Kesaksian Misi

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Perpaduan Antara Misi dengan Musik

[Sebuah contoh dari perpaduan antara musik dan misi dengan cara yang kreatif terlihat dalam kehidupan dan pelayanan John Benham, yang memiliki hasrat untuk menghubungkan antara musik dan misi.]

Menjangkau berbagai budaya dengan musik untuk menghubungkan hati manusia dengan hati Tuhan: The Music In World Cultures Training Center (Musik dalam Pusat Pelatihan Kebudayaan Dunia).

Lo -- Si Petani Sederhana

Lo adalah seorang petani yang sederhana dan setengah buta huruf. Dia mungkin dilihat sedikit aneh oleh tetangga-tetangganya -- berdiri di atas sebuah bendungan air, tanpa alas kaki, mengenakan baju dan celana panjang kotor yang digulung sampai setinggi lutut.

Harapan Seorang Pemabuk

ladang misi adalah suatu wilayah di Naral, yang ada di bagian timur Afrika Selatan. Saat ini, aku bekerja di dua tempat yaitu di suatu daerah perkotaan bernama Kwamashu dan daerah pertanian bernama Ruganda. Sehubungan dengan kebijaksanaan apartheid yang diberlakukan di Afrika Selatan, banyak daerah perkotaan -- terdiri atas kota-kota monoetnis yang didiami orang-orang "campuran" (keturunan dari pasangan yang berbeda ras), orang-orang Indian dan orang-orang berkulit hitam -- berkembang pesat di daerah-daerah pinggiran kota-kota, tempat di mana penduduk asli Afrika (keturunan Eropa) tinggal. Kota Kwamashu terkenal dengan tindak-tindak kekerasan yang terjadi hampir setiap hari sebelum dilangsungkannya pemilihan bersejarah di negara Afrika yang melibatkan setiap ras yang ada di negara tersebut, tepatnya pada tanggal 28 April 1994. Menyadari resiko yang harus dihadapi karena situasi kekerasan yang ada di Kwamashu, beberapa peristiwa tertentu terus menguatkanku untuk meneruskan pelayanan misi di kota tersebut.

Pelayanan di Desa Z

Saya ingin memberikan satu kesaksian saat melakukan pelayanan di desa Z, di lereng kaki gunung X.

Letak desa Z boleh dibilang cukup terpencil. Jalan menuju desa tsb hanya satu, yaitu menyusuri lereng gunung, dimana sisi kanan adalah tebing yang curam, sementara sisi kiri adalah jurang yang dalam. Kendaraan yang digunakan adalah sebuah Jeep Badak, itu pun kalau musim hujan (saat kami berangkat ke sana) rodanya harus dililit dengan rantai supaya tidak selip. Jeep Badak ini pulalah yang menjadi angkutan umum dan barang bagi orang-orang di desa Z. Beberapa hari sekali, Jeep Badak ini membawa berbagai keperluan rumah tangga untuk dijual pada penghuni desa. Sebagian besar penduduk hidup dari bercocok tanam dan memelihara ayam di rumah.