You are hereDoa Bagi Misi Dunia / Doa Bagi Misi Dunia

Doa Bagi Misi Dunia

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Benin Tahun 2007

Setelah tiga puluh tahun masa penerjemahan, pada akhir April 2007, delapan ratus orang suku Monkole merayakan selesainya kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Monkole yang pertama. Terima kasih atas kerja sama penduduk lokal yang menjadi anggota SIM International sehingga dua ribu kopi kitab Perjanjian Baru itu dapat dicetak di Benin sebagai percobaan. Lima puluh kopi Kitab Perjanjian Baru terjual pada hari pertama peluncurannya. Raja Monkole percaya bahwa sekarang bahasa mereka akan dapat abadi karena sudah diwujudkan dalam bentuk tulisan. Doakan agar tersedianya firman Tuhan dalam bahasa mereka dapat memperbarui semangat dan visi di gereja Monkole.

Zimbabwe Tahun 2007

Sekitar 83% populasi Zimbabwe berada dalam kemiskinan dengan tingkat pertumbuhan inflasi sedikit di bawah 5.000%. Jaye dari Global Aid Network mengatakan bahwa mereka baru saja bergabung dengan kelompok misi untuk membantu masyarakat itu. "Saat ini pelayanan medis merupakan salah satu kebutuhan mereka yang sulit terpenuhi sehingga kebutuhan ini menjadi sangat diperlukan. Kami pergi ke daerah timur laut, tepatnya di daerah Mudzi, Kotwa. Ada sekolah dasar di daerah tersebut dan kami membantu membangun beberapa ruang kelas untuk mereka. Kami juga mengadakan Vacation Bible School (sekolah Alkitab untuk mengisi liburan)." Ketika Anda menjangkau anak-anak, Anda menjangkau orang tuanya pula. Jaye mengatakan bahwa gereja lokal sedang menindaklanjuti kegiatan tersebut. "Daerah tersebut memiliki 22 gereja dan ada beberapa pendeta yang bersedia menjadi penerjemah saat kami melayani anak-anak. Pada petang hari, kami memutar film Yesus dan banyak orang yang meresponsnya, tak terkecuali para pendeta yang juga berada di sana saat semua ini berlangsung. Kami juga terus mendorong orang-orang untuk memiliki hubungan dengan gereja setempat."

Zambia Tahun 2007

Di Zambia terdapat lebih dari 700.000 anak-anak yatim korban HIV. Joanne dari World Hope mengatakan mereka sudah mengidentifikasi dua ratus komunitas di Zambia yang berpeluang terkena HIV. Tujuan World Hope adalah untuk membantu anak-anak yatim ini agar memberi pengaruh budaya yang baik di komunitas mereka. Namun, mereka tidak bisa melakukannya sendiri. "Kami sudah meminta gereja-gereja dan masyarakat untuk bekerja sama dengan desa-desa dan membantu desa-desa itu supaya berkembang dalam hal ekonomi dan rohani, yang nantinya mampu membawa anak-anak yatim korban HIV ini untuk tinggal dalam komunitas itu, melatih perawat anak-anak yatim korban AIDS, termasuk yang sekarat, dan juga mengusahakan pencegahan HIV/AIDS." Joanne mengatakan bahwa gereja-gereja telah melaksanakan usaha-usaha tersebut. "Dengan senang hati saya melaporkan bahwa kami memiliki kesempatan di dua ratus desa dan sekarang kami sudah menggerjakan 53 di antaranya." Membantu proyek penjangkauan seperti ini ternyata memiliki dampak yang menyatukan," lanjut Joanne. "Para pendeta mengatakan kepada saya bahwa gereja mereka menjadi tiga kali lebih besar dari yang dulu dan salah satu pendeta itu mengatakan bahwa kuasa Tuhan sangat kuat dalam masyarakat mereka, dan saat ini mereka sudah menyuruh para dukun supaya menghentikan praktik perdukunan mereka."

Jepang Tahun 2007

Penduduk Jepang yang beragama Kristen jumlahnya kurang dari satu persen. Hanya sedikit yang tertarik pada hal-hal yang bersifat rohani. Pemerintah melarang masuknya hal-hal rohani di sekolah-sekolah. Namun, Book of Hope International melakukan sesuatu untuk menjangkau muda-mudi Jepang. Cina dari Book of Hope mengatakan bahwa muda-mudi di sana sangat tertarik untuk belajar bahasa Inggris. "Sebenarnya buku kami disusun dalam dua bahasa (diglot). Injil ditulis dalam bahasa Jepang dan Inggris secara bergantian, lembar per lembar. Dan kami juga mengembangkan sesuatu yang unik di Jepang -- buku pelajaran bahasa Inggris yang menggunakan "Book of Hope". Jadi, kami memenuhi apa yang mereka butuhkan dan sekaligus mengenalkan Injil kepada mereka." Karena tidak diterima di sekolah, sebuah gereja membawa buku-buku itu ke stasiun kereta dan tempat-tempat berkumpulnya muda-mudi, dengan sebuah undangan ke suatu acara. Cina mengatakan bahwa usaha itu berdampak. "Kini mereka mengasuh 150 murid setelah buku Book of Hope itu diberikan di daerah tersebut. Mereka datang ke konser pelajar, dan enam pelajar Jepang menyerahkan hidup mereka kepada Kristus," tuturnya lagi.

Turki Tahun 2007

Polisi di kota Alexandria, Mesir, melakukan tindak penganiayaan terhadap seorang perempuan Kristen yang memutuskan untuk meninggalkan iman lamanya. Ia berada di dalam penjara selama satu minggu setelah keluarganya menyerang perempuan yang saat itu sedang bersama suaminya di sebuah tempat umum. Keluarga Eman yang ketika itu mengamuk, berusaha menyeretnya ke dalam mobil sambil mengancam akan membunuhnya. Polisi yang melihat kejadian tersebut langsung menarik Eman dan membawanya pergi. Sejak saat itu, Eman menerima perlakuan kasar serta interogasi selama berjam-jam di kantor polisi kota Alexandria, Mesir.

Ethiopia Tahun 2007

International Christian Concern (ICC), sebuah lembaga hak asasi manusia yang berpusat di Wahington DC, baru saja mendapat kabar bahwa seorang penginjil berkebangsaan Etiopia, bernama Tedase, dipukuli sampai mati oleh kaum ekstremis pada hari Senin, 26 Maret, saat Tedase dan dua wanita muda menjalankan tugas penginjilan ke jalan-jalan di Jimma, Etiopia. Ini merupakan kejadian kedua dalam enam bulan, dimana orang-orang Kristen yang tinggal di Etiopia bagian Tenggara diserang dan dibunuh oleh golongan ekstremis.

Burundi Tahun 2007

Festival rohani selama lima hari yang diadakan di negara Burundi, Afrika Timur, yang dilayani oleh penginjil dan Eternity Minded Ministries (EMM), dipadati oleh lebih dari 75.000 orang. Lebih dari lima ribu jiwa berdoa untuk menerima Kristus. "Ada yang mengatakan bahwa Gitega adalah kota yang dingin, tidak mau menerima Injil dan kami hanya akan membuang-buang waktu saja di sana," ujar Carl, ketua pelayanan EMM. Akan tetapi, malam pertama ternyata dibanjiri oleh 15.000 orang, dan orang-orang itu sampai berkerumun di bawah pohon. Hal ini mengejutkan para pendeta lokal. Para pendoa syafaat merasa cemas dan mereka berdoa agar Tuhan tidak menurunkan hujan. Meski hujan lebat sering turun selama festival, namun cuaca selalu cerah pada saat pemberitaan Injil. Selama hari itu, para anggota pelayanan juga mengunjungi banyak sekolah, penjara, rumah sakit, panti asuhan, dan barak militer untuk melakukan pelayanan.

Panama Tahun 2007

Saat ini sudah lebih dari 14 tahun sejak penculikan dan pembunuhan Mark Rich, Dave Mankins, dan Rick Tenenoff oleh para gerilyawan Kolombia di sepanjang perbatasan Panama/Kolombia. Apa yang terjadi dengan pelayanan yang mereka tinggalkan? Misionaris Joyce dari New Tribes Mission mengatakan bahwa Allah telah melakukan hal-hal besar melalui gereja lokal.

Gaza Tahun 2007

Orang-orang Kristen di Jalur Gaza mengkhawatirkan masa depan mereka setelah tentara Hamas menguasai Palestina. Carl Moeller dari Open Doors mengatakan bahwa pengambilalihan kekuasaan oleh Hamas diharapkan dapat mengakhiri kekerasan yang telah terjadi berminggu-minggu ini. Tapi ada juga sisi negatifnya. "Hamas akan berkuasa di Gaza dan jika itu yang terjadi, Gaza akan terisolir dari bantuan yang berasal dari luar Gaza. Kami tahu bahwa ada juga orang-orang Kristen yang terisolasi di Gaza. Kami berdoa untuk mereka dan kami meminta komunitas Kristen untuk memikirkan suatu cara." Moeller berkata bahwa ada ratusan orang yang percaya Injil, terjebak di Gaza. Orang-orang itu terjebak dalam dua kubu yang berselisih, tanpa persediaan makanan. Mereka tidak dapat pergi dari tempat itu, dan satu-satunya yang dapat mereka lakukan adalah menaruh harapan kepada Allah. "Mereka terjebak di antara aliran radikal di satu sisi dan Israel di sisi lain, dan mereka mencoba untuk mengikuti pimpinan Tuhan agar mereka bisa menciptakan perdamaian di tempat yang penuh dengan kekerasan itu."

Yordania Tahun 2007

Terdapat sekitar empat puluh juta pengungsi di seluruh dunia -- orang-orang yang mengungsi karena kekerasan dan penganiayaan. Itulah sebabnya PBB menetapkan 20 Juni sebagai hari Pengungsi Sedunia. World Vision menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan keadaan para pengungsi Irak. Ashley dari World Vision, yang sedang berada di Yordania, mengatakan bahwa situasinya semakin memburuk. "Para pengungsi yang tiba semakin miskin dan mereka yang sebelumnya sudah berada di sini juga semakin miskin. Situasi itu semakin buruk karena anak-anak di sana seharusnya sudah sekolah. Beberapa dari mereka malah sudah terlambat sekolah selama dua atau tiga tahun. Sekaranglah waktunya untuk mengubah keadaan tersebut. Tanpa bantuan internasional, perubahan itu tidak akan terwujud." Dua juta pengungsi Irak tersebar di Timur Tengah. World Vision mengeluarkan laporan yang menjelaskan situasi itu secara detail pada perayaan hari Pengungsi Sedunia. Keadaan tersebut memberi kesempatan bagi orang-orang Kristen untuk memberitakan Injil. "Mereka tertarik dengan keberadaan kami di sini. Jadi kami berbicara tentang iman dan moral yang kami rasakan ketika membantu mereka." Dana sangat dibutuhkan untuk dapat membantu mereka.