Srilanka Tahun 2006

Sri Langka — Beberapa waktu yang lalu, pesawat-pesawat jet Sri Langka menjatuhkan bom di benteng Macan Tamil yang ada di timur. Serangan ini dilakukan menyusul kegagalan perundingan damai sehari sebelumnya. David Garrison, ketua Southern Baptist International Mission Board untuk wilayah Asia, mengatakan bahwa ketidakpastian ini telah menimbulkan korban di pihaknya. "Bom di Galle sungguh mengejutkan karena terjadi di daerah yang berseberangan dengan daerah konflik di utara. Saya rasa daerah konflik tidak terisolasi sehingga tidak ada yang dapat memprediksi daerah mana yang akan menjadi sasaran selanjutnya." Dia menambahkan bahwa ketika kematian menjadi ancaman yang berkelanjutan, banyak orang yang mulai bertanya tentang keabadian. "Kami melihat orang-orang di Sri Langka sedang bertanya-tanya tentang kelanjutan hidup mereka di masa mendatang. Ini merupakan waktu yang tepat bagi orang Kristen untuk berkata, `Ada harapan`. Berdoalah agar umat percaya bersiap-siap untuk meraih kesempatan yang diberikan Tuhan.
[Sumber: Mission Network News, November 2006]

Pokok Doa:

  • Saat ini, banyak orang Sri Langka yang mempertanyakan keberadaan pengharapan yang sejati. Oleh karena itu, marilah berdoa agar pertanyaan itu dapat terjawab lewat orang-orang percaya yang berada di sana.

  • Berdoalah agar keadaan yang aman dan damai dapat segera tercipta. Doakan juga pemerintah Sri Langka agar dapat memerintah dengan takut akan Tuhan.

e-JEMMi 45/2006



Sri Langka -- Perseteruan antara pemerintah dan pemberontak Macan Tamil telah membuat proses gencatan senjata tidak berlangsung lama. Serangkaian serangan seperti bom bunuh diri, pertikaian antaretnis, dan pembunuhan warga sipil secara misterius yang mengakibatkan lebih dari dua ratus korban para bulan lalu dicurigai dilakukan oleh anggota Macan Tamil. Kedua pihak saling menyalahkan terjadinya kekerasan itu. Peristiwa ini sangat memengaruhi pelayanan outreach, ujar direktur negara organisasi Back to the Bible, James Kanaganayagam. "Kejadian seperti ini memengaruhi kami karena kami jadi tidak dapat bekerja di daerah tersebut seorang diri lagi. Kami memiliki program di wilayah-wilayah itu, sehingga mengharuskan kami pergi ke daerah tersebut. Namun, kejadian tersebut membuat kami kesulitan untuk masuk-keluar daerah tersebut." Ketika banyak orang Kristen yang takut bekerja di daerah tersebut, Kanaganayagam berkata, "Di tengah semua ini, kami masih dapat menyiarkan program kami dan kami sangat bersyukur atas semua itu." Program-program Back to the Bible disiarkan dalam bahasa Sanhala, Tamil, Inggris, dan akan dilengkapi segera dengan bahasa Malay. Dana untuk siaran dan dukungan staf sangat dibutuhkan.
[Sumber: Mission Network News, Mei 2006]

Pokok Doa:

  • Bersyukur bahwa di tengah banyak peristiwa yang terjadi di sana, Back to the Bible masih bisa menyiarkan program-program mereka. Berdoa juga untuk dana yang mereka perlukan untuk membiayai siaran mereka.

  • Doakan pelayanan Back to the Bible, doakan agar kuasa Allah saja yang melindungi setiap hal yang mereka alami dan kerjakan di sana.

e-JEMMi 23/2006