Doa Bagi Myanmar
Tiga pendeta di Myanmar telah disiksa di luar gereja saat kekuatan militer melancarkan teror mereka yang brutal. Demikian laporan dari Christians Concerned for Burma (CCB). Ketiga orang itu disiksa selama 5 hari sebelum gereja-gereja mereka dibakar, dan mereka dijadikan tawanan di awal bulan Juni selama diadakannya operasi yang mengakibatkan 5000 orang kehilangan tempat tinggal dan 6 buah desa dibakar. Kondisi ketiga orang itu tidak diketahui. Para anggota tim pemberi bantuan yang baru-baru ini mengunjungi Myanmar di wilayah Karen mengatakan bahwa komandan tentara yang memimpin beberapa aksi brutal di Myanmar mengatakan kepada para penduduk desa: "Aku tidak menghargai semua agama. Agamaku adalah pelatuk senjataku." Tentara pemerintah melakukan razia di rumah-rumah dan juga dari gereja ke gereja, menembakkan mortir dan senapan mesin kepada penduduk desa yang dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka. CCB menambahkan bahwa serangan tentara semakin meningkat tahun ini terutama untuk mengusir suku Karen, yang sebagian besar adalah orang-orang Kristen, dari tempat kelahiran mereka. Selain menghancurkan rumah, para tentara juga mengambil ternak, persediaan makanan dan baju. Hal ini menyebabkan penduduk desa itu hidup dalam kemelaratan.
Sumber: What In The World, June 30, 2002
Seorang misionaris dari Myanmar (Burma) sangat terkejut saat menemukan sekelompok kecil orang Kristen di suatu daerah yang melarang adanya agama Kristen di negara tersebut. Mereka mengenal Kristus melalui pelayanan penginjilan dari sebuah radio lokal di Myanmar. Daerah tempat tinggal mereka sangat tertutup bagi penginjilan. Menurut pemimpin kelompok misi di Myanmar, "Daerah ini tidak mungkin dapat tersentuh oleh penginjilan yang dilakukan oleh misionaris lokal atau bahkan oleh penginjilan keliling yang dilakukan secara terbuka. Itulah sebabnya saya percaya mengapa Tuhan menggunakan radio." Kelompok misi di Myanmar ini menyajikan program siaran radio harian tentang penginjilan yang menjangkau ribuan orang di Myanmar. Ketika melihat kedatangan misionaris ini, sekelompok kecil orang percaya baru ini sangat senang karena akhirnya bisa bertemu dengan seseorang yang dapat memuridkan dan mengajar mereka. Kelompok kecil ini telah bertemu secara sembunyi-sembunyi dan tanpa bimbingan dari orang Kristen yang sudah dewasa. Mereka meminta dengan sangat kepada misionaris tersebut agar bersedia mengunjungi mereka kembali sesering mungkin. Para pekerja tambahan direncanakan akan datang menolong para petobat baru ini dengan mengadakan persekutuan dan pengajaran, pelayanan pengobatan bagi penderita lepra dan orang- orang miskin, menyediakan makanan dan penginjilan bagi anak-anak. Misionaris bersama dengan kelompok misi yang ada di Myanmar akan mendistribusikan lebih banyak radio ke tempat-tempat strategis dimana seorang kontak akan bertanggung jawab saat siaran penginjilan ditayangkan. Kelompok misi ini akan mulai memindahkan para petobat baru ke tempat lain yang "lebih aman" untuk mengikuti latihan kepemimpinan dan kemudian mengirim mereka kembali ke lingkungannya semula.
Sumber: Missions Insider, July 3, 2003
Audio Scripture Ministries (ASM) diminta untuk membantu penyebaran Injil audio kepada suku-suku terpencil di Myanmar. Juru bicara ASM, Tom Dudenhoffer, mengatakan bahwa sekelompok warga Myanmar ingin menolong pembuatan satu unit tape recorder yang diputar secara manual (dengan tangan) untuk memutar kaset di tempat-tempat terpencil. Dudenhoffer mengatakan bahwa hal ini cukup genting karena daerah-daerah yang akan dilayani tidak memiliki akses untuk mendapat batu baterai, bahkan mereka tidak bisa membeli baterai termurah sekalipun dan juga kaset yang murah seperti yang biasa dijual di beberapa tempat di Asia. Ada partner di India yang bisa membuat beberapa unit tape recorder. Meskipun demikian, orang-orang Kristen di India dan Myanmar masih harus menghadapi penganiayaan ketika mencoba untuk membuat unit tape recorder dan mendistribusikannya. Myanmar sendiri juga sulit menerima pengaruh yang datang dari luar. Ancaman-ancaman yang ada di sana sangat nyata, namun orang-orang Kristen di Myanmar telah berkomitmen dengan kuat dan sadar terhadap risiko yang akan mereka hadapi dengan komitmen tersebut.>
Sumber: Mission Network News, September 7th 2004
Myanmar -- Berita terkini dari Myanmar. Pemerintah militer negara itu terus melakukan tekanan kepada golongan agama dan suku-suku minoritas. Banyak orang Kristen meninggalkan rumah mereka karena takut akan penganiayaan itu. Todd Nettleton dari Voice of the Martyrs mengatakan bahwa situasi itu nampak sangat menakutkan bagi gereja-gereja yang ada. "Kami datang kepada orang Kristen setempat untuk mendengarkan cerita-cerita mereka dan berbicara dengan mereka -- pada dasarnya untuk bertanya pada mereka, `bagaimana kami bisa membantu kalian, apa yang kalian butuhkan?` Diadakan juga seminar pelatihan untuk memperlengkapi para pendeta, pemimpin Kristen dan membuat mereka siap untuk menghadapi penganiayaan yang terjadi di sana." Secara spesifik, dukungan dari gereja Tuhan di seluruh dunia terus mengalir untuk mendorong mereka yang terlibat dalam pelayanan. "Saya rasa kita dapat berdoa, terutama untuk para pemimpin gereja yang harus menghadapi tantangan ini, menghadapi aniaya, juga untuk hikmat. Kita juga perlu mendoakan negara itu agar ada kebebasan beragama, juga supaya orang Kristen di sana dapat semakin kuat imannya, tak peduli bagaimanapun kebebasan yang mereka punya."
[Sumber: Mission Network News, Juni 2006]
Pokok Doa:
Biksu-biksu Budha dan demonstran lain membanjiri jalanan di kota terbesar Myanmar beberapa waktu lalu atas ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah. Keadaan semakin tegang saat banyak orang menunggu tanggapan dari pemerintah. Dahulu pemerintah menanggapi peristiwa semacam itu dengan cepat dan brutal. Todd dari Voice of the Martyrs mengatakan, "Protes itu merupakan reaksi yang muncul akibat kesulitan hidup di sana dan merupakan suatu bentuk desakan pada pemerintah untuk memberikan lebih banyak hak kepada rakyat Myanmar." Hak-hak orang Kristen sering kali dilanggar. Myanmar ada di peringkat ke-18 pada Open Door World Watch list, daftar tengah tahunan yang berisi informasi negara-negara yang menganiaya orang-orang Kristen. Todd menambahkan, "Tantangan terbesar dalam situasi seperti itu adalah hidup damai dan tetap optimis pada apa pun yang terjadi. Jelas, Tuhan masih setia. Tuhan masih berkuasa. Kita bisa berdoa agar mereka dikuatkan sehingga mereka optimis di dalam Tuhan, dan saya pikir kita bisa berdoa untuk adanya kedamaian."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, September 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10390 |
Pokok Doa
Myanmar -- Pemerintah Myanmar dilaporkan akan melakukan pembersihan terhadap kekristenan di seluruh negeri itu. Todd dari Voice of Martyrs (VOM) menyatakan, jika laporan tersebut benar, inilah pertama kalinya pemerintah mendukung upaya penghapusan terhadap kekristenan. "Setiap keluarga yang menjalankan nilai-nilai Kristen akan menjadi target pemerintah," ujarnya. "Kami tahu kalau kekristenan telah menjadi sasaran; kami tahu kalau ada semacam penganiayaan etnis di kalangan suku minoritas, namun jika seperti ini, jelas yang menjadi target adalah orang-orang Kristen," sambungnya. Beberapa pihak mempertanyakan keabsahan laporan tersebut. Bagaimanapun juga, hal ini cukup menjadi alasan bagi Todd untuk meminta dukungan doa. Menurutnya, keaktifan orang-orang Kristen di Myanmar dalam menyebarkan Injillah yang menyebabkan pemerintah merasa tidak senang dengan pertumbuhan gereja. Hal ini menunjukkan bahwa penginjilan orang-orang Kristen Myanmar efektif. [Sumber: Mission Network News, Januari 2007]
Pokok Doa:
Bencana badai dahsyat terjadi di Myanmar dan membunuh puluhan ribu orang dan masih banyak lagi yang belum ditemukan. Sedikitnya 20 ribu orang yang tewas di daerah yang dulunya menjadi ibukota Yangon, namun tragedi yang lebih besar berhasil dihindari karena rumah-rumah yang kuat di daerah itu.
Berbeda halnya dengan daerah pedalaman. Pondok-pondok bambu menjadi tempat berlindung bagi masyarakat desa. Dengan demikian, pejabat pemerintah yakin bahwa kematian terbanyak terjadi di daerah rawa sekitar delta. Kini, sebanyak satu juta orang tidak memiliki rumah tinggal.
Roger Thomas dari AMG Internasional mengatakan bahwa komunikasi dengan partner-partner di daerah terpencil masih buruk. "Partners Internasional belum pernah mendengar dari daerah pedalaman di mana sekolah Alkitab itu berada, di mana pusat anak-anak kami berada dan daerah yang belum terjangkau dengan alat komunikasi, jadi kami belum mengetahui separah apa keadaan di sana."
Tim mereka sudah memberikan respons atas kebutuhan orang banyak yang mengerikan itu. "Mereka mulai memberikan pertolongan kepada orang-orang yang ada di kota. Yang terpenting ada air minum dan beras untuk mereka. Harga-harga semakin mahal, khususnya bensin." Pada suatu kesempatan, Thomas memberitahu partnernya bahwa harga-harga melonjak tiga kali lipat lebih mahal daripada harga bensin di pasar gelap, khususnya bahan bakar.
Badan PBB mengirimkan lebih dari 10 juta dolar Amerika sebagai bantuan, tapi kurangnya prasarana memperlambat pendistribusian. Thomas mengatakan bahwa bantuan mereka merupakan bagian dari visi pelayanan jangka panjang. Daerah tersebut adalah daerah yang dianggap lunak terhadap Injil. Dia mengatakan bahwa masalah gangguan-gangguan dalam suatu daerah memaksa mereka menghentikan program sponsor tersebut.
Meskipun demikian, "Peristiwa tersebut membuka kesempatan bagi kami karena mereka kini menjadi tahu bahwa kasih Kristuslah yang mendorong kami untuk membantu mereka." Thomas mengatakan bahwa timnya menjual generator dan memberikannya untuk para biarawan Budha di daerah setempat untuk membantu meringankan beban mereka. Mengapa?
Selain ingin memberi pengaruh pada biarawan di daerah itu, tim kami juga ingin menjadi surat hidup. "Kami tidak minta apa-apa, kami hanya ingin menunjukkan kasih Allah kepada para biarawan itu dan menolong mereka. Para biarawan pun merespons, mereka ingin tahu alasannya, mereka ingin tahu lebih banyak tentang apa dan siapa yang membuat kami melakukan hal itu."(t/Setyo)
Diterjemahkan dari | : | Mission News Network, Mei 2008 |
Alamat URL | : | http://www.MNNonline.org/article/11198 |
Pokok doa:
Doakan para korban bencana topan dahsyat yang membunuh puluhan ribu orang di Myanmar. Biarlah Tuhan menggerakkan anak-anak Tuhan di sekitar area bencana untuk membantu dan memberikan penghiburan dan bantuan yang diperlukan, khususnya air minum dan kebutuhan makanan pokok.
Doakan agar tim AMG Internasional yang sedang melayani masyarakat di Myanmar, dapat menjadi saluran berkat dan kesaksian yang hidup bagi orang-orang yang belum percaya, khususnya mereka yang rindu menemukan Pencipta yang ingin mereka sembah.
Lima petani Kristen di Myanmar (Burma), yang menerjemahkan Alkitab bagi suku Ngawn sejak tahun 1990, telah menyelesaikan sepuluh salinan terjemahan pada tahun 2006 hanya dengan menggunakan mesin ketik manual. Salinan-salinan itu disimpan dengan baik dan dipinjamkan kepada penduduk asli Kristen di suku yang berjumlah dua puluh ribu orang. Tahun ini, mereka memindahkan salinan Perjanjian Baru tersebut dalam format komputer dan sedang berdoa agar dapat mencetaknya sebanyak sepuluh ribu buah dengan peralatan yang ada. Mereka mengenal orang Kristen yang dengan senang hati menolong mereka untuk mencetaknya. Lima petani itu secara bertahap mengumpulkan uang dengan menjual panenannya untuk membiayai pencetakan Alkitab-Alkitab tersebut, dan setelah dicetak, mereka juga berencana untuk menerjemahkan Kitab Perjanjian Lama. Suku Ngawn pertama kali mempelajari kekristenan pada tahun 1908 dari orang-orang di desa tetangga. Orang-orang Kristen di sana terancam dengan meningkatnya penganiayaan yang dilakukan oleh komplotan militer yang korup, yang bertujuan untuk menghancurkan gereja di negara tersebut. (t/Novita dan Dian)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10 | Halaman | : | 3 |
Pokok doa
Sebuah panti asuhan Kristen di Birma (Myanmar) dekat perbatasan Thailand, diserang oleh tentara Birma dalam sebuah serangan di daerah yang mayoritas penduduknya adalah suku Karen yang beragama Kristen. Menurut Jeff King, Pimpinan International Christian Concern, yang memimpin proyek panti asuhan tersebut, setidaknya 90 anak, termasuk 30 anak yatim piatu yang menderita aniaya dan trauma akibat perang, terjebak dalam serangan yang berlangsung tanggal 4 Juni itu. Kemudian mereka terpaksa melarikan diri pada tengah malam. Satu-satunya jalan menuju daerah aman adalah dengan menyeberangi sungai ke Thailand karena sekitar kamp penuh dengan ranjau. Para saksi mengatakan bahwa sebelumnya tentara Birma menyerang sebuah kamp pengungsi di Birma. Christian Solidarity Worldwide mengatakan setidaknya 1.000 orang telah mengungsi akibat serangan-serangan tersebut. (t/Dian)
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Juli 2009, Volume 27, No. 7 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Burma: Army Attacks Christian Orphanage |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Berdoa bagi anak-anak yatim piatu di Birma yang harus meninggalkan panti asuhan untuk mencari keamanan. Kiranya Tuhan memelihara dan melindungi mereka dari ancaman dan aniaya yang kejam. Berdoa juga agar mereka tetap berharap hanya kepada Tuhan saja.
Doakan para staf maupun relawan International Christian Concern yang sedang melayani di Birma, agar Tuhan memberi mereka kekuatan dan kesabaran selama melayani di Birma. Doakan juga untuk keluarga mereka, agar Tuhan melindungi dan mencukupkan setiap kebutuhan yang mereka perlukan.
Pihak yang berwenang semakin membatasi kegiatan kekristenan di ibu kota negara, Rangoon, dan daerah sekitarnya. Beberapa gereja pun ditutup. Perintah pembatasan tersebut dikeluarkan pada 5 Januari 2009 dan telah memaksa sejumlah besar persekutuan Kristen di rumah-rumah atau apartemen menghentikan kegiatannya. Para pejabat yang berwenang telah memerintahkan beberapa gereja besar di Rangoon untuk menghentikan kegiatan ibadah dan melarang pertemuan-pertemuan yang menggunakan fasilitas tanpa izin.
Pada akhir tahun 1990-an, pihak yang berwenang berhenti mengeluarkan izin pembelian tanah bagi pembangunan gereja baru. Menurut kantor berita Mizzima, Burma, hal ini mengakibatkan banyak orang Kristen Burma mengadakan kegiatan ibadah dengan menyewa gedung apartemen dan perkantoran. Kyauktada Township Peace dan Development Council, pada tanggal 5 Januari, mengundang pendeta dari seratus lebih gereja yang ada di Rangoon. Dalam pertemuan tersebut, para pendeta diminta untuk menandatangani dokumen perjanjian penghentian kegiatan kekristenan di gereja mereka. Sekitar lima puluh pendeta hadir, kata Mizzima. Dokumen itu berisikan ancaman hukuman, termasuk kurungan dan penyegelan fasilitas gereja bagi pendeta yang menolak mematuhi perintah penutupan. Mizzima mengutip seorang Kristen yang menyatakan bahwa 80 persen gereja di Rangoon terkena dampak dari perintah ini.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Juni -- Juli 2009 |
Penulis | : | Tim KDP |
Penerbit | : | Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya |
Halaman | : | 10 |
Pokok doa:
Berdoalah agar Tuhan melembutkan hati pemerintah Burma untuk takut akan Tuhan, dan memberikan kebebasan kepada orang Kristen untuk mengadakan kegiatan ibadah.
Ditantang dengan berbagai ancaman, biarlah gereja Tuhan di Burma tetap kuat dalam iman dan setia serta percaya bahwa Tuhan pasti akan membuka jalan bagi masalah mereka.
Beberapa panti asuhan Kristen di Myanmar mulai dirintis oleh gereja-gereja kecil atau pasutri (pasangan suami-istri) yang mengadopsi para yatim piatu menjadi anggota keluarga mereka. Pada tahun 2004, sebuah panti asuhan yang mengasuh tiga puluh anak berhasil membangun gedung dua lantai yang kuat sebagai ganti pondok mereka yang sudah rusak parah.
Sebelum adanya topan pada bulan Mei yang lalu, anak-anak tersebut didiskriminasikan oleh penduduk karena mereka adalah orang Kristen yang berada dalam komunitas agama tertentu. Mereka dihina dan diolok-olok karena mereka yatim piatu. Terkadang orang-orang melemparkan batu untuk mengusir mereka.
Saat angin topan menerjang, gedung panti asuhan tetap berdiri kokoh sementara rumah-rumah lainnya roboh. Ketika para yatim piatu itu melihat apa yang sedang terjadi, mereka membuka pintu dan mempersilakan tetangga-tetangga mereka masuk ke dalam. Bahkan, mereka mau berbagi nasi dengan seluruh penduduk kampung yang selamat, yang tidak memiliki makanan. Mereka mampu memompa dan menjernihkan air minum bagi seribu orang di kampung dengan generator mereka.
"Sungguh menakjubkan anak-anak tersebut. Mereka sanggup menunjukkan cinta kasih Tuhan dalam tindakan nyata," cerita salah seorang pengurus panti. "Meskipun mereka mengalami diskriminasi, mereka bersedia membantu menjangkau orang-orang itu." (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2008, Volume 26, No. 10 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Myanmar: Orphans Reaching Out |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 1 |
Pokok doa:
Puji syukur kepada Tuhan yang memampukan para yatim piatu di Myanmar menjadi penyalur cinta kasih Tuhan kepada orang lain. Berdoalah agar panti asuhan-panti asuhan Kristen di berbagai tempat pun dipakai Tuhan untuk menjangkau orang-orang di sekitar mereka.
Dukunglah dalam doa agar para pengurus panti asuhan di Myanmar ini dapat mendidik para yatim piatu dengan ajaran Alkitab yang kuat sehingga iman mereka semakin teguh bagaikan batu karang.
Sebagian besar badan misi Kristen diusir pada tahun 1966 dari Myanmar. Telah banyak beredar berita kekerasan terhadap orang-orang percaya dan juga kasus pemaksaan pemindahan agama dari Kristen ke agama lain. Pemerintah juga melarang semua pertemuan yang dihadiri lebih dari 5 orang dan meminta semua tamu yang berkunjung untuk dilaporkan. AMG International telah bekerja di Myanmar dengan baik sehingga mereka masih bisa melakukan pelayanan Kabar Baik di sana.
Segera sesudah kehancuran akibat badai tropis Nargis (2 Mei 2008), kelompok AMG menyediakan perlengkapan pertolongan, yang juga menjadi kesempatan untuk menyatakan kasih Kristus melalui tindakan mereka.
Hal ini terbukti efektif dan diterima dengan baik. Mereka tampaknya memahami bahwa Allah itu kasih. Selain itu tim pelayanan ini melaporkan bahwa masyarakat berharap untuk melihat bukti kasih itu. Saat kelompok tersebut memenuhi kebutuhan fisik mereka pada waktu krisis, banyak orang datang kepada Kristus dan sejumlah kecil bertemu di kelompok persekutuan dan gereja-gereja rumah juga telah berdiri.
Para sukarelawan ini kemudian melakukan tugas pemuridan dan mereka melaporkan banyak kesaksian tentang orang-orang yang diselamatkan dan dibaptis. Pelayanan ini sangat membutuhkan pekerja yang berdedikasi untuk membantu. Doakanlah agar Allah mencukupi kebutuhan tersebut.
Contohnya, sebuah gereja dilayani oleh seorang wanita yang setia yang selalu menyebarkan Kabar Baik. Dia bertanggung jawab mendirikan tiga gereja di wilayah yang dirusak oleh badai tropis. Walaupun dia kehilangan rumahnya sendiri, dia terus bersaksi kepada sesama korban badai tropis itu. Justru karena itu banyak orang datang untuk mengenal Kristus. Saat ini, lebih dari 50 orang percaya berkumpul di rumahnya.
Doakan kesempatan pelayanan orang-orang Kristen untuk menyaksikan iman mereka kepada orang lain. Doakan agar lebih banyak orang melihat kebutuhan mereka akan keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus. (t\Uly)
Sumber: Mission News, September 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14770]
Pokok doa:
Mengucap syukur untuk para sukarelawan yang melayani di Myanmar, karena melalui pelayanan mereka banyak orang dapat menerima anugerah keselamatan.
Doakan agar Tuhan melindungi dan memberi kesehatan yang baik kepada para sukarelawan selama mereka melayani. Doakan keluarga mereka, agar Tuhan memelihara dan memampukan mereka untuk terus mendukung orang-orang yang sedang melayani di Myanmar.