You are hereSakit Hati dan Kepahitan Harus di Bakar di Bak Sampah

Sakit Hati dan Kepahitan Harus di Bakar di Bak Sampah


By Albiden - Posted on 04 July 2007

Sakit hati, akar pahit dan iri hati dimulai dan diperangkap oleh AMARAH. Karena itu benarlah kata Pengamsal Salomo bahwa jenis ini adalah penyakit yang bisa membusukkan tulang (Amsal 14:30). Akar pahit akan menghambat berkat. Dia juga mengkerdilkan kepribadian, menjadi tembok yang menghalangi pembaharuan (Efesus 4:31-23). Sebagaimana kemalasan adalah ibu dari kemiskinan, maka amarah adalah ibu dari segala kekacauan. Jadi apabila anda memilih tetap memeliharanya, hal itu sama dengan anda memilih tetap tinggal di stasiun tidak akan berangkat kemana-mana.

Seandainya seseorang mengalami kepahitan bagaimanakah cara mengatasinya? Sakit hati (akar pahit) itu harus dibuang jauh-jauh sampai tidak tampak lagi. Ada contoh yang bagus dalam dunia perkomputeran. Apabila sebuah file tidak diperlukan lagi, maka file itu akan dihapus (deleted) oleh pemiliknya. Tetapi program yang tersedia di komputer akan membuang file itu ke dalam sebuah folder (wadah) yang bernama Recycle Bin. Apabila pemilik komputer (PC) masih menginginkan file itu, dia masih dapat mengambil lagi dari wadah itu dengan cara "Restore". Jadi dalam kasus akar pahit yang harus dilakukan sebaiknya adalah menghapus lagi file itu dari Recycle Bin. Jadi membuang membakar "sampah" itu di "tempat sampah" sehingga benar-benar hilang tidak terlacak lagi. Artinya akar pahit harus dibuang dan dibuang dari seluruh diri pribadi, dari pikiran hati, dan jiwa.

Kemampuan Menghapus Sakit Hati dengan Cara Ajaib

Penyertaan Allah pada Yakub membuat Esau dapat mengampuni. Esau patut memendam sakit hati yang berakar kepada saudaranya Yakub. Yakub telah memperdaya Esau dengan semangkok kacang merah sehingga Esau kehilangan status kesulungan yang berharga. Dalam hal ini Esau bersalah karena dia tidak menghargai atau memelihara haknya dengan baik. Yakub bersama ibunya (juga ibu Esau) telah memperdaya Ishak ayah mereka sehingga Ishak memberkati Yakub dengan berkat yang telah disiapkannya untuk Esau. Esau telah mengucapkan kata-kata dendam. Dia berjanji akan membunuh Yakub setelah ayah mereka wafat. Dia meraung-raung ketika pertama mengetahui berkat buat dia telah diberikan kepada Yakub. Bagaimanakah akhir dari dendam yang menjadi akar pahit itu selesai?

Pada perjumpaan pertama yang menegangkan bagi Yakub, Esau datang dengan pasukannya menghampiri Yakub. Apa yang dia lakukan (katakan)? Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka. (Kejadian 33:4). Apakah waktu yang lama yang telah menghapus dendam Esau. Saya lebih suka merujuk jaminan Allah, "Pulanglah, Aku akan menyertai engkau." (Kejadian 31:3)

Kemampuan Menghapus Sakit Hati dengan Berjiwa Besar

  1. Sumber: Tayangan Stasiun TV, Media Cetak Sejak Tahun 74

Bapak Herbin Hutagalung mengalami peristiwa paling tragis sepanjang sejarah hidupnya, ketika lima orang anggota keluarganya dibunuh dengan kejam. Dia kehilangan istri, tiga orang anak dan seorang lagi familinya. Bagaimana dia bisa akhirnya memaafkan pembunuhnya, sementara si pembunuh belum tertangkap dan motif pembunuhan pun belum tersingkap. Kuasa apa yang dapat menuntun dia untuk memaafkan kepahitan yang amat sangat itu?

Bukankah yang dia tunjukkan itu suatu kekuatan? Suatu kekuatan yang tidak dimiliki orang lain. Sumber kekuatan yang luar biasa itu tentu datang dari sumber kekuatan yang terbesar yang berasal dari Roh Kudus yang memimpin hati bapak Herbin Hutagalung.

  • Bagaimana Yusuf Anak Yakub Menghapus Sakit Hatinya

    Yusuf anak Yakub disingkirkan oleh saudara-saudaranya dari tengah keluarga dengan keji. Dia dipisahkan dari bapaknya. Dia dibuang ke lobang bekas sumur, lalu dijual ke saudagar budak untuk dibawa ke tempat yang belum diketahui. Bagaimanakah Yusuf menyikapi perlakuan saudara-saudaranya itu? Dalam Alkitab nyata bahwa Yusuf tidak pernah mengingat-ingat persoalan itu dalam pikirannya. Selama dia di perjalanan, di pembuangan, di rumah Potifar, di dalam penjara, dia tidak pernah membahas atau memperbincangkan deritanya kepada siapapun, padahal Yusuf orang yang mudah bergaul, tentu mempunyai banyak teman. Setelah dua puluh tahun, dia pun berjumpa dengan saudaranya. Dalam posisi yang paling mungkin membalaskan sakit hatinya, dia tidak melakukan itu. Apa rahasianya? Dia dapat bersikap demikian karena dia memiliki hati yang bersih, jujur, taat pada Tuhan serta hidup kudus. Dengan pribadi yang senantiasa meceritakan Tuhannya, dia dapat berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir (Kejadian 45:4,9)". Dalam pernyataan itu ada pengakuan, bahwa semua yang telah terjadi adalah rencana Tuhan.

  • Bagaimana Seorang Korban Perkosaan Dapat Mengampuni
  • Seorang penulis Amerika bernama Leo Buscaglia dalam bukunya "Saling Mengasihi", menulis tentang suatu kisah sedih yang dialami oleh seorang wanita. Baru-baru ini saya mendengar cerita tentang seorang wanita di Florida yang diperkosa, ditembak di kepala, dianiaya di luar batas-batas perikemanusiaan dan ditinggal begitu saja supaya mati. Tetapi, ajaibnya wanita itu selamat sekalipun ia harus mengalami kecacatan yaitu buta seumur hidupnya. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh sebuah stasiun televisi, pembawa acara yakin bahwa pasti hati wanita itu hancur oleh kebencian dan kepahitan yang luar biasa dan menderita luka batin yang tak terhapuskan seumur hidupnya. Namun, tanggapan wanita itu sangat mengejutkan "Oh tidak, tidak! Pria itu hanya dapat menghancurkan hidupku selama satu malam saja. Tidak lebih dari itu. Karena setelah itu aku tidak pernah mengizinkan diriku untuk memikirkannya lagi, walau barang sedetikpun."

    Kita tidak tahu pasti apa alasan mengapa wanita itu dapat berkata seperti itu apapun alasannya kisah itu mengajarkan kepada kita bahwa peristiwa yang tidak menyenangkan di dalam hidup ini tidak boleh dibiarkan mengganggu jiwa kita selama-lamanya. Kita akan rugi bila terus menerus memikirkannya. Pilihan untuk membuang jauh-jauh kenangan pahit yang tragis itu ternyata berbuah baik bagi wanita tersebut. Sekalipun ia buta seumur hidup, tetapi ia sadar bahwa hidup itu harus terus berjalan. Yang penting baginya adalah menikmati sisa hidup ini bagaimana pun bentuknya. (Sumber: Web Jurnalkita.com, Oleh Ocha dari Buku Leo Buscaglia.

    Bagaimanakah Kita Dapat Menghilangkan Sakit Hati (Akar Pahit) yang Perkepanjangan?

    Kita dapat memberlakukan satu atau dua dari beberapa kemungkinan di bawah ini terhadap sipembuat sakit hati.

    1. Mempelajari Siapa Pembuat Sakit Hati Itu

    Ada kemungkinan sipembuat sakit hati itu adalah seorang yang kurang cerdas, ikut-ikutan, masih kekanak-kanakan, atau sebaliknya ketuaan, terikat aturan, seorang yang polos yang berpikiran sangat sederhana, seorang yang sangat berambisi, pemikiran terkebelakang, pemarah (menjadi tawanan roh pemarah), memiliki latar belakang yang pahit, misalnya masa kecil yang mengalami kehidupan buruk. Bahkan bila mungkin bisa memahami seperti memahami umat Israel yang dalam hitungan generasi telah menjadi budak di Mesir selama 400 tahun. Tawanan di Babel selama 70 tahun. Apabila demikian, sesungguhnya si pembuat sakit hati itu adalah pribadi yang patut dikasihani. Lebih dari itu apabila anda sering berdoa syafaat, dia perlu dibawa ke dalam doa. Mari mengerti bahwa kepada orang-orang seperti itulah Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)

  • Memeriksa Hubungan Kita dengan Si Pembuat Sakit Hati
  • Apabila telah terjalin hubungan langsung atau tidak langsung dalam waktu yang lama, perlu mengingat-ingat kebaikan apa yang telah pernah Anda terima dari dia. Bila perlu buat list untuk lebih jelas, bahwa dia pernah berbuat sesuatu yang baik bahkan sangat bernilai dalam sejarah kehidupan Anda. Kalau tidak ada mungkin hanya segelas air putih. Kebaikan itu kemudian dijabarkan kedalam sub-sub nilai yang pernah Anda peroleh sekecil apapun itu. Misalnya si Folan hanya memberi saya sekotak kecil tusuk gigi, ternyata di dalamnya ada kupon sebuah TV 14 inchi, atau hanya satu kalimat dari dia, saya tidak jadi meninggalkan pekerjaan saya, keluarga saya tetap utuh, dsb. Orang yang berhati, sabarlah yang dapat melakukan hal tersebut, seperti nasehat Paulus kepada jemaat di Kolose, Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13).

  • Membangun Kemampuan Diri untuk Mengampuni
  • Mengampuni kesalahan orang bukan kelemahan melainkan suatu kekuatan. Bandingkan ketika Yesus berkata "Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa" (tingkat menghapus), bagi manusia cukup dengan tingkat "memaafkan". Namun keduanya melupakan (Yesaya 43:25). Supaya terbiasa, sekarang Anda boleh menyanyikan lagu, "Sejauh Timur dari Barat, Engkau membuang dosaku, Tiada Kau ingat lagi pelanggaranku, Jauh kedalam tubir laut, Kau melemparkan dosaku, Tiada Kau perhitungkan kesalahanku ..." (Mikha 7:19). Untuk membangun kemampuan di atas tidak dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri, karena manusia memang lemah. Kita harus masuk dalam persekutuan dengan Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (Ibrani 12:15).

  • Jangan Memberi Peluang
  • Jangan beri peluang untuk memperbincangkan, menganalisis, membahas lalu merumuskan kesalahan orang lain. Hal itu seperti meniup bara api yang akan membesar, semakin membesar, sampai sulit dipadamkan, lalu akan membakar hati dan seluruh diri pribadi anda. Jangan biarkan api sekecil apapun mulai menyala karena dia akan terus membakar (Yakobus 3:5). Walaupun sulit mari terus melatih diri agar dapat memadamkan api kemarahan sebelum matahari terbenam. Segala kepahitan, kegeraman, amarah, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. (Efesus 4:26,31).

  • Melihat ke Depan Sejauh-jauh Mungkin
  • Senantiasa melihat ke depan. Apabila memelihara permusuhan, sakit hati, pasti akan menuai kerugian demi kerugian, apabila mengingat-ingat kesalahan pasti akan membatasi ruang gerak ke masa depan. Walaupun dalam konteks yang berbeda, tetapi cara Paulus menatap ke depan boleh diteladani. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, (Filipi 3:13). Bahkan Paulus dengan ekstrim menganggap apa yang ada di belakangnya adalah sampah, baik itu kebesaran-kebesaran dunia, apabila dia bandingkan dengan Kristus.

  • Jangan Membuat Kompromi
  • Sering orang berkata , "Saya dapat memaafkan, tetapi tidak dapat melupakan". Kalimat itu betul karena manusia dibekali dengan memori atau daya ingat. Namun ketika kalimat itu diucapkan, ada sesuatu di balik ungkapan tersebut. Ada kegeraman. Masih ada kompromi antara menghapus dan menyebut-nyebut. Jadilah konsekwen, melakukan apa yang anda katakan pada hari minggu yaitu mohon pengampunan, seperti anda mengampuni kesalahan orang lain. (Matius 6:12). Saya menyebut doa itu doa berani mati, karena orang yang berdoa demikian tidak akan diampuni dosanya, bila tidak mengampuni. Mari mengambil sikap tidak mengingat lagi, tidak membicarakan lagi. Kita merujuk Surat Yakobus yang khusus ditujukan kepada semua orang Kristen. dimana saja. Kita harus memilih satu tidak dua-duanya antara mengampuni atau tidak, antara air tawar atau air pahit. Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? (Yakobus 3:10-11).

  • Segera Keluar dari Jerat Akar Pahit yang Dibuat oleh Iblis
  • Segera keluar dari jerat. Jerat itu dibuat oleh iblis dengan kemasan yang menarik. Lakukanlah cara apa saja yang bermuara kepada kemampuan untuk menangkap dan memelihara perasaan damai dan sejahtera. Bukan sembarang damai dan sejahtera, tatapi damai dan sejahtera yang berasal dari Bapa Sorgawi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. (Filipi 4:7) selesai.

    Oleh: Albiden Hutagaol