Bagian G. Bahaya-bahaya Dalam Penerapan

Banyak di antara kita yang percaya bahwa pemahaman Alkitab harus disertai dengan pertanyaan: "Apa perubahan yang terjadi pada diri saya setelah mempelajari Alkitab kita?" dan "Bagaimana penerapannya dalam hidup saya?" Kita telah melihat bahwa generasi-generasi sebelum kita dapat mempelajari Wahyu, Daniel dan nabi-nabi kecil dengan tekun tanpa sampai kepada masalah-masalah yang membuat mereka gelisah, hirarkis, kompetitif, mati perasaan, menuntut, cerewet, kasar dan tamak.


Jika peraturan menjadi prinsip dan perbuatan menggantikan sikap hati, maka kita telah kehilangan kontrol terhadap religi kita, dan akhirnya religi yang mengontrol kita.

Menang baik bergumul dengan pertanyaan, "Bagaimana kebenaran ini akan terwujud dalam hidup saya?" Demikian pula yang dilakukan oleh generasi-generasi dulu dengan daftar tentang bagaimana saharusnya sikap seorang Kristen. Mereka tidak merokok (kecuali jika sedang marah), tidak minum minuman keras (kecuali jika mereka mulai ketagihan kopi), tidak berpesta pora (kecuali jika di situ ada kesempatan bergosip). Dalam hal-hal inilah orang-orang Farisi didapati sangat ahli.

Jika peraturan-peraturan terapan ala orang-orang Farisi di atas menjadi prinsip kita, dan jika perbuatan telah menggantikan sikap hati, maka mungkin sekali kita telah menyerahkan diri pada religi yang menggantikan tempat Kristus, bukan kepada religi yang melayani Dia.