You are hererenungan / renungan

renungan

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Iman Kristen: Iman untuk Berjalan di Atas Air – Bagian 2

Iman Kristen 2: Mengapa engkau bimbang? (Matius 14:22-33)

Penting untuk diingat bahwa hal ini terjadi setelah Yesus mengetahui sepupunya Yohanes Pembaptis telah dipenggal.

Iman Kristen: Iman untuk Berjalan di Atas Air

Beberapa orang bertanya kepada saya tentang janji-janji Yesus mengenai doa dalam kitab Markus 11:12-25. Banyak murid Kristus menggunakan ayat tersebut untuk membenarkan pendekatan iman Kristen “doakanlah dan tuntutlah.”

Dari situ, muncul sejumlah pertanyaan penting yang perlu dijawab. Di antaranya adalah:

Apakah janji ini berlaku untuk semua orang, atau setidaknya semua murid Yesus?

Menanti Sebuah Jawaban Doa vs. Memanipulasi Tuhan

Kehidupan Sarai (Kejadian 11) dan Hana (1 Samuel 1) punya banyak kesamaan. Keduanya sama-sama mandul. Keduanya mengidamkan keturunan dan harus menanti sebuah jawaban doa untuk mendapatkan keinginan mereka. Namun, Sarai menangani masalah ini sendiri dan memanipulasi situasi dengan mempermainkan Allah. Hasilnya adalah bencana bagi semua yang terlibat di dalamnya.

Allah Maha Melihat

Kita semua percaya bahwa Allah Maha Melihat. Jadi, kalau ditanya, “Apa, sih, yang tidak Allah lihat?” kira-kira kita akan menjawab apa?

Memberi Kesempatan Kedua Kepada Sesama

Siapa di antara kita yang tidak butuh atau tidak suka kesempatan kedua?

Sebagai manusia, kita semua pernah melakukan kesalahan. Kita tidak sempurna dan memerlukan anugerah pengampunan. Tuhan Yesus sendiri memberikan kita kesempatan kedua melalui pengorbananNya di kayu salib. Kita yang tadinya menyia-nyiakan hidup dalam dosa kini mendapatkan hidup baru dalam Kristus.

Rendah Diri vs Rendah Hati: Bagaimana Melihat Batasannya?

Setiap orang dari semua suku bangsa biasanya memiliki sesuatu yang mereka banggakan. Kelebihan-kelebihan inilah yang memberi kebanggaan akan identitas unik kita.

Namun, menyeimbangkan rasa bangga diri memang susah-susah gampang. Kadang, lebih banyak susahnya daripada gampangnya.

Teladan Kepemimpinan Epafras

Banyak di antara kita pernah atau sedang menjabat posisi tertinggi dalam sebuah organisasi. Ada yang mengepalai sebuah departemen, badan eksekutif mahasiswa, kelompok kerja, atau klub hobi. Sebagai pemimpin, kita perlu menangani dan memutuskan banyak hal, dan ini bukanlah pekerjaan mudah.

Perkataan yang Dibumbui Garam: Kuasa di Dalam Kata

Kita semua tahu bahwa garam berkuasa bikin sebuah hidangan jadi enak atau enek. Garam berperan dalam melezatkan atau merusak rasa masakan. Namun, tahukah, brothers and sisters, bahwa kata-kata kita mirip dengan masakan yang dibubuhi garam?

Batas Tipis Antara Sombong Rohani dan Benar di Mata Tuhan

Sikap sombong rohani acapkali menjadi bagian dalam keseharian kita, meskipun kita mengira tak pernah melakukannya. Ketika mendengar perlakuan curang yang menimpa seorang teman, mungkin kita bersimpati dan ikutan kesal dibuatnya. Kita cela tindakan yang bersangkutan seraya berkata dalam hati:

“Untung saya tidak sejahat itu.”

“Untunglah saya orang baik-baik.”

“Untung saya sudah dibaptis.”

Siapa yang Salah?

Yohanes 9:1-5

Jika kita membaca Yohanes 9:1-5, pastilah kita memiliki pemikiran yang sama dengan murid-murid Tuhan, "Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Mengapa hal ini dipertanyakan? Karena kebanyakan dari kita ketika sedang diperhadapkan pada persoalan atau pergumulan hidup tanpa disadari mulai menyalahkan orang lain. Namun jawaban yang diberikan Tuhan Yesus sangat luar biasa dan memberi kelegaan. Paling tidak ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa saat itu, yaitu: