Ada banyak hal dalam Alkitab yang memiliki dua sisi. Hal ini juga berlaku pada religi. Agar memperoleh pandangan yang seimbang, penting bagi kita untuk belajar menerima dua hal yang nampak bertentangan.
Religi itu penting. Alkitab penuh dengan praktek religi yang (1) menunjuk pada Allah atau (2) menyediakan jalan untuk mengekspresikan persekutuan kita dengan Dia. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru penuh dengan hukum-hukum, prinsip-prinsip, kepercayaan dan ritus-ritus religi. Jika kita memandang religi sebagai sikap dan tindakan untuk menunjukkan kepercayaan, menunjuk pada Allah atau keinginan menyenangkan Allah, maka tentu religi akan memberikan:
Religi itu tak berguna. Religi tidak ada gunanya, jika kita menggantungkan diri pada tindakan-tindakan lahiriah untuk membenarkan hubungan kita dengan Allah. Baik sebelum diselamatkan atau sesudahnya, tidak ada pengetahuan atau tindakan religi yang dapat menyelamatkan kita. Pengetahuan dan tindakan hanya merupakan cara untuk mengekspresikan iman kita di dalam Kristus. Dalam pengertian ini, kita harus menghindari:
Religi itu berbahaya bukan karena buruk, tetapi karena seringkali nampak cukup baik untuk mengalihkan kepercayaan kita dari Kristus. Kita cenderung untuk menggantikan ketergantungan kita pada karya Kristus dengan hasil usaha kita sendiri.