Alkitab

Berbagai pertanyaan mungkin timbul dalam pikiran kita tentang kebenaran Alkitab. Bukankah Alkitab itu hanya ditulis oleh manusia? Kalau demikian, apakah Alkitab tidak ada salahnya? Apakah maksudnya bahwa Alkitab ditulis dengan ilham Allah? Apakah perbedaan antara Alkitab dan buku-buku lainnya? Apakah dalam zaman modern ini kita masih perlu membaca Alkitab; bukankah Alkitab sudah ketinggalan zaman?

Ada beberapa pendapat yang salah mengenai Alkitab sehingga kadang kala membuat kita bingung. Misalnya, ada pendapat yang mengatakan bahwa Alkitab ditulis oleh orang-orang jenius. Bila pendapat ini benar, maka Alkitab pasti ada salahnya atau tidak sempurna. Pendapat lain mengatakan bahwa Alkitab ditulis sepenuhnya oleh Allah sendiri. Pendapat ini menyangkal campur tangan manusia. Ada juga yang mengatakan bahwa hanya sebagian Alkitab diilhamkan oleh Allah -- Alkitab terdiri dari firman Tuhan, namun secara keseluruhan bukan firman Tuhan. Kelemahan pendapat ini ialah bagaimana kita yang membacanya dapat mengetahui mana yang diilhamkan Allah, mana yang bukan. Pendapat lain lagi mengatakan bahwa Tuhan memberikan ilham dalam pikiran si penulis, lalu terserah bagaimana si penulis itu menyampaikannya. Bagaimana kita bisa tahu bahwa yang ditulis si penulis itu benar?

Mungkin Anda juga pernah berpikir seperti salah satu pendapat di atas, namun semua pendapat di atas tidak benar. Sesungguhnya, Alkitab ditulis oleh ilham/wahyu/inspirasi dari Tuhan yang diberikan kepada manusia secara penuh, lengkap, dan sempurna dalam bahasa aslinya, bahkan sampai kepada penggunaan kata-katanya. Dua Timotius 3:16, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

Salah satu hal yang membuat Alkitab berbeda dari buku-buku lainnya ialah bahwa dalam Alkitab dituliskan mengenai berbagai macam keajaiban. Pelayanan Musa dalam memimpin orang Israel keluar dari Mesir disertai dengan banyak keajaiban (Keluaran pasal 7 sampai 12). Api turun dari langit pada saat utusan Raja Ahazia menghadap hamba Tuhan, Elia (2 Raja-raja 1:10-15). Selain itu, keajaiban-keajaiban yang tertulis dalam Alkitab juga diteguhkan oleh sumber-sumber lain. Para arkeolog meneguhkan mengenai kejadian runtuhnya tembok Yerikho. Seorang sejarawan bernama Josephus (orang Yahudi, bukan Kristen) dalam buku-bukunya menuliskan mengenai keajaiban-keajaiban yang dilakukan Yesus. Bahkan, sampai saat ini pun, kita masih dapat mengalami tanda-tanda dan mukjizat sesuai dengan apa yang tertulis dalam Alkitab (Markus 16:17, 20; Ibrani 2:4).

Namun, keajaiban-keajaiban yang terjadi dalam Alkitab saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa Alkitab itu lain dengan buku-buku lainnya. Dalam Alkitab, ada sekitar 3856 nubuat. Dalam hidup Yesus sendiri, ada 300 nubuat yang digenapi. Kalau hanya 48 nubuat digenapi, kemungkinan itu terjadi secara kebetulan adalah 1:10. Ini sama halnya bila kita ingin mencari sebuah elektron dalam jagat raya. Jadi, apa yang digenapi dalam Alkitab bukanlah sekadar kebetulan.

Mungkinkah Alkitab hanya ditulis oleh manusia? Alkitab ditulis oleh 40 penulis yang berbeda latar belakangnya: dokter, raja, nabi, nelayan, dsb.. Mereka menuliskan suatu topik yang sangat luas, ditulis dalam tiga bahasa (Ibrani, Aram, dan Yunani) dalam kurun waktu ± 1600 tahun. Isinya tidak ada kontradiksi, bahkan saling meneguhkan. Hal ini membuktikan bahwa sesungguhnya hanya ada satu penulis Alkitab, yaitu Allah sendiri.

Setelah kita mengetahui bahwa Alkitab ditulis berabad-abad yang lalu, apakah Alkitab tidak ketinggalan zaman? Perkiraan bahwa Alkitab sudah ketinggalan zaman tidak terbukti. Sebaliknya, Alkitab lebih maju dari ilmu pengetahuan manusia, dan manusialah yang ketinggalan zaman. Ketika Columbus menyatakan bahwa bumi ini bulat, penemuan ini dianggap penemuan yang besar. Namun sebetulnya, 2.500 tahun yang lalu, Alkitab telah menyatakan bahwa bumi ini bulat: "Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi ...." (Yesaya 40:22) Juga, kehampaan di luar angkasa yang ditemukan ketika satelit Appolo diluncurkan telah dicatat Alkitab jauh sebelumnya, ketika Ayub berkata, "Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi dalam kehampaan" (Ayub 26:7). Ilmu kedokteran pun mau tidak mau harus mengakui bahwa Alkitab lebih maju. Dokter mengatakan bahwa stres atau depresi dapat mengakibatkan kekurangan kalsium pada tulang. Alkitab mencatat hal ini dalam Amsal 17:22, "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tapi semangat yang patah mengeringkan tulang" (kurang kalsium).

Pengaruh Alkitab sampai saat ini juga merupakan suatu bukti bahwa Alkitab bukanlah sembarang buku. Tidak ada buku lain yang memberi pengaruh sedemikian besar kepada semua bangsa dari berbagai macam latar belakang, bahasa, dan kebudayaan, selain Alkitab. Sampai saat ini, Alkitab selalu menjadi "best seller" dan telah diterjemahkan dalam 1875 bahasa (baik sebagian maupun seluruhnya).

Voltaire, seorang ahli filosofi dari Perancis tahun 1700-an, pernah meramalkan bahwa Alkitab dan kekristenan akan lenyap dari muka bumi dalam waktu 100 tahun. Namun, ramalan ini meleset jauh karena ternyata, setelah 100 tahun pun Alkitab tetap ada dan dicetak dalam jumlah banyak. Antara tahun 1815 dan 1975, lebih dari 2,5 miliar Alkitab dicetak! Malahan, sampai saat ini, masih ada 8000 naskah asli dari Alkitab yang ditulis pada abad 4. Tidak ada buku yang dapat bertahan sekian lama seperti Alkitab, jadi adanya Alkitab sampai saat ini adalah suatu keajaiban. Padahal, sejak dahulu, banyak raja yang ingin memusnahkan Alkitab, namun tidak berhasil.

Setelah kita mempelajari apa yang terjadi dengan Alkitab (keajaibannya, kesatuan penulisnya, dll.), kita diperhadapkan pada suatu pilihan, apakah kita akan membaca Alkitab atau tidak. Tuhan sudah memberikan firman-Nya bagi kita untuk kelangsungan kehidupan kita, apakah kita akan membaca dan melakukannya atau tidak? Keputusan itu ada di tangan kita.

*Pastor Paul Tan adalah Gembala Sidang IFGF Claremont dan San Bernurdino.

Diambil dan disunting dari:

Judul majalah : HARVESTER, Edisi Januari/Februari, Tahun 1994
Penulis : Pastor Paul Tan
Penerbit : Indonesian Harvest Outreach
Halaman : 6 -- 7