Suku Melayu Bangka (Sumatera Selatan)

Suku Melayu Bangka tinggal di Pulau Bangka, sebuah pulau di Laut China Selatan di sebelah timur Sumatera. Pulau ini termasuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Diperkirakan 60 persen dari penduduk Pulau Bangka adalah orang Melayu, sedang 25 persen merupakan orang keturunan China. Pulau Bangka sering disinggahi karena memiliki pantai yang indah dan mudah dicapai dari Palembang, hanya 1/2 jam perjalanan pesawat udara.

Suku Melayu

Pulau Bangka dikenal karena menghasilkan tambang timah putih terbesar di Indonesia dan sudah dikembangkan sejak abad 18 dan 19. Sebelumnya, pulau ini menghasilkan hasil laut, hutan, dan besi. Selain itu, pulau ini juga terkenal dengan perkebunan ladanya, yang mengalami puncak kejayaan pada tahun 1987. Namun, memasuki tahun 1990-an, harga lada menurun drastis dan disusul dengan harga timah, sehingga hal itu menimbulkan dampak serius bagi masyarakat di pulau ini. Akibatnya, banyak di antara mereka yang mengalami guncangan jiwa.

Penduduk pulau Bangka mayoritas beragama Islam, khususnya orang Melayu. Sedangkan penduduk keturunan China kebanyakan menganut kepercayaan China, baik Buddha maupun Konfusius, bahkan Kabar Baik telah tersebar di kalangan orang-orang ini.

Saat ini, masyarakat pulau Bangka menantikan campur tangan pemerintah maupun swasta untuk membenahi perekonomian yang guncang akibat turunnya harga lada dan timah. Mental masyarakat juga perlu dipulihkan dan dipersiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa yang akan datang, sehingga tidak hanya terpaku pada kejayaan masa lalu saja. Diperlukan pembukaan wawasan mereka agar bisa melihat peluang-peluang dan alternatif usaha lain yang bisa memberikan hasil yang baik. Peran pengusaha kecil dan koperasi mutlak ditingkatkan.

Populasi : 200.000 jiwa
Bahasa : Melayu Bangka
Anggota Gereja : 10 (0,005 persen)
Alkitab : Ada
Film Yesus : Ada
Radio : Ada

Pokok Doa:

  1. Kita bersyukur untuk orang-orang suku Melayu Bangka yang telah mengenal Kristus, doakan agar iman mereka dapat terus bertumbuh di tengah-tengah lingkungan yang sulit ini.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gereja-Nya untuk bersatu dan bekerja sama, menyediakan pekerja: pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur, dan penuai untuk menolong meningkatkan kesejahteraan hidup suku Melayu Bangka.
  3. Berdoa untuk pembenahan perekonomian yang guncang akibat turunnya harga lada dan timah, serta pemulihan mental masyarakat agar mereka siap menghadapi tantangan-tantangan di masa yang akan datang.

Sumber: CD-ROM SABDA

e-JEMMi 22/2001