You are hereDoa Bagi Misi Dunia / Doa Bagi Misi Dunia

Doa Bagi Misi Dunia

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Portugal Tahun 2007

Sementara itu, David dari Association of Baptists for World Evangelism, mengatakan bahwa seorang pendeta Brasil menyatakan visinya untuk mengirim misionaris ke negara-negara Afrika yang menggunakan bahasa Portugis untuk bahasa sehari-hari. Pendeta ini mengembangkan program bernama "Multi-Cultural Ministries Maranatha" untuk melatih para misionaris baru. Program itu akan segera dijalankan. "Semoga pada akhir tahun ini atau awal tahun berikutnya, dua pasang misionaris sudah akan berada di ladang misi, dan mereka akan berfokus pada tujuan utama mereka di Cape Verde Island. Dua pasang misionaris muda itu akan memimpin dan memulai pembangunan gereja di kota Praia, yang adalah sebuah ibu kota." David mengatakan bahwa pendeta itu sungguh-sungguh dalam melakukan pelayanan bidang pelatihan demi terlaksananya penginjilan. "Setelah Cape Verde Island, ia rindu akan adanya misionaris di Angola. Kami sudah menghubungi orang-orang yang rindu untuk melayani di Angola, yang juga akan belajar dalam program kami yang ada di kota Sao Paolo sehingga mereka mampu membangun jembatan dan relasi demi terwujudnya penginjilan yang berhasil.

Kuba Tahun 2007

Republik Kuba adalah negara sekular. Masyarakatnya hidup dalam kemiskinan, sedangkan komunitas beragama mayoritas di sana menghadapi tantangan serius di tengah tuntutan hak-hak agama teoritis. Pada saat yang sama, Darryl, Direktur WorldServe di Kuba, mengatakan bahwa tim mereka menuai panen kebangunan rohani di kalangan gereja-gereja yang menginjili.

Romania Tahun 2007

Dan and Nora adalah misionaris dari Greater Europe Mission di Bucharest, Rumania. Mereka memunyai dua macam pelayanan. Dan melakukan pelayanan di kalangan para profesional melalui evaluasi kepribadian, baik untuk Kristen dan non-Kristen. Ia mengatakan bahwa melalui pelayanan ini ia mendapat kesempatan beberapa jam untuk menanamkan benih dalam hati orang-orang non-Kristen. "Ada banyak sekali pertanyaan yang muncul dari percakapan tentang bagaimana menghadapi hidup. Melalui percakapan inilah, saya dapat berbicara tentang hal-hal pribadi dan hubungan saya dengan Kristus serta bagaimana saya menangani masalah-masalah tertentu yang muncul berdasarkan keyakinan iman saya kepada Tuhan." Sedangkan pelayanan Nora adalah dengan menjangkau para wanita di lingkungan tempat tinggal mereka. Ia bertemu dengan seorang wanita muda setiap minggu, tapi Tuhan juga menggunakannya untuk menjangkau yang lain. "Ada wanita-wanita lain di lingkungan itu, di mana Ia telah membuka pintu untuk saya, dan sekali lagi yang mengherankan, pintu itu dibukakan melalui bahasa Inggris. Para wanita ingin mempraktikkan bahasa Inggris mereka dan sayalah yang dapat membantu mereka."

Brazil Tahun 2007

Setelah dua belas tahun, ada kabar baik dari proyek untuk sebuah suku di Brasil yang dijalankan oleh WorldWind International. Jarrette dari WordWind mengatakan, "Sebenarnya mereka akan menyelesaikan Injil Lukas untuk suku Tembe bulan ini (Agustus 2007 -- Red.). Itu berarti Injil dalam bentuk cetak akan tersedia untuk pertama kalinya bagi suku Tembe.

Asia Tahun 2007

Sepasang misionaris telah melayani di suatu negara non-Kristen. Mereka menjadi sangat berkecil hati karena usaha menyebarkan Injil kepada orang non-Kristen di sana tidak berhasil. Karena itu, mereka berencana berhenti melayani lalu pulang. Namun, mereka memutuskan untuk berpuasa dan berdoa selama beberapa hari terlebih dahulu, memohon petunjuk dan tuntunan Tuhan. Tiba-tiba, selama masa berpuasa, Tuhan memberi mereka perintah sederhana seperti ini: "Pergilah kepada orang-orang yang tinggal di tempat pembuangan sampah." Mereka segera menjangkau orang-orang itu. Berkat Tuhan benar-benar nyata, dan dalam waktu singkat, 30 -- 40 orang mulai berkumpul bersama mereka untuk belajar Alkitab di tempat pembuangan sampah. Dalam waktu kurang dari setahun, 800 -- 900 orang datang saat pasangan misionaris itu datang untuk berkhotbah dan mengajar -- tiga kali seminggu. Mereka segera menyadari hikmat Tuhan dalam pelayanan yang unik ini. Tempat pembuangan sampah benar-benar merupakan tempat yang aman karena tidak seorang pun, termasuk pemerintah, mau datang ke tempat itu untuk menghalangi apa yang mereka lakukan.

Kepulauan Andaman Tahun 2007

Kepulauan Andaman jarang dikunjungi. Adatnya sendiri melarang penduduknya untuk berinteraksi dengan orang-orang luar. Kebanyakan peduduknya beragama non-Kristen. Tsunami yang melanda Thailand juga menghancurkan kepulauan Andaman. Pendeta Varughese, dengan bantuan The Bridge International, membantu para pengungsi, dan banyak dari mereka yang menerima Yesus. "Mereka telah melihat bantuan nyata yang diberikan oleh orang-orang kepada mereka ketika mereka membutuhkannya, jadi mereka ingin mengenal dan mengikut Tuhan. Dan kami telah mengajak sejumlah orang untuk menerima Tuhan setelah tsunami terjadi." Mereka masih membantu 130 anak-anak dan 30 keluarga karena pemerintah sama sekali tidak berusaha menolong mereka. Kesempatan untuk mengenalkan Kristus mungkin tidak akan berlangung lama. "Jika kita tidak menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin, kita tidak tahu seberapa lama kesempatan ini terbuka, kita tidak tahu apakah pintu itu akan segera tertutup atau tidak."

Filipina Tahun 2007

Program Books of Hope`s Nomad baru saja kembali dari perjalanan selama tiga minggu ke Filipina. Mereka menyalurkan 160.000 Books of Hope di sekolah-sekolah dekat Manila sebagai bagian dari rencana mereka menyebar 4,7 juta buku untuk negara itu. Matthew mengatakan bahwa beberapa golongan masyarakat sangat terbuka. "Guru-guru memberi kami kebebasan untuk memberikan pesan keselamatan di sekolah-sekolah itu. Kami melihat banyak sekali ruang kelas yang semua pelajarnya akan menundukkan kepala mereka dan berdoa pada akhir presentasi." Dengan semua buku yang telah dikirimkan, Book of Hope berharap akan ada lebih banyak orang yang terlibat dalam gereja. "Kami ingin melihat gereja-gereja berkembang dengan semakin banyaknya pelajar dan anak-anak muda yang datang kepada Kristus. Salah satu keuntungan paling besar dari buku adalah biasanya buku tidak hanya dibaca oleh anak-anak, tapi juga oleh kakak dan adik, paman dan bibi, dan kerabat yang lain."

Irak Tahun 2007

Perdana Menteri Irak berjanji melindungi dan mendukung orang-orang Kristen minoritas yang mencoba melarikan diri dari kekacauan dan kekerasan yang terjadi di negara Irak. Jerry dari Open Doors Amerika berkata, "Tindakan ini sedikit terlambat dalam menghentikan banyaknya orang Kristen yang keluar dari Irak. Kami akan melihat apakah janji untuk melindungi dan mendukung orang-orang Kristen minoritas akan benar-benar dilaksanakan, dan kami berdoa semoga hal ini benar-benar menjadi kenyataan."

Papua Nugini Tahun 2007

Sementara itu, Indonesia sangat membutuhkan kualitas pendidikan yang bagus. Dari Papua, Wally dari Mission Aviation Fellowship mengatakan bahwa dari 42 negara, anak-anak Indonesia berada pada peringkat terakhir dalam bidang keterampilan menyelesaikan masalah. Ia mengatakan bahwa hal itu memengaruhi kerinduan mereka untuk melatih orang-orang lokal dalam melakukan pekerjaan misi. Ia berkata, "Kami telah mencoba selama bertahun-tahun untuk melatih orang Papua sebagai pilot mekanik dan belum juga berhasil. Hal itu bukan karena mereka bodoh, tapi karena sistem pendidikan yang salah, terutama dalam kemampuan menyelesaikan masalah." MAF ingin membuka sekolah asrama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Saat ini rencana tersebut sedang disusun. Wally percaya bahwa sekolah ini akan memberi dampak besar bagi Indonesia. "Kami tidak hanya melatih mereka untuk menjadi pilot/mekanik, tapi lebih daripada itu. Kami ingin memampukan mereka untuk menjadi pemimpin di mana pun -- baik dalam pemerintahan, gereja, maupun tempat-tempat lain," tandasnya.

Vietnam Tahun 2007

H O C H I M I N H

Seorang pemuda Kristen dari suku minoritas Hroi yang menolak untuk menyangkal imannya tewas dibunuh akibat penganiayaan saat ia melewati masa-masa interogasi di kantor polisi. Kantor berita Compass mengonfirmasikan bahwa Presiden Nguyen Minh Triet bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, George Bush, di Washington DC pada hari Jumat, 22 Juni, di tengah protes keras tentang peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di Vietnam. Pemuda Vin Y Het meninggalkan seorang istri yang tengah mengandung dan dua orang putra yang masih kecil-kecil. Ia berasal dari sebuah kota kecil di Provinsi Phu Yen, sebelah selatan Vietnam, dan menjadi Kristen sejak bulan September tahun lalu. Ketika pemerintah mengetahui hal tersebut, ia diperintahkan untuk datang ke kantor polisi dan dipaksa untuk menandatangani sebuah dokumen yang berisikan persetujuannya untuk menyangkal iman Kristennya. Ketika ia menolak, petugas memukulinya bertubi-tubi. Sebelum pertemuan bersejarah dengan Presiden Bush, Presiden Triet juga sempat bertemu dengan pemimpin Kristen di Kedutaan Vietnam di Washington pada hari Kamis. Ia harus menghadapi kritik dan protes tajam dari para pemimpin Kristen dan pemimpin Kongres Amerika Serikat.