You are hereKEPEMIMPINAN YANG PATUT DITELADANI

KEPEMIMPINAN YANG PATUT DITELADANI


By novi - Posted on 04 May 2009

Akhir dari suatu bangsa (atau gereja) akan ditentukan oleh kepemimpinan yang diterima oleh bangsa (atau gereja) itu. Perjanjian Lama menunjukkan hal ini. Orang-orang yang tidak menerima dan mengikuti kepemimpinan yang diterapkan oleh Allah akan berakhir dengan pemimpin-pemimpin yang bodoh dan tidak bermoral.

Nabi dan Imam -- Umat

Yesaya berkata, "Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam ...." (Yesaya 24:2) "Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian!" (Yeremia 5:31). Perhatikan bahwa masalahnya adalah ganda. Masalah KEPEMIMPINAN (Nabi dan Imam) dan UMAT (Rakyat), Allah tidak menyalahkan kepemimpinan saja sebagai yang bertanggung jawab. Dia juga menyatakan bahwa mereka "yang menyukai kepemimpinan sedemikian" juga bertanggung jawab. Allah menyatakan bahwa umat-Nya harus bertanggung jawab karena mengikuti pemimpin-pemimpin yang keliru. Allah tidak hanya menyalahkan mereka yang berjualan di Bait Allah, tetapi juga mereka yang membelinya. Jika saya menerima tawaran dari beberapa pendeta untuk berdoa bagi saya dengan memberi mereka masing-masing persembahan sebesar Rp. 50.000,- maka saya sama terkutuknya dengan pendeta-pendeta itu karena mengira bahwa saya dapat membeli karunia Allah dengan uang. (Kisah Para Rasul 8:18-23).

Jika Anda mengirim kepada seorang pengkotbah radio uang sebesar Rp. 10.000,- untuk mendapatkan sebotol air dari Sungai Yordan yang dia katakan akan menyembuhkan Anda dari semua penyakit Anda, maka secara rohani Anda sama bodohnya seperti dia dan akan dihakimi sesuai dengan kebodohan tersebut. Karena Allah meminta pertanggungan jawab dari kita, maka kita perlu waspada dan hati-hati sehubungan dengan tugas kita untuk mengetahui kepemimpinan yang bagaimana yang layak untuk diikuti.

Sebuah Gereja atau Bangsa Bangkit atau Jatuh Bersama Pemimpinnya

Nabi Yeremia menunjukkan hal itu, "Banyak gembala (pemimpin-pemimpin) telah merusakkan kebun anggur-Ku, memijak-mijak tanah-Ku, dan membuat tanah kedambaan-Ku menjadi padang gurun yang sunyi sepi. Ya, mereka telah membuatnya sunyi sepi, sunyi sepi tanah itu berkabung di hadapan-Ku! Sunyi sepi sekarang segenap negeri itu, tetapi tidak ada orang yang memperhatikannya". (Yeremia 12:10-11). Allah berbicara melalui nabi itu mengenai kepemimpinan dari bangsa Israel. Mereka sudah bertindak kasar dan semena-mena terhadap umat serta mendatangkan kehancuran kita semua. Kepemimpinan yang Anda ikuti akan mengatur mengenai apa dan keberadaan Anda. Jatuh atau bangunnya Anda bergantung pada kepemimpinan yang Anda ikuti.

Pertumbuhan/Perkembangan Rohani Dibatasi Oleh Kepemimpinan

Pendeta, hampir kebanyakan umat tidak akan berkembang melampaui tingkatan dari kedewasaan rohani Anda. Peran kepemimpinan diberikan oleh Allah untuk Anda agar dengan demikian Anda dapat memberikan teladan yang akan diikuti oleh umat. Di dalam membicarakan mengenai berbagai tanggung jawab kepemimpinan Timotius, Paulus menulis, "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya" (2 Timotius 2:6). Bagi para pemimpin hal ini berarti bahwa, sebelum mereka dapat mengharapkan orang-orang untuk berdoa, mereka harus menjadi juru syafaat doa. Jika mereka menghendaki orang-orang mengabdikan diri, mereka harus terlebih dahulu memberikan contoh pengabdian. Mereka dulu yang pertama-tama harus makan buah yang mereka kehendaki agar umat ikut mengambil bagian.

Ingat Israel di padang gurun? Justru para pemimpinlah yang menyebabkan umat berada di luar Tanah Perjanjian. Pada waktu Allah memanggil mereka keluar dari Mesir, Dia bermaksud agar umat Israel memasuki tanah perjanjian (Kanaan) empat puluh hari kemudian. Dengan berjalan cepat seseorang dapat mencapai Tanah Perjanjian dalam satu minggu -- tetapi bagi umat Israel memakan waktu sampai empat puluh tahun. Mengapa? Karena kepemimpinan. Mari kita lihat kembali kisahnya. Seorang pemimpin dipilih dari setiap suku yang dua belas itu, untuk masuk ke tanah perjanjian dan menyelidiki keadaannya dan kembali membawa laporan. Dari dua belas pemimpin yang diutus, hanya Yosua dan Kaleb yang kembali dengan memberikan laporan yang baik. Yang sepuluh menolak untuk mempercayai bahwa Allah dapat melakukan apa yang Dia sudah janjikan. Karena raksasa-raksasa di tanah perjanjian itu nampak begitu menakutkan, maka mereka memberikan laporan yang tidak baik -- laporan yang merendahkan bahkan tidak mempercayai janji Allah.

Apa akibat yang ditimbulkan oleh penyangkalan mereka atas 2.500.000 pengikut mereka? Alkitab memberitahu kepada kita, "Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku (maksudnya, tidak mempercayai Aku) dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya ". (Bilangan 14:22-23) Para pemimpin memeteraikan nasib dari dua juta setengah umat. Mereka dibiarkan di padang gurun dan berputar-putar selama empat puluh tahun. Rencana Allah untuk membawa umat-Nya melangkah maju ke dalam berkat-berkat baru dan yang lebih besar diporakporandakan. Dapatkah Anda melihat betapa pentingnya kepemimpinan? Sekarang Anda menyadari betapa pentingnya untuk mengetahui tanda-tanda dan ciri-ciri dari seorang pemimpin yang layak untuk diikuti.

Bagaimana Membedakan Seorang Pemimpin yang Takut akan Allah dengan Seorang Pemimpin yang Jahat

Ciri Pertama:

  1. Seorang pemimpin yang takut akan Allah adalah seorang pemimpin yang mengutamakan tanggung jawab.

  2. Seorang pemimpin yang jahat adalah seorang pemimpin yang mencari kekuasaan.

Pemimpin yang mengutamakan tanggung jawab dapat diikuti, sementara yang hanya mencari kekuasaan harus dihindari.

Seorang Pemimpin yang Mengutamakan Tanggung Jawab

Rasul Paulus menulis, "Kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ikhwalmu. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolongaku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera" (Filipi 2:19-22). Timotius memunyai rasa tanggung jawab dan perhatian terhadap orang-orang. Dia tidak mencari kepentingannya sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umat Allah. Dia tidak mencari pujian ataupun sanjungan, tetapi kesempatan untuk dapat melayani dan bertanggung jawab untuk pekerjaan Allah dan umat-Nya.

Peringatan: Kepemimpinan Bukannya Ketuanan

Rasul Petrus menasehati pemimpin-pemimpin yang barangkali tergoda untuk meraih kekuasaan. "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu" (1 Petrus 5:2-3). Berita yang disampaikan Petrus adalah jelas. Kepemimpinan bukanlah ketuanan. Para pemimpin rohani dengan sukarela mengambil tanggung jawab untuk kawanan domba Allah sebagaimana gembala memperhatikan domba-domba. Dia tidak ditetapkan oleh Allah untuk memerintah ataupun menerapkan kekuasaan atas Gereja.

Diotrefes dan Demetrius: yang Tidak Baik dan yang Baik

Rasul Yohanes mengatakan, "Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami". Di sini ada seorang pemimpin yang mencari kekuasaan karena adanya keinginan untuk menonjol. Untuk itu Yohanes memperingatkan, "Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata kasar terhadap kami, dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang, yang ..." (3 Yohanes 9, 10).

Pernahkah Anda dicegah atau dilarang untuk bersekutu dengan beberapa umat Allah dalam persekutuan yang lain dan dikatakan bahwa Anda tidak setia kalau melakukan hal itu? Ingatlah, kesetiaan kita yang terutama adalah pada Allah dan firman-Nya (Alkitab). Sesudah itu, kita wajib menunjukkan kesetiaan kita kepada semua orang percaya yang sudah lahir baru, entahkah mereka itu dari kalangan Katolik, Protestan, ataupun Pantekosta.

Jika seorang pemimpin memberitahu Anda agar Anda tidak bersekutu dengan siapapun di luar gereja Anda, maka pada dasarnya Anda sedang berhadapan dengan "Roh Diotrefes". Ini adalah roh yang tidak mau menerima saudara-saudara yang lain. Seringkali, jika Anda melanggar larangan ini, maka pemimpin jenis ini akan mengucilkan Anda dari Gereja. Apa yang Yohanes beritahukan kepada orang-orang Kristen untuk dilakukan? Apakah secara membuta mengikuti saja Diotrefes? Tidak, ia menulis, "SAUDARAKU YANG KEKASIH, JANGANLAH MENIRU YANG JAHAT, melainkan yang baik... " Anda tidak diwajibkan untuk mengikuti pemimpin yang jahat. Bilamana seorang pemimpin mulai mencari-cari kekuasaan, berhentilah mengikuti dia maka dia akan kehilangan kepemimpinannya. Berdoalah pada Allah agar memperbaiki dia dan membawanya kembali kepada pertobatan. Salah satu cara Allah untuk mendisiplin seorang pemimpin yang melakukan kesalahan adalah pada waktu orang-orang tidak mau lagi mengikut dia. IKUTILAH APA YANG BAIK. "Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, terapi barang siapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah". (3 Yohanes 11).

Demetrius, Seorang Pemimpin yang Baik

Allah selalu menyediakan kita dengan pilihan kepemimpinan di dalam Tubuh Kristus. Yohanes memuji Demetrius sebagai seorang pemimpin yang layak untuk diikuti. "Tentang Demetrius, semua orang memberi kesaksian yang baik, malah kebenaran sendiri memberi kesaksian demikian... " (3 Yohanes 12). Kita memunyai pilihan untuk mengikuti kepemimpinan yang baik dan menolak pemimpin-pemimpin yang jahat. Jangan diikuti kepemimpinan yang berusaha untuk memperoleh kekuasaan, berusaha untuk menguasai orang-orang yang ada di sekitar mereka.

Ciri Kedua:

  1. Seorang pemimpin yang baik memperhatikan tentang bagaimana "MEMBERI MAKAN" kawanan.

  2. Seorang pemimpin yang jahat perhatiannya hanya pada "MENCUKUR" atau MEMERAS kawanan.

Yeremia adalah seorang nabi bagi pendeta-pendeta, karena dia melihat bahwa timbulnya masalah-masalah adalah sebagai akibat dari kekeliruan pemimpin -- dan dia menegur mereka. Yeremia tahu bahwa Allah sudah berjanji, "...Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku, mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian" (Yeremia 3:15). Jika Anda benar-benar seorang pendeta yang sesuai dengan hati Allah, maka pertama-tama Anda akan memperhatikan bagaimana memberi makan kawanan. Allah melanjutkan janji-Nya, "Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri kemana Aku menceraiberaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembail ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekorpun, demikianlah Firman Tuhan." (Yeremia 23:3-4) Pemimpin-pemimpin yang memberi makan kawanan-kawanan mereka adalah pemimpin yang kita mau ikuti.

Para Pencukur Kawanan

Di sisi lain, kita harus menolak mereka yang mencukur/memeras kawanan. "Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi, ya, di seluruh tanah itu domba-Ku terserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. Oleh sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman Tuhan. Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya -- oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman Tuhan, beginilah firman Tuhan Allah, Aku Sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri, Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya." (Yehezkiel 34: 5-10)

Beberapa tahun yang lampau, saya mendengarkan khotbah dari seorang pengkhotbah dan pemimpin lembaga keagamaan yang sangat terkenal yang mengajarkan mengenai hubungan "yang benar" antara pendeta dan jemaat. Dia percaya bahwa jemaat itu ada untuk melayani pemimpin. Saya ingat jelas apa yang dikatakannya, "Pada waktu saya memerlukan agar rumah saya di cat, saya tinggal memanggil beberapa anggota jemaat datang ke rumah saya dan mereka mengecat rumah. Pada waktu saya membutuhkan halaman rumah saya dirawat dan rumputnya disiangi, saya hanya memanggil beberapa anggota jemaat dan mereka melakukannya". Sukar sekali bagi saya untuk mempercayai bahwa seorang yang sudah mengenal jalan-jalan Allah dan sudah berjalan di jalan-Nya dapat mengatakan bahwa jemaat dan kawanan domba Allah ada untuk melayani dia, dan bukan dia ada untuk melayani jemaat atau kawanan.

Allah berfirman dengan tegas dan jelas, "JAUHILAH KEPEMIMPINAN SEPERTI ITU .... mereka yang mencukur/memeras kawanan, mereka yang mempergunakan domba-domba untuk melayani keinginan dan kebutuhan mereka sendiri". Nabi Mikha menunjukkan bagaimana kepemimpinan rohani dan politik sudah begitu merosot. "Mereka mendirikan Sion dengan darah dan Yerusalem dengan kelaliman! Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya merenung karena uang." (Mikha 3:10-11) Kepemimpinan pada zaman Mikha melayani hanya untuk satu hal yaitu "uang". Waspadalah bilamana uang menjadi motivasi dan perhatian dari pemimpin. Cinta akan uang jelas sekali merupakan akar dari segala kejahatan dan kapan saja itu menjadi motivasi untuk berperan sebagai pemimpin, pasti akan diakhiri dengan kehancuran. Selanjutnya nabi menyatakan, "....padahal mereka bersandar kepada Tuhan dengan berkata, Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita. Tidak akan datang malapetaka menimpa kita! Sebab itu oleh karena kamu maka Sion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing .... " (ayat 11-12). Allah memberitahu kita, jika kita mengizinkan pemimpin yang salah tetap berada dalam kekuasaan, baik pemimpin maupun yang dipimpin akan dihempaskan ke dalam kehancuran. Allah menda tangkan hukuman atas seluruh bangsa karena kesalahan-kesalahan dari pada pemimpin.

Kita harus menolak kepemimpinan yang memeras/mencukur kawanan. "Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat (3 Yohanes 11). Yesus menetapkan syarat-syarat bagi para pemimpin gereja ketika Dia mengatakan, "Sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan menceraiberaikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu." (Yohanes 10:12-13) Apa yang diperhatikan oleh orang upahan? Upah (uang) -- itulah motivasi satu-satunya yaitu apa yang akan dia dapatkan. Dia tidak mau peduliakan domba-domba. Sejauh ia memperhatikan, mereka itu tidak lebih dari "domba-domba dungu" yang bisa dimanfaatkan untuk "kepentingan dirinya". Itulah sikap dari seorang upahan. Gembala yang baik memperhatikan domba-dombanya, rela mengorbankan hidupnya demi kepentingan domba-dombanya bahkan merelakan dirinya kelaparan asal domba-dombanya dapat diberi makan. Dia tidak pernah mengambil keputusan atas dasar berapa banyak yang ada di dalam domba-domba itu untuk dirinya, tidak pernah mengambil keputusan atas dasar berapa besar gaji yang diperolehnya atau berapa besar kedudukan yang diperolehnya.

Ini tidak berarti bahwa gembala yang benar dan setia tidak punya hak untuk memperoleh dukungan. Kitab Suci mempergunakan sebuah alegori untuk mengajarkan kepada kita sehubungan dengan tanggung jawab kita terhadap gembala-gembala yang baik. "Jangan memberangus mulut lembu yang sedang mengirik". Seperti lembu yang bekerja di pengirikan, Alkitab memberinya hak untuk makan beberapa dari gandum yang sedang mereka irik. Melalui ini, Allah mengajarkan kepada kita bahwa para pemimpin harus diperhatikan juga masalah keuangannya. Namun, bilamana lembu memakan segala sesuatu yang diirik, maka memberangusnya atau menggantikannya dengan lembu lain barangkali merupakan pilihan yang akan diambil oleh si petani. Lembu itu harus lebih banyak mengirik daripada memakan untuk dirinya sendiri sebab bila tidak, pemilik gandum itu akan bangkrut. Hal-hal seperti ini memang sulit dikemukakan, tetapi kita akan lalai bagaimana kita tidak menunjukkannya, bahwa setan berusaha untuk mencobai kepemimpinan dengan empat hal: cinta akan uang (ketamakan), gila kedudukan dan kekuasaan (kesombongan, keangkuhan), dan gila perempuan (perzinahan). Hanya anugerah Allah saja yang menjaga dan memelihara para pemimpin dari kejatuhan ke dalam salah satu atau lebih dari dosa-dosa ini.

Jika seorang pemimpin senantiasa dengan teliti dan dengan berdoa memeriksa motivasinya, serta mengijinkan Roh Kudus menerangi hal-hal apa yang perlu untuk diluruskan, maka hasilnya adalah kemenangan atas godaan-godaan tersebut. Setan akan masuk melalui pintu yang terbuka berupa motivasi yang keliru atau tidak murni dan kemudian menguasai si pemimpin. Kenyataan ini menggarisbawahi perlunya melindungi pemimpin dengan doa dan syafaat. Kita dinasehati untuk berdoa bagi SEMUA yang ada di dalam pemerintahan. Ini termasuk pemimpin pemimpin rohani selain daripada pemimpin-pemimpin duniawi.

Ciri Ketiga:

  1. Ikutilah Pemimpin-Pemimpin yang mengumpulkan kawanan.

  2. Hindarilah pemimpin-pemimpin yang menceraiberaikan kawanan.

Pemimpin-pemimpin yang Baik Mengumpulkan Kawanan dengan Kelemah-Lembutan

"Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan MENGHIMPUNKANNYA (MENGUMPULKANNYA) dengan tangan-Nya, anak-anak domba dipangku-Nya induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati (LEMAH LEMBUT)" (Yesaya 40:10-11). Itulah gambaran dari gembala yang benar -- yang mengumpulkan domba-domba. Allah menghendaki kita untuk mengikuti para pemimpin yang mencurahkan perhatiannya untuk mengumpulkan domba-domba. Dan perhatikan, sikap yang terutama dari mereka yang mengumpulkan adalah kelemah-lembutan, hati-hati. Para pemimpin yang benar dari Allah adalah orang-orang yang lemah-lembut.

Daud, gembala besar dari Israel mengatakan, "Kelemah-lembutan-Mu membuat aku besar". Kelemah-lembutan dan keramahan bukanlah kelemahan. Kelemah-lembutan adalah suatu kemampuan untuk menyatukan dan memahami perasaan mereka yang lemah dan yang membutuhkan dengan maksud untuk memberikan dorongan dan mengangkat mereka serta mendorong mereka untuk menjadi kuat. Itulah yang dikatakan sehubungan dengan Yesus Tuhan kita, "buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadarnkannya." (Yesaya 42:3). Mengapa? Karena Dia adalah seorang gembala yang lemah lembut. Jika Dia melihat seseorang yang terkulai, Dia akan menyembuhkannya dan bukan mematahkannya. Jika Dia melihat seseorang yang sedang bergumul dengan bagaimana melanjutkan pelayanan, Dia akan datang mendampingi dan akan mengipasi sumbu yang berasap (yang merupakan gambaran dari usaha yang sungguh-sungguh) sampai sumbu itu menyala kembali dengan terang dan jelas di dalam kebenaran dan kemurnia. Yesus bekerja dengan usaha kita yang lembah di dalam pelayanan untuk membawa ke dalam kedewasaan yang sepenuh.

Ada banyak orang yang bersungguh-sungguh, yang bergumul agar dapat menyatakan karunia-karunia mereka. Mereka ini ibarat sumbu yang hampir pudar nyalanya. Pemimpin jangan memadamkan mereka. Pemimpin harus mengipasinya agar sumbu yang hampir pudar nyalanya itu menjadi berkobar-kobar. Itulah yang dimaksudkan dengan kepemimpinan yang lemah lembut. Dan itulah jenis gembala yang akan mengumpulkan kawanan.

Pemimpin yang Tidak Baik Mencerai-Beraikan Kawanan

Sebaliknya, ada pemimpin yang mencerai-beraikan kawanan. Inilah yang Tuhan katakan tentang mereka, "Celakalah para gembala (pendeta-pendeta) yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak.... Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah Israel terhadap para gembala (pendeta pendeta) yang menggembalakan bangsa-Ku, Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman Tuhan". (Yeremia 23:1-2). Setiap gembala yang benar mengumpulkan -- gembala yang tidak benar mencerai-beraikan, mendatangkan kekacauan, kebingungan, perpecahan, dan reaksi. Pemimpin yang demikian barus dihindari.

Ciri Keempat:

  1. Seorang pemimpin yang baik mengetahui tuntunan Allah terhadap domba-domba.

  2. Pemimpin yang tidak baik menuntut domba-domba sebagai miliknya sendiri.

Seorang gembala yang baik mengetahui tuntutan Allah terhadap domba-domba tersebut bagi dirinya sendiri. Dia menuntut bahwa domba-domba itu adalah kepunyaannya dan mengumumkan bahwa mereka adalah miliknya pribadi. Jelas tidak ada dukungan alkitabiah untuk membenarkan tuntutan dari gembala yang palsu ini. Sebaliknya, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa domba-domba itu sepenuhnya adalah milik Allah, dan bukan milik gembala yang berada di bawah Allah. Alkitab menyatakan, kita adalah umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya." (Mazmur 23:1) Di dalam suatu nubuatan yang menunjuk pada Tuhan kita Yesus, kita membaca, "Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan menggembalakannya, yaitu Daud hamba-Ku; dia akan menggembalakan mereka dan menjadi gembalanya Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, Allah mereka, menyertai mereka dan mereka, kaum Israel, adalah umat-Ku, demikianlah firman Tuhan Allah. Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan Allah." (Yehezkiel 34:23, 30-31).

Allah mengklaim domba-domba. Mereka adalah miliknya dan Dia menghendaki agar kita tahu akan hal itu. Mereka tidak menjadi milik dari pemimpin atau denominasinya. Mereka adalah milik Allah. Paulus mengingatkan kita, "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu" (dan di dalam rohmu, yang ndnlah milik Allah)" (1 Korintus 6:20). Prinsip ini sederhana, Yesus membeli kita dan kita bukan milik kita sendiri -- kata menjadi milik-Nya karena itu kita harus memuliakan Allah di dalam tubuh dan jiwa kita yang sekarang ini menjadi inilik-Nya. Dia sudah menyatakan klaimnya atas kita dan menandai kita dengan meterai-Nya. Tidak seorangpun yang memunyai hak atau otoritas untuk memberi tanda sebagai miliknya atas domba-domba yang sudah menjadi milik Allah. Paulus menulis, "pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus" (Galatia 6:17). Paulus senang karena dia tidak memiliki tanda-tanda milik orang lain kecuali tanda-tanda milik Yesus. Dia ingin bebas dari semua, agar dia dapat menjadi pelayan bagi semua. Itulah yang Allah kehendaki bagi umat-Nya.

Gembala yang benar adalah mereka yang mengetahui tuntutan Allah. Mereka yang ingin menuntun domba-domba untuk menjadi milik mereka sendiri adalah mengklaim apa yang menjadi milik Allah. Itu jelas melanggar hukum.

Sebuah Peringatan

Jangan keliru sehubungan dengan hal ini. Adalah sesuai dengan ketentuan Allah bahwa kita memunyai satu gereja tempat di mana kita dapat berbakti di bawah kepemimpinan seorang pendeta yang baik. Selanjutnya, kita harus dengan setia menghadiri kebaktian dan berdoa, bekerja, dan turut memajukan sasaran-sasaran dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari persekutuan itu. Allah menetapkan gembala-gembala yang ada di bawah pengawasan-Nya, tetapi kita tidak menjadi milik mereka -- kita adalah milik Gembala Agung. Petrus menulis, "Apabila Gembala Agung (Yesus) datang (menampakkan diri), kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu." (1 Petrus 5:4)

Sebagaimana sudah ditunjuhkan sebelumnya, masalahnya bukan hanya terletak pada gembala, tetapi juga terletak pada sang domba. Domba-domba sering mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri dengan mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa pelayan atau pendeta yang terkenal. Sikap angkuh/sombong ini pada akhirnya melahirkan kelompok-kelompok yang berpihak-pihak dan perpecahan. Paulus menegur orang-orang percaya di Korintus untuk pemikiran duniawi yang cenderung bangga karena mengidentifikasikan diri dengan beberapa pemimpin yang menonjol dan terkenal ada perselisihan di antara kamu ... masing-masing berkata:Aku dari golongan Paulus aku dari golongan Apolos, aku dari golonganKefas (Petrus) Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?" (1 Korintus 1:11-13).

Dengan tegas dan keras Paulus mengingatkan orang-orang percaya di Korintus bahwa mereka adalah milik Kristus yang sudah menebus mereka. "Adakah Paulus disalibkan karena kamu?" Jawabnya sudah jelas: TIDAK! Paulus tidak mati untuk mereka, Kristuslah yang mati untuk mereka. Dengan demikian mereka menjadi milik Dia dan seharusnya hanya mengikuti Dia saja. Sungguh suatu pemandangan yang menyedihkan bila melihat ketidakdewasaan rohani dari siapapun yang meninggalkan Kristus untuk mengikuti gembala-gembala yang ada di bawah Kristus. Paulus berkata kepada jemaat di Korintus. ".... Susulah yang kuberikan kepadamu, bukan makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata, Aku dari golongan Paulus, dan yang lain berkata, Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? Jadi apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan." (1 Korintus 3:2-5, 7) Paulus menegur kecenderungan di dalam orang-orang yang mencari identifikasidengan pemimpin-pemimpin yang dapat dibanggakan. Dia menyebut hal itu sebagai keduniawian dan ketidakdewasan.

Ringkasan/Penutup

Gambaran berikut ini menggambarkan di dalam bentuk alegoris hubungan di antara Gembala Agung dan domba-domba. Tuhan Yesus adalah Gembala Agung dan kita adalah domba-domba-Nya. (Ingat, kita harus menghindari mereka yang mengklaim domba-domba sebagai milik mereka). Di dalam Kejadian kita membaca kisah mengenai Yakub dan pertemuan pertamanya dengan Rakhel puteri dari Laban. "Bertanyalah Yakub kepada mereka (gembala-gembala) itu, dimana mereka tinggal. "Di Haran", kata mereka. "Kenalkah kamu dengan Laban, anak Nahor?" Kami kenal "Bagaimana keadaannya?" "Dia baik dan kaya raya. Lihatlah, itu Rakhel puterinya, dengan domba-dombanya." "Mengapa kamu tidak memberi minum domba-domba ini, agar mereka dapat kembali makan rumput?" Yakub bertanya. "Domba-domba itu akan kelaparan jika kamu bawa pulang sebelum waktunya!" Kami tidak menggulingkan batu itu (penutup sumur) dan memberi minum domba-domba, sampai semua domba dan gembala berkumpul di sini, jawab mereka. Sementara percakapan itu berlangsung Rakhel datang dengan domba-domba ayahnya, karena dialah yang menggembalakannya." (Kejadian 29:4-9)

Inilah kisah perjalanan Yakub yang pertama pada waktu dia bertemu dengan gembala-gembala dan puteri Laban yang sedang menggembalakan domba-domba kepunyaan ayahnya. Yakub kemudian menolong dengan memberi minum domba-domba. Mereka mengatakan bahwa pertama-tama domba-domba itu harus dikumpulkan dulu sebelum diberi minum. Kapan saja Anda menjumpai kawanan domba Allah berkumpul dalam satu tempat, Anda akan menemukan berkat Allah atas mereka. Tahukah Anda apakah yang menghalangi domba-domba Allah dari diberi minum? Karena gembala-gembala bawahan tidak mau mengumpulkan domba-domba dalam kebersamaan. Mereka mengklaim domba-domba itu sebagai milik mereka sendiri. Bilamana mengikuti alegori tadi, mereka tidak mengenal Laban (ayah Rakhel) yang memiliki hak atas domba-domba tersebut. Rakhel memelihara domba-domba ayahnya. Walaupun dia adalah seorang gembala, dia menyadari bahwa domba-domba itu milik ayahnya. Para pemimpin yang baik akan melakukan hal yang sama.

Bila gembala bawahan belum menyadari bahwa semua kawanan domba yang dikumpulkan itu adalah milik Allah, Anda tidak akan melihat air (berkat Allah) dicurahkan. Kapan saja Anda menjumpai kawanan domba Allah berkumpul bersama dalam satu tempat, Anda akan menemukan berkat Allah atas mereka. Bilamana Anda pergi menghadiri suatu pertemuan dari berbagai denominasi yang diadakan dengan maksud yang benar di bawah tuntunan kepemimpinan yang baik, Anda akan merasakan kehadiran dan perkenan Allah. Pada waktu Allah mulai mencurahkan Roh-Nya secara segar pada tahun 1966-1967, maka hal itu ditandai dengan berkumpulnya orang-orang Protestan dan Katolik dalam kebersamaan. Di dalam pertemuan itu orang-orang percaya dari berbagai aliran bertemu dan bersekutu mempergunakan gedung pertemuan untuk segala aliran (denominasi), dan Allah mencurahkan Roh-Nya di dalam hujan lebat.

Akhir-akhir ini hal seperti itu jarang terjadi. Tembok-tembok pemisah mulai didirikan dan orang-orang percaya yang berpihak-pihak mulai terjadi karena pada pemimpin takut kalau orang-orang mereka melayani di luar denominasi mereka. Allah ingin membawa semua domba dalam kebersamaan sehingga dia bisa menyingkirkan batu dan memberikan mereka air. Akhir-akhir ini kita mendenominasikan ulang gerakan Kharismatik dengan label-label "Katolik Kharismatik", "Episkopal Kharismatik", "Presbiterian Kharismatik", "Metodis Kharismatik", dan sebagainya, dan apa yang selanjutnya terjadi? Batu-batu itu kembali menutupi sumur, dan aliran-aliran segar yang tadinya mengaliri kita menjadi terhenti. Jika kita tidak menolak kecenderungan ini dan bertobat dari mendenominasikan pembaharuan Kharismatik, kita akan menyaksikan Allah mengangkat berkat-berkat-Nya secara menyeluruh dari gerakan ini. Allah akan melewati kita dan akan memulai yang baru lagi, kecuali kita bertobat dari keduniawian kita, ketidakdewasaan kita, dan kecenderungan berpihak-pihak (memberhalakan dan mendewa-dewakan denominasi kita). Allah akan membangkitkan orang lain jika kita tidak bersedia datang berkumpul bersama dalam kesatuan dan kasih.

Sadarilah klaim Allah atas domba-domba. Ketahuilah bahwa panji-panji-Nya atas kita adalah kasih. Ketahuilah bahwa bilamana kita berkumpul bersama di bawah kepemimpinan-Nya, Dia akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan baik secara rohani maupun jumlah, yang terjadi berkat-berkat-Nya yang melimpah. Pada waktu Yakub hampir mati, dia memberikan nubuat ini, "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, ataupun lambang pemenntahan dari antara kakinya, sampai dia datang dan dialah yang akan mengumpulkan bangsa-bangsa." (Kejadian 49:10) Pada waktu kita berkumpul menghadapi Dia, batu akan digulingkan dan air akan tersedia, dan domba-domba yang kehausan diberi minum. Barangkali apa yang dikatakan oleh Gideon adalah yang terbaik, "Kemudian berkatalah orang Israel kepada Gideon, "Biarlah engkau memerintah atas kami, baik engkau baik anakmu maupun cucumu, sebab engkaulah yang telah menyelamatkan kami dari tangan orang Midian." Jawab Gideon kepada mereka, "Aku tidak akan memerintah atas kamu dan juga anakku tidak memerintah kamu, tetapi TUHAN YANG MEMERINTAHKAMU" (Hakun-Hakim 8:22:23). Sikap Gideon adalah sikap yang layak yang benar. Baiklah kita mengikuti teladan kepemimpinan seperti itu. Kita adalah domba Allah -- dibeli dengan harga yang mahal -- kita bukan milik kita sendiri -- kita juga bukan mink orang lain, tetapi milik Allah.

Diambil dari:

Judul buletin : Filadelfia, Edisi Januari - Februari 1999
Judul artikel : Kepemimpinan yang Patut Diteladani
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Persekutuan Perkabaran Injil "Filadelfia", Purwokerto
Halaman : 21 -- 34