Pada umumnya keterangan yang diberikan dalam pelajaran keempat, telah cukup untuk menjelaskan jalan keselamatan. Dengan penjelasan ini orang-orang yang bukan Kristenpun tidak akan keliru tentang maksud Injil tersebut. Tetapi untuk mereka yang tergolong "Kristen semu," apalagi kalau mereka telah didatangi oleh bidat-bidat, seringkali dibutuhkan penjelasan yang lebih terperinci. Pengertian mereka sangat kabur karena iblis itu licik sekali (
Maksud dari pada pelajaran kelima ini adalah untuk meletakkan dasar yang lebih luas. Bahan ini disusun berdasarkan pengalaman dalam melayani orang-orang yang menganggap dirinya telah mengetahui isi kekristenan itu, padahal belum. Kami harap agar bahan ini dapat membantu saudara untuk melayani bermacam-macam orang dengan aneka ragam keragu-raguan.
Dalam pelayanan, berikanlah bahan-bahan yang seperlunya saja. Tugas saudara bukan untuk mengajarkan segala kebenaran, melainkan untuk membimbing kepada keinsyafan pribadi. Kalau orang yang dilayani itu telah sadar berdasarkan keempat fakta rohani, jangan ditambahi dari pasal ini. Usahakanlah selalu supaya Injil itu diberikan sesederhana mungkin.
A. PERTOBATAN DAN PENYERAHAN
1. Arti pertobatan
"Bertobat" mempunyai arti tertentu dalam pelayanan rohani, dan arti itu lebih daripada "menyesal." Seorang narapidana akan menyesal karena tertangkap basah. Hal itu bukanlah berarti pertobatan, jikalau ia tetap bermaksud untuk melakukan kejahatan yang sama setelah dibebaskan kembali. Seorang anak kecil akan merasa menyesal, kalau ia telah mendukakan ibunya. Tetapi pada keesokan harinya ia akan melakukan hal yang sama juga. Yang pertama, "bertobat" berarti bahwa seseorang telah demikian jemu dan menyesal atas kelakuannya sehingga ia memutuskan untuk mengubahnya.
Yang kedua, "bertobat" berarti bahwa setelah seseorang menyesal, ia akan berpaling kepada jalan yang benar (
Yang ketiga, "bertobat" tidak mempunyai arti sesungguhnya bila terlepas dari sesuatu hubungan dengan Tuhan Allah. Misalnya, kadang-kadang seorang akan merasa berdosa karena telah melanggar adat istiadat sukunya. Pelanggaran itu, belum mempunyai orientasi rohani, karena hanya melihat kepada norma-norma manusia. Dosa adalah yang berhubungan dengan keadaan seseorang dan sikap Allah terhadap dia. Seseorang harus insyaf bahwa Tuhanlah yang dia hina, sehingga keadaannya sangat berbahaya.
2. Menyangkut seluruh pribadi
Pertobatan yang menyelamatkan itu mencakup keseluruhan dari pribadi seseorang:
Petobat itu akan memihak kepada Allah dan menentang dirinya sendiri karena ia telah yakin bahwa Tuhan sajalah yang benar dan adil.
3. Pertobatan orang-orang percaya
Banyak tokoh gereja yang telah mementingkan pertobatan orang-orang percaya, misalnya Matinus Luther dan John Wesley. Memang benar bahwa anak-anak Allah lebih bersedia bertobat dari pada mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Banyak nats Alkitab yang menyangkut hal pertobatan itu, seperti
Sudahkah saudara memikirkan kebutuhan seorang yang telah selamat supaya bertobat? Perhatikanlah kebenaran-kebenaran yang berikut:
Biasanya pada ketika menerima Yesus seseorang hanya sadar bahwa Yesus telah menyediakan tempat di sorga baginya. Padahal Yesus berkehendak untuk menjadi Juruselamat dan Tuhan bagi orang itu dalam kekekalan dan kekinian, karena Yesus jugalah yang telah menciptakan alam yang fana. Roh Yesus akan terus menerus berusaha untuk mengisyafkan dan menggelisahkan seseorang sampai ia bertobat dari kesia-siaan hidupnya serta menyerahkan diri secara bulat kepada Tuhan Yesus (
B. DOSA DAN HUKUMANNYA
Orang-orang yang percaya perlu mengetahui arti sebenarnya dari "dosa" dan arti sebenarnya dari "maut" itu.
Alkitab senantiasa membedakan dosa-dosa yang dilakukan dan difikirkan oleh seseorang, dari kedukaannya sebagai orang berdosa. Kelakuan-kelakuan itu hanya menandai keburukan batin dan keadaan batin itulah yang dipersoalkan.
1. Dosa-dosa dan kelakuan
Ada beberapa kata yang tidak sama artinya di dalam bahasa asli, yang semuanya diterjemahkan "dosa" atau "kesalahan" dalam Alkitab bahasa Indonesia. Di antaranya terdapat kata-kata yang berarti "melanggar," "tidak ber - Tuhan" dan "najis" tetapi kata yang banyak dipakai, "harmatia" berarti "kurang dari ukuran Allah" atau "tidak tepat pada ketetapan Allah." Kata inilah yang dipakai dalam
Pada lazimnya yang diakui oleh manusia sebagai ukuran yang dari Allah adalah yang disebut "Sepuluh Hukum" atau "Dasa Titah" (
Pada taraf yang tertinggi ukuran Allah itu dinyatakan dalam diri Yesus, Yesuslah yang telah menjadi contoh hidup bagi manusia yang dikehendaki oleh Allah Yesuslah satu-satunya yang pernah melakukan syarat-syarat Torat itu dengan sempurna. Sanggupkah saudara untuk mencapai ukuran yang sesempurna Dia? Dengan melakukan suatu tindakan pemberontakan, satu kenajisan atau satu saja pemikiran yang tidak beres, atau satu kelalaian yang tidak disadari sudah berarti saudara gagal dan "kurang dari ukuran Allah" itu.
2. Hal "orang-orang berdosa."
Alkitab menjelaskan bahwa dosa-dosa kelakuan merupakan gejala-gejala saja, yang menyatakan pokok keadaan yang sebenarnya yaitu bahwa manusia sudah masuk golongan "orang-orang berdosa." Keadaan itu diwarisi sebagai akibat dosa dari Adam dan Hawa. Menurut Firman Tuhan, bukan kelakuan seseorang yang terpenting melainkan sumber kelakuannya yang ada dalam hati yang jahat. Dan itulah yang menimbulkan buah-buah yang pahit (
Meskipun seseorang merasa bahwa ia belum pernah berbuat dosa, tetapi secara rohani ia tetap tergolong orang berdosa. Tuhan hanya melihat kepadanya sebagai mayat rohani karena dalam jiwanya belum terjadi proses pembaharuan melalui iman (
Kadang-kadang gambar "Jurang pemisah" dipakai untuk menjelaskan keadaan manusia yang berdosa. Gambar ini tepat sekali karena jarak yang memisahkan manusia dari Allah yang suci (
3. Arti dari pada "maut."
Maut adalah akibat daripada dosa (
Suatu riwayat dalam Alkitab yang paling jelas mengenai keadaan yang ganjil ini ditemukan dalam Kitab
Kalau seseorang tidak mengambil tindakan untuk menghubungkan dirinya kembali dengan Allah melalui Yesus, ia akan tinggal untuk selama-lamanya dalam kematian rohani yang diwarisnya itu. Dengan setiap dosa kelakuan yang ia perbuat, ia menyatakan bahwa ia menyetujui "kemayatan" itu.
C. HAL-HAL AGAMAWI YANG KELIRU
Menyesal sekali, tetapi dapat dimengerti juga adanya banyak unsur-unsur keagamaan yang hanya merupakan buah maut itu, perbuatan yang sia-sia belaka karena bukan Allah yang menetapkannya. Seringkali hal-hal agamawi itu nampak juga pada orang-orang yang menyebabkan dirinya Kristen. "Kristen semu" ini belum memiliki dasar pengertian dari Firman Allah, mereka menyisipkan pemikiran-pemikiran duniawi ke dalam kepercayaannya. Di samping memperpadukan unsur-unsur kekafiran dengan kepercayaan yang sebenarnya, seringkali acara-acara dan ajaran-ajaran Kristen yang benar itu diberi pengertian yang salah karena alam fikirannya yang duniawi.
Selidikilah Firman Tuhan tentang contoh-contoh berikut:
1. Upacara-upacara keagamaan
a. Kebaktian-kebaktian.
Sering orang-orang Kristen semu itu menganggap bahwa kewajiban yang satu-satunya telah mengikuti kebaktian-kebaktian. Sebaliknya iman yang benar itu seharusnya dinyatakan setiap hari melalui kelakuan-kelakuan yang sesuai dengan pengakuan (
b. Perjamuan Kudus.
Kadang-kadang seorang menganggap bahwa ia diselamatkan "karena" mengikuti Perjamuan Kudus. Ada kalanya roti dan anggur itu dianggap menjadi barang suci yang mempunyai daya kekuatan dalam dirinya. Sebenarnya upacara itu hanyalah peringatan, bukan saluran berkat (
c. Pembaptisan.
Pembaptisan adalah pengakuan umum dan lambang dari apa yang telah terjadi dalam diri seorang melalui kepercayaannya. Bukti dari iman bukanlah surat pembaptisan, melainkan hidup yang baru dan suci (
2. Syarat-syarat Torat.
Hukum Allah diberikan sebagai "pelatih" atau skala pemeriksa diri bagi manusia. Maksudnya bukanlah supaya seseorang mencari keselamatan melalui ketaatannya. Tetapi diberikan untuk menyatakan keadaan yang sebenarnya, yaitu bahwa setiap manusia telah melanggar dan gagal. Jadi janganlah berharap pada jalan yang kosong melainkan kepada Yesus yang telah menggenapkan Torat itu (
3. Kesusilaan dan amal.
Kesusilaan dan amal menyatakan kehendak yang baik tetapi belum menyatakan bahwa orang itu diperkenankan oleh Allah. Kornelius adalah contoh yang baik bahwa meskipun Allah ingin menyelamatkan seseorang yang berkelakuan baik tetapi Ia telah membatasi diriNya untuk hanya memperkenalkan mereka yang percaya kepada berita Injil (
D. LAMBANG-LAMBANG DARI KARYA KRISTUS
Yang paling penting dalam penginjilan ialah pengertian tentang Penyaliban Yesus. Walaupun hal-hal yang lain tetap kabur, tetapi harus jelas sekali baginya bahwa Yesus sudah mengerjakan sesuatu yang mutlak pada waktu Ia menyerahkan nyawaNya di kayu salib. Pekerjaan Yesus itu sedemikian ajaib sehingga sukar bagi manusia untuk mengertinya. Untuk menambah pengertian kita, Allah telah menyediakan beberapa gambaran. Dua di antaranya akan kita selidiki yaitu "korban perdamaian" dan "darah dan tubuh."
1. "Korban perdamaian."
Dalam
2. "Darah dan tubuh."
Setiap kali kita merayakan perjamuan kudus, berarti kita memperingati kematian Yesus (
Roti adalah lambang dari tubuh Yesus. Tubuh yang telah menerima hukuman kita. Segala siksaan yang patut diterima oleh kita sebagai orang berdosa, telah ditanggung oleh Yesus (
Anggur adalah lambang dari darah Yesus yang ditumpahkan. Darah itulah yang menjadi alat penyucian segala kejahatan dan kenajisan kita (
E. PENERIMAAN YESUS
Apakah yang terjadi pada saat penerimaan itu?
Jelas sekali dalam Firman Tuhan bahwa Allah mempunyai suatu rencana tertentu bagi manusia, yaitu mendiami hati manusia dengan rohNya. Istilah "menerima Dia" dalam
Menerima berarti bahwa Roh Yesus yang menunggu di luar diterima ke dalam. Yesus telah ber Firman: "Ia tinggal beserta dengan kamu, dan Ia akan ada di dalam kamu" (
Roh Yesus selalu menunggu untuk memasuki rumah-rumah tubuh manusia yang telah ditebusNya itu. Ia sudah membayar harganya pada salib. DarahNya berkuasa untuk menyucikan tempat kediamanNya. Yesus hanya menunggu pada pintu hati yang dimilikiNya itu sambil mengetuk (