa seluruh desa-desa Kristen telah dihancurkan, rumah dan gereja dirubuhkan, barang-barang yang berguna disita dan ladang-ladang dibakar. Orang-orang Kristen kemudian dipaksa untuk mendirikan rumah mereka dekat dengan kantor polisi sehingga dapat diamati dengan lebih baik. Beberapa dari mereka juga disiksa dengan kejam. Pada sebuah desa kecil, polisi berusaha memaksa dua orang Kristen untuk menyangkal iman mereka kepada Yesus dengan menyetrum mereka dengan aliran listrik selama dua hari. Orang-orang Kristen terus bertahan, dan akhirnya polisi menyerah. Salah seorang penyiksa kemudian mengatakan "Orang-orang ini adalah Kristen sejati." Semakin banyak orang Kristen disiksa atau ditimpuki batu karena iman mereka, semakin banyak orang percaya kepada Yesus. Di tengah-tengah banjir penganiayaan terdapat banjir orang percaya baru. Pastor Thi mengatakan bahwa dua tahun terakhir ini merupakan periode pertumbuhan gereja yang tercepat. Gerakan yang dipimpinnya berjumlah 250 gereja (perumahan) pada dua tahun yang lalu, dan kini telah menjadi 800. Kaum muda merupakan bagian yang terbesar dari pertumbuhan ini. Sekitar 30.000 anak-anak dan kaum muda menjadi Kristen tahun lalu. Hal ini berdampak besar sekali pada keluarga-keluarga mereka. Meskipun bukan orang Kristen, orang tua mereka membuka rumahnya bagi Sekolah Minggu dan pertemuan lainnya, sehingga banyak yang pada akhirnya juga menjadi Kristen.
Sumber:(HMK, Switzerland), FridayFax - 24 Desember 1999
Sekitar 20.000 Alkitab Perjanjian Baru akan dicetak di Vietnam dan didistribusikan di gereja-gereja yang ada di negara ini. Demikian laporan dari perwakilan World Bible Translation Centre (WBTC). "Hal ini tentu saja menjadi batu pijakan yang penting bagi gereja di Vietnam karena Vietnam adalah negara komunis yang mempunyai kebijakan-kebijakan ketat dalam melakukan pencetakan Alkitab dan pendistribusiannya." "Mendapatkan persetujuan untuk mencetak Alkitab ini merupakan langkah maju bagi orang-orang Kristen di Vietnam." Perwakilan dari WBTC juga mengatakan bahwa diperlukan waktu "dua atau tiga bulan" lagi untuk menyelesaikan proses percetakan ini. "Alkitab Perjanjian Baru ini menggunakan bahasa Vietnam modern dan kontemporer. Karena itu, Alkitab ini sangat sesuai bagi para petobat baru dan bagi mereka yang baru mendengar Injil pertama kalinya." Perwakilan ini juga menambahkan bahwa Alkitab ini sangat dibutuhkan di Vietnam.
Sumber: What In The World, September 30, 2003
Sebuah organisasi penerjemahan, World Bible Translation Center, mengatakan bahwa mereka akan dapat menerbitkan dan mendistribusikan Alkitab di Vietnam. Hal ini merupakan batu pijakan yang penting bagi World Bible Translation Center dan gereja di Vietnam, karena Vietnam adalah negara komunis. Ada banyak aturan ketat dalam hal pencetakan dan pendistribusian Alkitab. Jika pada saat ini World Bible Translation Center mendapatkan persetujuan untuk melakukan penerbitan dan pendistribusian Alkitab maka hal tersebut merupakan satu langkah maju bagi umat Kristen. Diperkirakan World Bible Translation Center akan mencetak 20.000 Alkitab Perjanjian Baru yang akan diluncurkan dalam waktu 2 sampai 3 bulan lagi. Perwakilan dari World Bible Translation Center mengatakan bahwa Alkitab Vietnam Perjanjian Baru yang akan disebarkan ini ditulis dalam bahasa sehari- hari yang biasa digunakan oleh penduduk Vietnam. Alkitab Perjanjian Baru ini diharapkan akan berguna, khususnya bagi para petobat baru dan juga bagi mereka yang baru pertama kali mendengarkan berita Injil.
Sumber: Mission Network News, September 10th, 2003
Beberapa organisasi sedang memikirkan situasi di Vietnam. Sementara Undang-undang Vietnam menjanjikan kebebasan beragama, namun dalam prakteknya pemerintah masih menerapkan kebijakannya untuk menindas kegiatan keagamaan di antara populasi yang berjumlah hampir 80 juta orang. Penganiayaan semakin banyak dihadapi oleh kelompok-kelompok suku minoritas atau Montagnards yang tinggal di daerah dataran tinggi. Di daerah tersebut, gereja telah berkembang secara dramatis di tahun-tahun terakhir ini. Ratusan gereja Montagnard telah ditutup, dan lebih dari 50 pendeta dan pemimpin gereja ditangkap dalam beberapa bulan terakhir ini. Seorang pemimpin pendeta Vietnam berkata,
"Kami mempunyai teologi sederhana. Jika Anda bermasalah, berdoalah. Jika permasalahan itu bertambah banyak, berdoalah lebih banyak lagi!"
Sumber: CMDNet Weekly Update, April 27, 2003
"Di negara kami, kami tidak lebih berharga daripada binatang. Laki- laki dibunuh dan para wanita diperkosa," kata seorang pendeta tua di Montagnard. Sepertinya, komunitas internasional tidak peduli terhadap situasi ini. Orang-orang Montagnard adalah penduduk yang tinggal di pegunungan di Vietnam Tengah, termasuk suku Jarai, Rhade, Koho, Mnong, dan Stieng. Menurut organisasi misi Open Doors, orang-orang Montagnard telah mengalami pembunuhan seperti ini selama bertahun-tahun. Selama demonstrasi damai sekitar Paskah 2004, orang-orang Montagnard dibantai habis-habisan oleh polisi dengan menggunakan rantai, paku-paku besar, pisau, lempengan besi, senjata otomatis, dan api. Ada laporan yang menyebutkan bahwa korban yang dibunuh mencapai 400 orang, sedangkan pemerintah Vietnam masih tetap mencoba merahasiakannya. Mengapa? Separuh dari penduduk Montagnard adalah orang-orang Kristen. Para misionaris membawa agama Kristen ke wilayah Vietnam di pegunungan pada tahun 1920-an. Selanjutnya, Komunis menguasai wilayah Utara pada tahun 1975, jumlah penduduk Montagnard yang beragama Kristen justru meningkat dengan cepat, khususnya 20 tahun terakhir ini. Hal ini menjadi seperti duri dalam daging bagi pemerintah, yang telah menganiaya dan menekan orang- orang Kristen selama bertahun-tahun. Kristus berfirman, "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya ...." Penderitaan orang-orang Montagnard sungguh tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Sumber:FridayFax, November 12, 2004
Pokok Doa:
Open Doors Ministries memberi semangat dan menghimbau umat Kristen di seluruh dunia untuk mengingat dan memberi dukungan rohani bagi saudara-saudara seiman yang teraniaya di Vietnam. Umat Kristen di Vietnam mengalami penderitaan yang berkepanjangan dan mengalami penganiayaan di penjara oleh karena kepercayaan mereka terhadap Kristus. Banyak di antara mereka yang dipukuli sampai tidak sadarkan diri dan bahkan ada yang mati. Open Doors Ministries mengajak umat Kristen di seluruh penjuru dunia untuk bergabung bersama mereka dalam gerakan menulis surat yang isinya memberi semangat kepada umat Kristen yang sedang di penjara. Anda juga dapat terlibat dan membantu untuk menguatkan dan membesarkan hati saudara-saudara kita seiman di Vietnam. Silakan berkunjung ke Situs Open Doors Ministries untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
== > http://www.odusa.org/
[Sumber:Mission Network News, February 10th 2005]
Pokok Doa:
H O C H I M I N H
Seorang pemuda Kristen dari suku minoritas Hroi yang menolak untuk menyangkal imannya tewas dibunuh akibat penganiayaan saat ia melewati masa-masa interogasi di kantor polisi. Kantor berita Compass mengonfirmasikan bahwa Presiden Nguyen Minh Triet bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, George Bush, di Washington DC pada hari Jumat, 22 Juni, di tengah protes keras tentang peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di Vietnam. Pemuda Vin Y Het meninggalkan seorang istri yang tengah mengandung dan dua orang putra yang masih kecil-kecil. Ia berasal dari sebuah kota kecil di Provinsi Phu Yen, sebelah selatan Vietnam, dan menjadi Kristen sejak bulan September tahun lalu. Ketika pemerintah mengetahui hal tersebut, ia diperintahkan untuk datang ke kantor polisi dan dipaksa untuk menandatangani sebuah dokumen yang berisikan persetujuannya untuk menyangkal iman Kristennya. Ketika ia menolak, petugas memukulinya bertubi-tubi. Sebelum pertemuan bersejarah dengan Presiden Bush, Presiden Triet juga sempat bertemu dengan pemimpin Kristen di Kedutaan Vietnam di Washington pada hari Kamis. Ia harus menghadapi kritik dan protes tajam dari para pemimpin Kristen dan pemimpin Kongres Amerika Serikat.
Diambil dan diedit seperlunya dari:
Sumber asli | : | Compass Direct |
Judul buletin | : | Open Doors, Edisi September-Oktober 2007, Volume 14 No. 5 |
Judul artikel | : | Umat Kristen dari Suku Hroi Tewas Akibat Penganiayaan |
Penulis | : | tidak dicantumkan | Halaman | : | 8 |
Pokok Doa
Sementara itu, gereja membludak di Vietnam; Far East Broadcasting Company (FEBC) pun turun tangan. FEBC menceritakan kisah seorang pimpinan pabrik produksi yang menyadari bahwa para karyawannya merasa kesepian. Ia mengundang seorang pendeta untuk mengenalkan Kristus kepada mereka dan banyak karyawan menerima Kristus. Mereka semua membutuhkan pemuridan. FEBC memberikan radio sehingga mereka dapat mendengarkan siaran Kristen. Tahun lalu, hampir 3.500 orang datang kepada Kristus melalui pelayanan ini dan kini beribadah di gereja secara rutin.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Agustus 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10293 |
Pokok Doa
Selama bertahun-tahun, Vietnam terkenal sebagai penganiaya orang-orang Kristen. Tapi tahun lalu, Vietnam dikeluarkan dari daftar yang dibuat oleh Amerika Serikat berkenaan dengan negara-negara yang mendapat perhatian khusus sebagai negara dengan pelanggaran terhadap kebebasan beragama. Presiden World Serve Ministries, David Hunt, mengatakan hal ini bisa pula berubah. Ia mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. "Teman-teman kami di Vietnam memiliki izin tertulis dari departemen agama setempat untuk mencetak seratus ribu Alkitab yang akan dibagikan kepada gereja-gereja yang tidak terdaftar di Vietnam. Hal ini benar-benar merupakan perkembangan yang paling luar biasa selama empat puluh tahun terakhir." Kebutuhan akan Alkitab sangat besar karena pertumbuhan gereja yang luar biasa. Dana sangat diperlukan. "Kami membutuhkan rekan kerja dan rekan- rekan untuk sekali lagi mendukung kami. Dan secara khusus, kami masih membutuhkan beberapa ratus ribu dolar untuk menyelesaikan tugas ini. Kami bekerja sama dengan American Bible Society dan mereka terus melangkah maju dengan dana yang mencukupi.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Juni 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/9998 |
Pokok Doa
Doakan agar penyediaan Alkitab di Vietnam dapat dituntaskan. Kiranya usaha ini bisa berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang mendukung pelayanan Tuhan di sana.
Doakan American Bible Society yang terus mengusahakan kemajuan perkembangan pelayanan penyediaan Alkitab di Vietnam. Biarlah orang-orang yang telah digerakkan Tuhan dapat terus mendukung pekerjaan ini.
Banyak orang Kristen Vietnam menggunakan Alkitab yang diterjemahkan terakhir kalinya pada tahun 1926 oleh seorang misionaris Amerika. Pusat Penerjemahan Alkitab Dunia (World Bible Translation Center/ WBTC) sedang menyelesaikan penerjemahan Perjanjian Lama yang mudah dibaca (Easy-To-Read Old Testament). Artinya, Alkitab lengkap berbahasa Vietnam baru bisa diedarkan setahun kemudian. Tam, penyunting Alkitab ini, mengatakan, "Ada banyak perubahan bahasa sehingga beberapa pasal menjadi sulit untuk dipahami. Jadi, saya rasa terjemahan baru dengan format yang lebih mudah dipahami akan menjangkau lebih banyak orang untuk Kristus." Pimpinan WBTC, Gary, mengatakan bahwa sekarang adalah saatnya untuk bergerak karena pemerintah Vietnam tidak terlalu ketat dalam urusan pembatasan. Hal itu berarti dukungan yang lebih mendesak dan segera, sangat dibutuhkan. "WBTC berkomitmen untuk mengerjakan 20.000 Perjanjian Baru, 20.000 Alkitab lengkap, dan kemudian 20.000 Perjanjian Baru dalam bahasa Inggris-Vietnam. Jumlah ini hanyalah sedikit dari sekian banyak Alkitab yang dibutuhkan karena masih sangat banyak jumlah orang yang ingin dijangkau."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Mei 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/9871 |
Pokok Doa
Doakan agar penyelesaian proyek penerjemahan Alkitab dalam bahasa Vietnam dapat berjalan dengan cepat supaya banyak jiwa dapat mendengar Injil dalam bahasanya sehingga dapat memahami Alkitab dengan lebih mudah.
Doakan juga agar kelonggaran yang diberikan pemerintah Vietnam dengan mengizinkan penerbitan Alkitab ini dapat dimanfaatkan dengan baik.
Polisi menginvansi ibadah Minggu jemaat Agape Baptist di provinsi Hung Yen, Vietnam, pada 7 Juni dan memukuli jemaat, termasuk wanita, serta menangkap seorang pendeta dan seorang tua-tua.
Sumber-sumber Kristen mengatakan polisi menempatkan dua pemimpin gereja itu di sel terpisah dan masing-masing dipukuli oleh 5 orang polisi dengan cara yang tidak meninggalkan bekas, yaitu pukulan keras di perut.
Polisi mencoba memaksa pendeta untuk menandatangani sebuah dokumen yang mengatakan bahwa ia telah menolak investigasi mereka, meski ia belum ditanya dan mengatakan bahwa ia adalah tahanan administratif. Sumber Kristen mengatakan bahwa ia juga diperintahkan untuk menandatangani sebuah dokumen yang menyatakan bahwa ia menerima perampasan Alkitabnya.
Para pemimpin kelompok Agape Baptist House Church, dengan 34 jemaat di seluruh Vietnam, mengatakan bahwa menurut pengalaman panjang mereka, "Penganiayaan sering kali merupakan tanda bahwa Allah sedang berkarya". Mereka menambahkan bahwa mereka tidak berkecil hati karena melihat pertumbuhan kedewasaan orang-orang Kristen yang menderita dan mengatasi ketidakadilan tersebut. Namun, mereka juga mengatakan bahwa mereka merasa sangat tersakiti melihat keluarga Kristen mereka diinjak-injak, dianiaya, dan dilecehkan.
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Juli 2009, Volume 27, No. 7 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Vietnam: Police Attack House Church, Jail Leaders |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok Doa:
Doakan umat percaya di Vietnam yang sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pihak-pihak tertentu, agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka dalam menghadapi perlakuan yang tidak adil dan menyakitkan.
Doakan juga bagi mereka yang masih berada di dalam penjara karena iman mereka, agar Tuhan memberi kekuatan dan menjagai mereka, termasuk keluarga mereka, selama mereka berada di penjara.
Menurut laporan Compass Direct tanggal 11 Mei dan 25 April lalu, seorang pria Kristen bernama Koua Lo dipukuli di wilayah Meo Vac, provinsi Ha Giang, barat laut Vietnam, oleh seorang Vietnam yang marah karena pertobatan Koua menjadi Kristen. Koua mengalami luka serius di kepala dan keadaannya masih belum berubah hingga laporan yang terakhir dibuat. Si penyerang, Lao Lia Po, masih bebas dan tidak dituntut. Lao sebelumnya menyerang ibu kandungnya sendiri pada 3 Februari karena iman Kristennya, membunuhnya dengan cara membenturkan kepalanya. Poisi hanya menahannya semalam sebelum membebaskannya tanpa tuntutan. Keesokan harinya, ia mengancam akan membunuh orang Kristen setempat yang lain.
Menurut laporan, banyak keluarga Kristen di wilayah itu berulang kali diganggu dan dilecehkan karena iman mereka. Pemerintah sering terlibat dalam penyerangan itu, atau paling tidak mereka telah menutup mata terhadap penganiayaan yang dialami orang percaya.
Berdoa agar Tuhan memberikan kesembuhan dan kekuatan kepada Koua. Doakan agar Lao bertobat dan menemukan keselamatan di dalam Kristus. Doakan agar umat Kristen di Vietnam dapat terus berpengharapan di dalam Tuhan yang merupakan satu-satunya penolong mereka. (t/Novi)
Diterjemahkan dari: The Voice of The Martyrs
Kisah selengkapnya: http://www.persecution.net/arch7.htm
Pokok doa:
Doakan agar pemerintah Vietnam memberikan jaminan dan perlindungan kepada orang percaya di Vietnam agar umat percaya di sana dapat hidup dengan tenang tanpa ada rasa takut akan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan.
Berdoa untuk keluarga Koua, agar Tuhan memberi kekuatan dan ketabahan selama merawat Koua. Doakan juga untuk biaya yang diperlukan untuk pengobatan, agar Tuhan mencukupkan.