Sekilas Kesaksian di Tengah Nuansa Kematian

"Betapa ngerinya orang yang meninggal ketika mempunyai banyak jimat" - itulah kesan banyak tetangga ketika ada kasus yang istimewa di dekat mereka. Peristiwa itu juga diawali dgn rentetan kondisi yang membuat banyak tetangga merasa resah, takut, bingung dan tidak sedikit yang menjadi emosi. Meskipun sdh muntah darah & badan kurus kering, serta tdk makan/minum ber-minggu2, matanya tetap melotot & orang tersebut tetap dapat tegak berdiri - walaupun kesadarannya hampir nol - sehingga keberadaannya ditandai dgn kencing & berak tak beraturan.
Dengan melihat hal seperti itu maka muncul komentar: "Semoga hal serupa tidak akan terjadi lagi" -kata mereka. Memang tidak mudah untuk menghadapi munculnya kasus yang khusus seperti itu. Keadaan yang relatif mencekam tersebut telah membuat ketegangan tersendiri dalam hidup bertetangga, apalagi orang yang meninggal itu ternyata hanya berstatus sebegai penyewa rumah dan tidak diketahui asal-usulnya yang jelas, serta tidak ada orang yang mau mengaku sebagai saudara.
Di tempat yang bernuansa kalut (walau tidak perlu saya sebutkan secara rinci tentang lokasi ini) maka langkah pertama yang kami kerjakan yaitu membimbing dan menguatkan warga jemaat (dari berbagai denominasi) untuk tidak takut dan bahkan tetap dapat membawa berkat bagi tetangga. Langkah kedua, saya berdoa secara khusus untuk secara bijaksana dapat mewujudkan kesaksian hidup yang hanya takut kepada Tuhan, siap di setiap saat ketika ketegangan muncul dan segera mencarikan solusi yang tepat dan tetap berdasarkan pada urapan Roh Kudus, justru ketika proses menuju kematian tersebut memang begitu panjang.
Pada akhirnya, bersama dengan segenap rekan-rekan seiman di tempat itu kami selalu berdoa, semoga hal tsb menjadikan suatu kesadaran makna hidup sejati.
Gloria in Excelcis Deo!