You are hereDoa Bagi Misi Dunia / Jepang Tahun 2011

Jepang Tahun 2011


Para pakar telah memprediksi bahwa gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan Jepang akan tercatat sebagai salah satu bencana alam dengan jumlah kerugian yang terbesar.

Setelah tiga hari, para petugas masih berjuang menangani para korban. Rumah sakit mulai kehabisan persediaan obat dan seluruh masyarakat di daerah yang terkena dampak paling parah masih belum bisa berbuat apa-apa. PH dari Food For The Hungry (FH) berkata, "Untuk menanggapi hal ini, kami berupaya membantu menyediakan tempat penampungan, makanan, dan barang-barang kebutuhan dasar selain makanan seperti peralatan kesehatan atau peralatan dapur."

Akan tetapi ancaman radiasi nuklir mengintai setelah para korban selamat melihat pembangkit listrik yang rusak terus menyemburkan asap dan debu. Jalanan tidak bisa dilewati di beberapa tempat dan bahan bakar menjadi komoditas berharga. Kesulitan komunikasi juga telah mengganggu perencanaan tanggap darurat. PH menambahkan, "Saluran darat rusak dan hubungan telepon tidak bisa dilakukan, sehingga komunikasi sangat sulit. Hal ini memperlambat pengiriman persediaan barang dan koordinasi."

Sementara itu, lebih dari 300 gereja di Jepang yang terkena dampak tsunami masih belum diketahui kondisi terakhirnya. Para utusan Injil Asian Access, termasuk Wakil Presiden untuk wilayah Jepang Mary Jo Wilson dan Pendeta Hiroshi Kawasaki sedang berkumpul untuk retret tahunan saat gempa terjadi. Semuanya selamat dari bencana dan jadwal pertemuan mereka memungkinkan mereka untuk menyusun rencana bersama.

Keluarga dan jemaat Kawasaki berada di wilayah gempa, namun mereka semua selamat. Bangunan gereja yang lain mungkin tidak seberuntung mereka. Salah satu gereja yang berhasil dihubungi berjarak dua mil dari reaktor nuklir dan sedang dievakuasi.

Puji Tuhan, beberapa gereja yang tidak mengalami kerusakan memutuskan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. "Beberapa gereja membuka diri dan menyediakan tempat penampungan pengungsi untuk waktu yang lama. Kami melihat tubuh Kristus bekerja sama," kata Wilson.

Saat ini kebutuhan para pengungsi masih sebatas kebutuhan jasmani, namun Kawasaki mengantisipasi kebutuhan rohani akan muncul seiring waktu berjalan. Umumnya, warga Jepang bersikap apatis terhadap Injil. Mereka tidak terlalu tertarik dengan hal-hal rohani, tetapi hidup mereka berfokus pada ekonomi dan mengumpulkan benda-benda duniawi.

Sumber:

  1. http://mnnonline.org/article/15463
  2. http://mnnonline.org/article/15464

Pokok Doa:

  1. Doakan pelayanan Food For The Hungry dan organisasi-organisasi Kristen lainnya dalam membantu para pengungsi, agar mereka bisa menggunakan kesempatan ini untuk memberitakan Injil Yesus Kristus kepada masyarakat Jepang.
  2. Doakan agar gereja-gereja di Jepang bangkit dari kepanikan dan menjadi saksi Kristus bagi masyarakat sekitar yang menderita karena gempa bumi dan tsunami.
  3. Doakan agar umat percaya di Jepang yang selamat dari gempa bumi dan tsunami dapat menjadi saluran berkat dan menguatkan para korban dan membagikan kasih Kristus kepada yang membutuhkan.
  4. Doakan supaya warga Jepang yang belum mengenal Kristus, mengalami kasih Kristus yang nyata dalam hidup mereka. Biarlah Kristus memulihkan mereka dan membuka hati untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi.

e-JEMMi 11/2011