Kesatuan dalam Tubuh Kristus

Salah satu dari sekian banyak masalah yang signifikan dalam tubuh Kristus adalah perpecahan. Kekristenan telah terkotak-kotak dan menjadi terpecah menjadi begitu banyak kelompok dan denominasi yang kelihatannya melemahkan keefektifan kita. Lagipula, bagaimana mungkin kita mengajarkan kebenaran kepada dunia sementara "kebenaran" yang masing-masing kita pegang justru membuat kita saling berselisih?

Perjumpaan saya dengan orang-orang Kristen selama bertahun-tahun telah membuat saya semakin memahami bahwa ada terlalu banyak orang Kristen yang lebih memperhatikan perbedaan-perbedaan teologis daripada memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk memperluas Kerajaan Allah. Saya sering sekali melihat mereka yang beraliran Calvinis menyerang non-Calvinis, penganut aliran Baptis menyerang penganut Presbiterian, mereka yang tidak berbahasa lidah menyerang mereka yang berbahasa lidah (dan sebaliknya), penganut pra-tribulasi berdebat dengan penganut paham pasca-tribulasi, mereka yang berpandangan amilenial berselisih dengan yang premilenial, dll.. Semua yang saya sebutkan itu benar-benar menggelikan. Tentu saja kita memiliki banyak pendapat, bahkan memang sudah seharusnya, sebab kita adalah makhluk yang berpikir. Akan tetapi, semua perbedaan kita itu hendaknya didasarkan pada kerendahan hati dan kasih. Jika perbedaan-perbedaan pendapat ini menjadi lebih penting daripada kesatuan tubuh Kristus, kita sama saja membiarkan penyembahan berhala dalam gereja dan bahkan hati kita.

"Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus...untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,..." (Efesus 4:1-7; 12-13)

Perintah itu adalah untuk menjadi satu. Tentu saja, kesatuan kita tidah boleh mengorbankan hal-hal yang penting; yaitu iman yang menjadikan kita orang-orang percaya. Hal-hal yang penting itu adalah mengenai ketuhanan Kristus, Tritunggal, kebangkitan Yesus secara jasmani, dan keselamatan yang hanya berdasar pada anugerah. Iman kita di dalam Kristus, Allah yang berinkarnasi menjadi manusia, dan pribadi kedua dalam Tritunggal itulah yang menjadikan kita orang-orang percaya; bukan keyakinan kita terhadap pengangkatan pra atau pasca-tribulasi, baptisan anak atau baptisan dewasa, dan musik himne atau musik kontemporer. Karena kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus yang satu dan yang sama, maka kepada Dialah kita seharusnya memusatkan perhatian kita seraya mengingat kerendahan hati-Nya yang menjadi bagian yang penting dalam proses penyatuan kita di dalam tubuh-Nya. Kita tidak dapat disatukan jika kita meninggikan diri dan doktrin-doktrin kita yang kurang penting itu di atas hal-hal yang penting.

Kerendahan hati adalah ketika seseorang memandang orang lain dan berkata, "Mungkin Anda benar." Kerendahan hati adalah ketika Anda menganggap orang lain lebih penting daripada diri Anda. Kerendahan hati adalah ketika Anda mengakui bahwa Tuhan juga bekerja melalui kehidupan orang lain sekaligus melalui diri Anda; dan kesatuan itu, yang dipelihara demi kemuliaan Allah dan demi memajukan Kerajaan-Nya, jauh lebih penting daripada memelihara doktrin-doktrin yang kita sukai tetapi menjauhkan orang lain yang tidak setuju dengan pendapat kita.

"Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah." (Roma 14:4-6).

Mengapa kesatuan dalam tubuh Kristus sangat penting? Ada dua alasan. Yang pertama, kesatuan berarti kita merendahkan diri seorang terhadap yang lain demi menyenangkan Tuhan, dan dengan demikian memuliakan-Nya. Yang kedua, ada banyak orang yang sedang menuju ke neraka dan mereka membutuhkan Kabar Baik dalam hidup mereka. Haruskah kita lebih memperhatikan doktrin-doktrin yang kita usung dan menutup mata terhadap penginjilan sehingga jiwa-jiwa yang berdosa terlepas dari jangkauan kita atau bahkan terhalang oleh pertengkaran dan perpecahan kita? Ataukah seharusnya kita menggabungkan karunia, bakat, dana, dan sumber daya kita serta menggunakan semua itu untuk menjangkau yang terhilang? Lagipula, di hadapan Takhta Allah tidak ada namanya penganut Presbiterian, Baptis, atau Lutheran.

Kiranya Tuhan mengaruniakan rahmat kepada kita agar kita dapat memusatkan pandangan kepada-Nya dan meminta-Nya memakai kita, mengajar kita merendahkan diri, dan menggerakkan hati kita untuk meletakkan Injil di tempat yang seharusnya; jauh di atas perbedaan denominasi kita, dan terlebih lagi di atas segala perbedaan kita yang kurang penting itu. Segala kemuliaan hanya bagi Yesus! (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : CARM
URL situs : http://carm.org/christianity/devotions/unity-body
Judul asli : Unity in The Body
Penulis : Matt Slick
Tanggal akses : 26 Februari 2014