You are heree-JEMMi No.43 Vol.13/2010 / "Saya Seperti Sampah"

"Saya Seperti Sampah"


L dilahirkan dan dibesarkan sebuah keluarga Kristen Koptik. Ia menjadi Kristen yang pasif. Di Mesir, mengajak orang yang sudah beragama untuk masuk ke agama yang diyakini oleh orang yang bersangkutan adalah ilegal. L jarang bersaksi mengenai imannya. Pada tahun 1994, ia berkata, ia mendengar suara Tuhan yang mendorongnya untuk mengatakan kepada orang lain mengenai Kristus. Saat itulah ia bersemangat membagikan Injil kepada orang-orang di desanya di bagian utara Mesir.

Tidak lama kemudian, L ditahan dan dipenjarakan. Setelah ia dibebaskan, ia kembali memberitakan kabar keselamatan. Ia kembali dipenjara. Kali ini selama 14 tahun, penangkapan terakhir L dan pembebasannya terjadi pada awal tahun 2008. Seringkali ketika L ditahan ia mengalami penyiksaan ekstrim. Pada suatu penahanan tahun 1996, seorang petugas keamanan negara Mesir memukul mulutnya dan mengakibatkan kedua giginya patah. Ia berteriak, "Jangan berbicara tentang Kristus, jangan berkhotbah, jangan membagikan Injil", ingat L. Ia berkata, "Anjing ini tidak akan lagi berbicara tentang Yesus!"

Pernah suatu kali, ia dikunci di dalam suatu kamar di dalam toilet di mana para penjaga mengencinginya. Berulang-ulang setrum listrik melukai kakinya dan perutnya dirobek dengan sebilah pisau, ususnya sampai keluar. Para penjaga menggunakan penyiksaan puntung rokok dengan menyundutkan rokok mereka di lengan dan pundak L. Tetapi meskipun L mengalami banyak penyiksaan, ia tidak dapat diam. Bahkan di penjara ia menceritakan tentang Kristus. Di suatu kesempatan, ketika ia dipenjara, seorang narapidana dari agama lain meminta L untuk memimpin doa. Mereka mengira bahwa L adalah bagian dari suatu kelompok agama lain yang konservatif.

L setuju, tetapi ia berdoa menggunakan ayat-ayat Alkitab. Ia melakukan ini selama empat bulan. Banyak orang dari agama lain itu tidak pernah membaca kitabnya; mereka hanya tahu apa yang guru mereka katakan kepada mereka. Seorang narapidana bahkan mengatakan kepadanya bahwa baru pertama kali ia mendengar doa-doa yang L bacakan. Ketika L ditangkap karena membagikan Injil di penjara, ia disiksa. Suatu kali ia diikat ke sebuah tangga dengan tali tambang dan tangga itu dibalik. "Tiga petugas keamanan memukuli sekujur tubuhku dengan tongkat kayu dan berkata bahwa aku kafir dan layak menerima pukulan," kata L.

"Aku berdoa bagi penganiaya karena mereka tidak mengenal Yesus. Aku meminta Tuhan untuk menyingkapkan kebenaran pada mereka." L berkata bahwa Tuhan telah mengizinkan ia mengalami pemenjaraan dan penyiksaan berkali-kali agar nama Tuhan dipermuliakan. "Saya seperti sampah. Kemuliaan hanya bagi Tuhan." "Tuhan berkata bahwa mereka akan membenciku tanpa alasan, tetapi aku tidak dapat berhenti mengabarkan tentang Dia," katanya.

Diambil dari:

Judul buletin : Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Juli -- Agustus 2009
Penulis : tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman : 4 -- 5

e-JEMMi 43/2010