You are here TERPANGGIL UNTUK BERSAKSI

TERPANGGIL UNTUK BERSAKSI


By novi - Posted on 01 July 2008

Selama Perang Dunia I, Amerika Serikat mendapat gangguan dari kapal-kapal selam Jerman. Kami tidak tahu bagaimana harus menghadapi kapal-kapal selam itu. Will Rogers menawarkan sebuah jalan ke luar. Ia berkata, "Apa yang harus kita lakukan adalah mendidihkan lautan. Ini akan menghasilkan tekanan yang sedemikian rupa sehingga akan memaksa kapal-kapal selam itu naik ke permukaan. Kemudian untuk menghancurkan kapal selam-kapal selam itu akan sama mudahnya dengan menembaki bebek-bebek di kolam".

Seorang wartawan menyahut, "Itu ide yang bagus, Will, tetapi bagaimana kita akan mendidihkan lautan?"

Will Rogers menjawab, "Saya hanya memberitahukan kepada Anda apa yang harus dilakukan. Terserah Anda untuk membuat perinciannya".

Cara seperti itu sering dipakai dalam membicarakan penginjilan. Kita membicarakannya secara begitu umum dan samar-samar sehingga pada akhirnya, setiap orang tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana melakukannya.

Yesus memberitahu kita bahwa Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10). Kemudian Ia berkata, "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21). Panggilan Kristus bagi penyerahan diri adalah panggilan untuk menjadi saksi. Ini adalah panggilan untuk menjangkau orang-orang yang hilang dan berusaha membawa mereka kepada Juru Selamat. Untuk melaksanakan tugas kita, kita harus tahu bagaimana mengerjakannya dengan baik. Yesus, pekabar Injil teladan, bukan hanya memberitahu kita bahwa kita harus menginjili dunia, tetapi ia juga menunjukkan kepada kita oleh pelayanan-Nya sendiri bagaimana melakukannya. Keempat kitab Injil memberitahu kita mengenai hari-hari yang penuh kegiatan dalam kehidupan Yesus. Ia terus sibuk berkeliling ke kota-kota dan desa-desa untuk mengajar, berkhotbah, dan menyembuhkan orang sakit. Sementara Ia melakukan pekerjaan ini, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Kata-kata belas kasihan berarti "menderita dengan, merasakan hal yang sama dengan". Sementara Yesus bekerja di antara orang banyak, Ia bergerak oleh keadaan mereka. Ia merasakan apa yang dirasakan mereka. Ia menderita sebagaimana mereka menderita. Ia turut merasakan kesakitan dan keputusasaan mereka yang dalam.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman ini Yesus menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Kemudian Ia menyuruh mereka berdoa supaya Allah mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Baru saja Yesus selesai menyuruh murid-murid-Nya berdoa meminta lebih banyak pekerja, Ia memanggil kedua belas rasul, mengajar mereka, dan mengutus mereka untuk memenuhi kebutuhan yang baru saja dikemukakan-Nya (Matius 9:35 -- 10:15).

Dalam pertemuan dengan para rasul, Tuhan memperlihatkan kepada kita beberapa unsur penting dalam penginjilan. Kita dapat melihat hal-hal praktis yang perlu kita lakukan untuk melaksanakan tugas kita yang dasar. Ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk memenangkan dunia ini bagi Kristus: Wawasan! mengumpulkan pekerja! Infiltrasi!

Melihat Kebutuhan

Hal pertama yang perlu bagi penginjilan ialah wawasan. Kita harus memandang dunia ini seperti yang dipandang Yesus. Alkitab berkata, "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (Matius 9:36).

Usaha penginjilan Yesus dimulai ketika Ia melihat kebutuhan rohani yang dalam dari orang banyak. Apa yang dilihat-Nya menggerakkan hati-Nya untuk bertindak.

Apa yang dilihat Yesus ketika Ia memandang orang banyak? Kata-kata "lelah" dan "terlantar" memberitahu kita. Kedua kata ini menunjukkan bahwa Yesus melihat melampaui penampilan luar dari orang banyak dan melihat penderitaan jiwa mereka yang dalam. Kata yang diterjemahkan lelah berarti "menjadi lemah". Ini memperlihatkan kemunduran sebagai akibat dari kelemahan. Ketika Yesus melihat orang banyak, Ia melihat mereka terpukul, dikalahkan, dan dicambuk oleh kehidupan. Apakah hal ini mengingatkan Anda kepada seseorang yang Anda kenal?

Kata yang diterjemahkan terlantar berarti "pecahnya kesatuan atau keutuhan seseorang". Seorang gembala mengumpulkan domba-dombanya. Yesus melihat orang banyak pada zaman-Nya sebagai orang-orang yang tidak mempunyai gembala. Mereka telah kehilangan pusat yang mempersatukan dari kehidupan mereka. Mereka telah kehilangan sesuatu yang dapat membuat kehidupan mereka tetap utuh sehingga kehidupan mereka terpecah dan berantakan. Bukankah ini sesuatu yang lazim? Setiap hari seorang penasihat yang baik melihat orang-orang seperti itu.

Apa reaksi Yesus terhadap semua hal ini? Ia bergerak oleh belas kasihan. Ia merasakan sekali apa yang dirasakan mereka. Ia masuk ke dalam pengalaman mereka bersama mereka. Apa yang dilihat-Nya menggerakkan hati-Nya untuk bertindak. Tidak ada daya penggerak yang lebih besar di dunia ini daripada belas kasihan. Melihat kebutuhan-kebutuhan umat manusia melalui pandangan kasih pastilah membuat kita tergerak untuk bertindak.

Banyak orang lain melihat orang banyak yang dilihat Yesus, tetapi mereka tidak melihat hal yang sama. Orang-orang Farisi melihat orang banyak hanya sebagai sekam untuk dibakar dalam dapur api pengadilan Allah. Murid-murid melihat mereka juga, tetapi mereka melihat mereka hanya sebagai gangguan bagi Yesus. Tetapi ketika Yesus melihat mereka, Ia melihat melampaui penampilan luar, Ia melihat kebutuhan dan kerinduan rohani mereka. Ia melihat keterhilangan mereka.

Beberapa tahun yang lalu seorang pramuniaga keliling yang menawarkan sepatu dikirim ke Afrika untuk menjual sepatu. Ia baru saja tinggal di sana selama beberapa minggu ketika ia mengirim telegram ke kantor pusat, "Kirim saya karcis pulang. Tak ada seorang pun yang memakai sepatu di sini". Kantornya mengirimkan dia pulang.

Kemudian mereka mengirim orang lain. Ia baru saja tinggal di sana selama beberapa minggu ketika ia mengirim telegram, "Kirim saya lebih banyak sepatu. Setiap orang di sini membutuhkan sepatu".

Kedua orang pramuniaga keliling itu melihat kaki telanjang yang sama, tetapi mereka memandangnya dari sudut pandang yang berlainan. Yang seorang melihat berbagai rintangan dan ketidakmungkinan; yang seorang lagi melihat kesempatan dan kebutuhan.

Banyak hal yang dapat dikatakan tentang cara Anda melihat sesuatu dan orang banyak. Lihatlah ke sekitar Anda. Apa yang Anda lihat ketika Anda melihat orang banyak? Jangan tertipu oleh rumah-rumah mewah, mobil-mobil mahal, dan senyum plastik. Di dalam dan di belakang semuanya itu adalah orang-orang yang disakiti, patah hati, kesepian, dan terhilang. Seperti orang banyak pada waktu Yesus hidup, sebagian besar orang terpukul dan dikalahkan oleh kehidupan dan hidup mereka berantakan. Jika Anda tidak melihat kebutuhan rohani yang dalam ini, Anda tidak akan berbuat apa-apa untuk memenuhinya. Anda tidak akan tergerak oleh belas kasihan. Anda tidak akan melakukan pekerjaan penginjilan yang besar sebab penginjilan dimulai dari wawasan rohani seperti ini.

Anda bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan wawasan rohani?" Pertama, Anda dapat hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah. Anda dapat datang begitu dekat kepada Tuhan melalui doa dan pemahaman Alkitab sehingga Anda mulai melihat dunia ini melalui mata-Nya. Kedua, Anda dapat bergerak di tengah-tengah orang banyak seperti yang dilakukan Yesus. Melihat orang-orang yang terhilang atau yang sakit hati dan yang mempunyai penyakit akan menggerakkan hati Anda untuk berbuat sesuatu. Dan Anda akan berbuat sesuatu, kecuali kalau hati Anda telah menjadi keras dan tidak berperasaan. Tetapi jika Anda hanya duduk dengan nikmat di rumah serta di gereja Anda dan tidak bergerak di tengah-tengah orang banyak, Anda tidak akan tergerak oleh orang banyak.

Kumpulkan Para Pekerja

Hal kedua yang penting bagi penginjilan adalah mengumpulkan para pekerja. Kita harus mengarahkan para pekerja untuk memenuhi kebutuhan. Sekali kita melihat kebutuhan orang-orang yang belum percaya, kita menyadari bahwa pekerjaan itu terlalu besar bagi siapa saja untuk dikerjakan sendiri. Kita harus mendapat pertolongan. Yesus melihat orang banyak dan tergerak oleh belas kasihan kepada mereka. Tetapi Ia menyadari bahwa kerumunan orang itu terlalu luas dan kebutuhan mereka terlalu besar untuk dipenuhi oleh satu orang. Jadi Ia mendesak murid-murid-Nya supaya berdoa kiranya Allah mengirimkan lebih banyak orang untuk memenuhi kebutuhan ini (Matius 9:38). Kecenderungan kita yang pertama haruslah selalu untuk berdoa. Doa tidak boleh menjadi usaha yang terakhir. Doa harus menjadi tanggapan kita yang pertama.

Yesus baru saja selesai mendesak murid-murid-Nya untuk berdoa ketika Ia memanggil, melatih, dan mengutus mereka untuk memenuhi kebutuhan ini.

Lihatlah kedua belas orang yang dipilih Yesus. Tidak ada seorang pun yang mendapat pendidikan seminari di dalam kelompok itu. Tidak ada seorang pun yang profesional dalam hal agama. Empat di antara mereka adalah nelayan. Siapa yang dapat melakukan sesuatu dengan seorang nelayan? Yang seorang lagi adalah pemungut cukai. Israel dijajah pada waktu itu. Israel telah ditaklukkan oleh Kerajaan Romawi, dan sekarang pasukan Romawi ditempatkan di setiap kota penting. Mereka ditempatkan di sana untuk memaksakan hukum Romawi dan untuk melindungi harta benda Romawi. Di mana saja Kerajaan Romawi memerintah, mereka membebani rakyat dengan pajak yang berat. Pemungutan pajak biasanya dilakukan melalui petugas-petugas lokal. Warga negara lokal disewa oleh pemerintah Romawi untuk memungut pajak berdasarkan persentase. Para pemungut pajak ini dianggap pengkhianat oleh bangsa mereka sendiri. Mereka telah berpaling melawan bangsa mereka sendiri dan bekerja untuk musuh. Banyak dari mereka adalah orang-orang jahat, serakah, dan tidak jujur. Matius adalah salah seorang pemungut pajak yang tidak dihargai dan yang dibenci.

Kemudian, ada Simon orang Zelot. Kata Zelot menunjukkan keterlibatan politiknya. Ia adalah anggota kelompok nasionalis yang telah bersumpah untuk menumbangkan kuk Romawi. Fanatik-fanatik politik ini adalah kelompok-kelompok gerilya perseorangan yang menentang Kerajaan Romawi.

Ini adalah tiga jenis manusia yang dipanggil Yesus untuk menjadi murid-murid-Nya. Ini adalah orang-orang yang dilatih oleh Yesus untuk menjadi penginjil. Mereka bukanlah orang yang istimewa. Mereka adalah orang yang mempunyai jalan hidup yang berbeda-beda. Mereka adalah orang yang mempunyai kedudukan ekonomi yang berbeda-beda dan yang mempunyai pandangan politik yang berbeda-beda pula.

Yesus seakan-akan berkata, "Beri Aku dua belas orang biasa yang mau menaati Aku dan mengikut Aku, dan Aku akan menjungkirbalikkan dunia". Jika Yesus sendiri tidak mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia ini sendirian, apalagi kita. Jika Yesus perlu melibatkan orang lain, demikian juga kita.

Elton Trueblood berkata bahwa sekarang ini kita telah memberi gambaran bahwa gereja adalah sekelompok orang yang mengalir ke tempat suci untuk mendengarkan seseorang berbicara. Tidak ada sesuatu yang lain yang lebih menyimpang daripada fungsi gereja yang sebenarnya. Gereja tidak boleh hanya merupakan sekelompok pendengar. Gereja harus merupakan sekelompok pekerja dengan tanggung jawab mengumpulkan hasil panen berupa jiwa-jiwa yang terhilang.

Seseorang yang lain pernah berkata bahwa kita telah menghimpun pasukan di mana hanya jendral-jendralnya saja yang berperang. Kalau ia benar, alangkah tragisnya! Kita harus sadar terhadap kenyataan bahwa ladang-ladang telah siap untuk dituai. Kita harus menyadari bahwa ladang-ladang itu begitu luas dan kebutuhan-kebutuhannya begitu besar sehingga tidak dapat dipenuhi oleh satu atau beberapa orang saja. Orang Kristen yang "rata-rata" harus dimasukkan ke dalam untuk melaksanakan tugas menuai jiwa-jiwa yang terhilang untuk Allah. Pendeta hendaknya dipandang sebagai seorang atasan yang menolong, mendidik, melengkapi, dan mempersiapkan orang untuk tugas penginjilan ini. Jika kita tidak menarik lebih banyak orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia yang terhilang, kebutuhan-kebutuhan itu tidak akan pernah terpenuhi.

Menginfiltrasi Dunia

Hal ketiga yang penting bagi penginjilan adalah infiltrasi. Kita harus keluar dari gereja dan pergi ke tempat orang banyak berada. Alkitab berkata, "Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus" (Matius 10:5). Diutus ke mana? Keluar ke kota-kota dan desa-desa tempat orang banyak berada.

Ketika Yesus mengucapkan kata-kata ini, ada begitu banyak imam yang bekerja di Bait Allah di Yerusalem sehingga mereka harus melayani secara bergiliran. Ketika malaikat muncul untuk memberitakan kelahiran Yohanes Pembaptis, Zakaria sedang mendapat giliran untuk bertugas dari jam 3 sampai jam 11 malam di Bait Allah. Tetapi sementara para imam terus mengatur nyala api, menggosok kuningan, dan membakar korban-korban di mezbah Bait Allah, dunia binasa tanpa Allah. Orang banyak tidak lagi datang ke Bait Allah untuk beribadah. Bait Allah telah menjadi sarang pencuri dan bukannya tempat berdoa. Bukankah ini kedengarannya tidak asing? Tidak banyak orang yang terhilang datang ke gereja-gereja kita sekarang ini. Jadi, kita harus pergi mencari mereka. Jika kita hanya duduk di ruangan gereja kita yang nyaman dan menunggu orang datang kepada kita, kita tidak akan pernah melakukan pekerjaan penginjilan. Orang-orang yang terhilang sama sekali tidak akan datang.

Banyak gereja sekarang ini mengingatkan saya akan sekelompok pekerja yang berusaha menuai panen sementara mereka duduk di gudang alat-alat. Mereka pergi ke gudang alat-alat setiap hari Minggu dan mereka mempelajari cara-cara pertanian yang lebih besar dan lebih baik, mengasah pacul-pacul mereka, meminyaki traktor-traktor mereka, dan kemudian bangkit berdiri dan pulang. Kemudian mereka datang kembali malam harinya, mempelajari cara-cara pertanian yang lebih besar dan lebih baik, mengasah pacul-pacul mereka, meminyaki traktor-traktor mereka, dan kemudian bangkit berdiri dan pulang. Mereka datang lagi Rabu malam dan belajar lagi cara-cara pertanian yang lebih besar dan lebih baik, mengasah pacul-pacul mereka, meminyaki traktor-traktor mereka, dan bangkit berdiri dan pulang. Mereka melakukan hal ini minggu demi minggu, tahun demi tahun, dan tidak ada seorang pun yang pernah pergi ke ladang untuk menuai.

Anda tidak dapat menuai sementara duduk di gudang alat-alat. Seseorang harus pergi ke luar, ke ladang dan bekerja jika ingin menyelamatkan panen.

Beberapa gereja juga mengingatkan saya akan seseorang yang mempunyai sumur minyak yang dipompa terus-menerus. Tetapi tetangganya melihat bahwa ia tidak pernah menjual minyak sedikit pun. Pada suatu hari ia memberanikan diri untuk bertanya kepada orang itu apa sebabnya. Ia berkata, "Saya lihat sumur Anda dipompa hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun. Tetapi saya tidak pernah melihat Anda menjual minyak sedikit pun. Apa sebabnya?"

Orang itu menjawab, "Sebabnya sangat sederhana. Semua minyak yang kami hasilkan diperlukan untuk menjalankan mesin".

Banyak gereja kita seperti itu. Mereka menghabiskan seluruh tenaga dan usaha mereka untuk urusan dalam. Mereka menghabiskan begitu banyak waktu untuk berusaha supaya panitia-panitia tetap berfungsi, anggaran rumah tangga tetap baru, air conditioning tetap jalan, dan kebaktian berjalan dengan lancar dan teratur sehingga mereka tidak mempunyai waktu atau tenaga untuk pergi ke ladang untuk mengadakan penginjilan.

Tujuan utama kebanyakan organisasi ialah untuk mempertahankan hidup. Suatu organisasi seharusnya menghasilkan. Kalau organisasi tidak dapat menghasilkan, kita harus membiarkan organisasi itu mati secara alami. Kita tidak boleh mempertahankan hidup organisasi itu dengan alat-alat tiruan. Membiarkan organisasi tertentu mati merupakan tindakan yang penuh belas kasihan dalam arti kata yang terbaik.

Saya tidak menganjurkan bahwa kita harus meninggalkan semua organisasi. Itu tidak akan memecahkan persoalan. Keaktifan lebih baik daripada kebanyakan tindakan lain yang menyalahi peratuan. Dalam setiap teknik selalu ada hal yang sia-sia. Yang kita perlukan ialah dedikasi yang baru dan daftar prioritas yang baru. Dalam Kerajaan Allah diperlukan banyak orang yang memiliki wawasan untuk menginfiltrasi dunia demi Yesus Kristus. Inilah satu-satunya cara bagi kita untuk melakukan penginjilan.

Tidak akan ada penginjilan tanpa infiltrasi. Kita harus keluar dari gereja dan masuk ke tengah-tengah dunia tempat orang-orang berada. Lalu kita harus berhadapan dengan mereka secara langsung dan membagi Kabar Baik dari Yesus Kristus.

Setelah saya mengatakan semua ini, pertanyaan yang sesungguhnya adalah, "Apakah yang akan Anda lakukan mengenai hal ini?" Jika Anda tidak mengerjakan apa-apa, maka hal ini hanya akan merupakan diskusi yang lain di dalam gudang alat-alat. Ini hanya akan menjadi waktu yang lain lagi di mana kita belajar cara-cara pertanian yang lebih besar dan lebih baik dan kemudian tidak melakukan apa-apa.

Edward Everett Hale pernah berkata, "Saya hanya seorang diri, tetapi saya seseorang. Saya tidak dapat mengerjakan segala sesuatu, tetapi saya dapat mengerjakan sesuatu. Dan karena saya tidak dapat mengerjakan segala sesuatu, saya tidak akan menolak untuk mengerjakan sesuatu yang dapat saya lakukan". Kita harus mengambil tekad yang sama. Lakukan apa yang dapat Anda lakukan di tempat Anda berada hari ini untuk memenangkan seseorang bagi Yesus Kristus. Ini adalah bagian yang besar dari apa artinya menjawab panggilan Kristus bagi penyerahan diri.

Diambil dari:

Judul buku : Murid Sejati
Judul Arikel : Terpanggil untuk Bersaksi
Penulis : Paul W. Powell
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, 1994
Halaman : 91 -- 101