Suku Pear dari Kamboja Bagian Timur

Sejarah

Ada enam suku bangsa minoritas di Kamboja yang secara linguistik saling berhubungan: suku Chong, suku Por (Peur, Pear), suku Samre, suku Saoch, suku Somrya, dan suku Suoy (Suy). Keenam suku bangsa ini berbeda, baik secara etnis maupun linguistik, dari suku bangsa mayoritas bangsa Khmer lainnya. Jumlah total mereka tidak lebih dari 10.000 jiwa, bahkan di antara suku-suku ini ada yang jumlahnya hanya beberapa ratus orang saja. Suku bangsa Chong juga dapat ditemukan di Provinsi Trat dan Chantaburi di Thailand. Secara historis, suku tersebut adalah suku pertama yang mendiami Kamboja dan wilayah Khmer kuno.

Selama periode Angkor (masa keemasan Kekaisaran Khmer yang dimulai pada tahun 208 sM -- 1431 M --red.), ada bukti-bukti yang meyakinkan bahwa keenam suku bangsa ini dieksploitasi sebagai budak. Suku-suku bangsa ini juga dikenal sebagai penanam dan penghasil kepulaga. Juga, ada laporan yang mengatakan bahwa Tentara Khmer Merah menindas suku-suku ini sehingga mengakibatkan hilangnya tanah adat mereka seiring konflik yang berlangsung selama beberapa dekade di Kamboja.

Saat ini, keenam suku bangsa ini tersebar di sebelah barat sungai Mekong. Kebanyakan dari mereka sekarang dapat berbicara dalam bahasa Khmer dan sudah lebih terasimilasi dengan bangsa Khmer sendiri. Generasi muda mereka bahkan tidak lagi menggunakan bahasa suku, tetapi hanya berkomunikasi menggunakan bahasa Khmer saja. Meskipun beberapa generasi yang lebih tua masih menggunakan bahasa suku mereka, tetapi diperkirakan bahasa itu akan punah hanya dalam beberapa generasi saja. Informasi mengenai suku-suku bangsa ini sangat terbatas, bahkan sebuah survey yang dilakukan untuk menemukan suku Chong baru-baru ini dinilai gagal karena tidak menemukan keberadaan mereka. Meskipun ditemukan referensi-referensi sejarah yang menyebutkan keberadaan mereka di wilayah Kamboja, tetapi kemungkinan besar suku Chong kini tidak lagi berdiam di negara tersebut.

Seperti apa kehidupan mereka?

Suku Pear tinggal di desa-desa terpencil yang sering kali berada jauh di tengah-tengah wilayah hutan. Sebagian besar mata pencarian mereka adalah bertani. Sawah mereka biasanya terletak jauh di dalam hutan dan setiap beberapa tahun sekali, mereka melakukan perpindahan lahan. Suku ini sangat bergantung pada musim sehingga jika terjadi banjir atau kekeringan, mereka akan mengalami kekurangan pangan. Selain bertani, mereka juga menanam sayur-sayuran dan pisang; mereka juga mengumpulkan hasil hutan seperti getah resin, kayu bakar, dan arang. Beberapa dari mereka masih berdiam di gunung Krâvanh (secara harfiah berarti gunung Kepulaga) dan mengumpulkan kepulaga dari hutan. Biasanya, mereka tinggal di rumah yang sederhana yang terbuat dari bambu. Rumah itu rendah dan hanya memiliki satu kamar, biasanya atap dan dindingnya terbuat dari dedaunan, bambu atau kayu. Kebanyakan dari mereka masih buta huruf karena kesempatan pendidikan masih sangat terbatas dan dilaksanakan dalam bahasa nasional Khmer.

Apa kepercayaan mereka?

Orang-orang Pear masih menganut animisme. Mereka menyembah Neak Ta atau Arak, yang mereka percayai sebagai roh-roh yang sangat kuat dan dapat mencelakakan mereka. Orang-orang Pear percaya bahwa kedua roh ini hanya dapat ditenangkan melalui persembahan-persembahan sesaji. Orang-orang Pear sering kali mempraktikkan pengobatan tradisional yang sebenarnya merupakan gabungan dari praktik spiritisme dan penggunaan tanaman obat-obatan yang mereka kumpulkan dari hutan. Namun, praktik pengobatan semacam ini jarang berhasil, sebaliknya sangat berbahaya. Mereka hidup dalam budaya yang sangat terikat oleh takhayul dan dicekam ketakutan terhadap roh-roh. Contohnya, orang-orang Pear yang hidup di tepi hutan Kepulaga memiliki "aturan-aturan" spesifik mengenai bagaimana mereka harus mengumpulkan kepulaga di hutan.

Apa kebutuhan mereka?

Orang-orang dari suku bangsa ini sangat miskin dan dianggap remeh oleh mayoritas bangsa Khmer. Mereka tidak memiliki akses yang cukup kepada pendidikan dan pelayanan kesehatan. Dan, yang lebih penting, mereka membutuhkan orang-orang yang rindu untuk menuntun mereka kepada Kabar Baik. (t/Yudo)

Pokok Doa:

  1. Berdoalah kepada Allah supaya Ia mengirim pekerja-pekerja-Nya untuk memberitakan Kabar Baik di tengah-tengah suku bangsa ini.

  2. Mintalah kepada Allah supaya dengan kuasa-Nya, Ia melepaskan suku bangsa ini dari keterikatan terhadap roh-roh jahat.

  3. Doakan juga agar Allah menggerakkan pemerintah Kamboja untuk memerhatikan kebutuhan suku bangsa ini, terutama untuk akses kepada pendidikan dan pelayanan kesehatan yang memadai.

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:

Nama situs : Joshua Project
Alamat URL : http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=CB&peo3=14351
Judul asli artikel : Pear, Eastern of Cambodia
Penulis : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 24 Oktober 2013