Hebat karena Dilatih: Talenta Anda Kecil? Pikir Lagi!

Setiap melihat pencapaian hebat seseorang, kita biasanya berkata, “Dia orang bertalenta.” Atau, “Dia berhasil karena mengembangkan talentanya.” Bisa juga, “Berkat talentanya, sekarang hidupnya jauh lebih baik,” dan semacamnya.

Mungkin kita berkecil hati karena merasa talenta kita tidak ada apa-apanya dengan orang lain yang sebidang atau seprofesi. Namun, apakah artinya kita sudah mentok? Talenta cuma ditakar segitu oleh Tuhan dan tidak bisa diapa-apakan lagi?

Apa itu Talenta?

Menurut kamus Alkitab, satu talenta setara dengan 3.000 syikal, sekitar 34 kilogram. Satu talenta berharga enam ribu dinar, dan satu dinar adalah upah harian pekerja pada masa Yesus. Jadi, satu talenta itu sangat berharga. Saat seseorang mengelola talentanya dengan benar, bukan hanya dirinya yang diberkati, melainkan juga orang-orang di sekitarnya.

Misalnya, saya diberi talenta menulis dan mendapat penghasilan cukup besar sebagai penulis. Penghasilan tersebut menjadi berkat untuk saya, istri, serta mertua. Profesi ini dapat saya jalani bertahun-tahun karena saya terus berlatih menulis. Dan, saya tidak alergi kritik. Ketika tulisan saya ditolak, saya cari tahu alasannya, lalu berusaha menulis lebih baik lagi.

3 Jurus Rahasia Mengembangkan Talenta

Berikut tiga jurus efektif supaya talenta kita semakin hebat. Untuk itu, bacalah terlebih dahulu perumpamaan tentang talenta di Matius 25:14-30.

1. Jalankan Sepenuh Hati

Matius 25:16 berkata: “Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.”

Sering saya bertemu orang yang mengeluh hidupnya tidak berhasil. Hidupnya susah, hidupnya begini-begini saja, karena Tuhan tidak memberinya talenta. Ini pemikiran keliru. Tuhan memberi setiap orang talenta. Ada yang dapat satu, ada yang dua, atau lima. Katakanlah kita hanya diberi satu, tetapi ketika kita giat berusaha dan belajar, kita pasti mendapatkan hasil positif. Talenta kita pun bertumbuh.

Masalahnya, kemalasan membuat seseorang enggan mencari tahu potensi talentanya. Kalaupun tahu, mereka tidak mau menjalani proses. Maunya langsung dapat hasil besar tanpa susah payah. Padahal, hasil terbaik hanya diperoleh orang-orang yang gigih berusaha. Oleh mereka yang gagal berulangkali, tetapi bangkit lagi. Yang mau belajar dari kesalahan dan berupaya memikirkan solusi positif dan kreatif.

Kemalasan adalah dosa. Jadi, kalau kita malas memakai talenta, kita berdosa dan sengaja menghina Tuhan.

2. Setia dalam Perkara Kecil

Matius 25:16 berkata: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Kalau Tuhan memberi kita sesuatu yang remeh dan upahnya kecil, bersyukurlah dan kerjakan dengan sepenuh hati.

Setahun pertama saya menjadi murid Yesus, Tuhan menempa saya melalui hal kecil, yaitu jadi tukang cuci motor jemaat. Saat para pemimpin meeting setelah ibadah, saya cuci motor mereka. Airnya gratis karena menebeng di rumah bapak pendeta. Dalam kurun itu, saya bisa bersihkan dua sampai tiga sepeda motor. Meski upahnya kecil, saya berusaha mencuci sebersih mungkin.

Pernah juga Tuhan kasih saya pekerjaan kecil, yaitu membagikan brosur bimbel di depan sekolah. Saya tetap kerjakan sepenuh hati. Saat kita setia dalam perkara kecil, kita akan dipercaya melakukan perkara besar dan mampu mengerjakannya.

3. Jadilah Orang Berguna

Matius 25:30 berkata: “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Tuhan ingin talenta apapun yang Dia percayakan kita kerjakan untuk segala sesuatu yang rohani. Misalnya, kita pintar bicara dan meyakinkan orang. Gunakan itu untuk memperkatakan hal-hal rohani. Yang membuat orang termotivasi melakukan perkara rohaniah dan belajar Alkitab. Jangan malah untuk menyebar hoaks dan gosip, atau memprovokasi orang bikin dosa.

Hamba yang dipercaya mendapat satu talenta disebut malas dan jahat. Karena dia tahu apa keinginan tuannya, tetapi “sengaja” mengecewakan beliau dengan menyembunyikan talentanya di dalam tanah. Jangan mengeluh, iri hati, atau marah kalau Tuhan memberkati orang-orang yang tekun berjuang hingga hidup mereka sukses dan dihormati orang. Tentu kita yang malas akan tetap hidup susah dan disepelekan orang.

Tuhan ingin setiap anak-Nya bertumbuh, hidupnya diberkati dan menjadi berkat bagi banyak orang. Semua bisa terjadi saat kita mau taat dan melakukan kehendak-Nya. Salah satunya, dengan menghargai talenta yang Tuhan percayakan dan menjalankannya sebaik mungkin. Kalau belum tahu apa talenta kita, cari tahu. Kalau sudah tahu, kembangkanlah dengan terus-menerus melatihnya.

Tuhan memberkati usaha kita!

Source : https://gkdi.org/blog/talenta-anda/