You are heree-JEMMi No.09 Vol.16/2013 / e-JEMMi No.09 Vol.16/2013

e-JEMMi No.09 Vol.16/2013

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Generasi Yosua (Editorial Edisi 09-2013)

Shalom,

Sebagai pembuka edisi ini, redaksi menyajikan sebuah Renungan Misi yang berjudul "Generasi Yosua". Yosua sendiri adalah sosok pemimpin hebat yang menjadi panutan Bangsa Israel. Namun, sebelum menjadi seorang pemimpin yang hebat, ia terlebih dahulu menjadi pengikut Musa yang setia. Dari waktu ke waktu, ketaatannya kepada pemimpin, kerendahan hati, kepemimpinan, dan imannya kepada Allah terus meningkat. Ketika saatnya tiba, Musa menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua dan ia siap untuk itu. Di sini, kita belajar bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik, kita harus menjadi pengikut yang baik terlebih dahulu.

Generasi Yosua(ROMA 8:37)

Generasi Yosua adalah generasi lebih dari pemenang. Menjadi lebih dari pemenang merupakan kerinduan setiap orang percaya. Sering kali, kegagalan dan kelemahan kita membuat kerinduan itu menjadi sekadar kerinduan saja, memandang hal itu hanya sebagai impian dan fantasi yang tidak mungkin terwujud. Apa yang Allah janjikan tidak pernah gagal. Dia menjanjikan kemerdekaan melalui kebenaran-Nya (Yohanes 8:32), kekuatan dalam Kristus Yesus (Filipi 4:13), serta kemenangan di dalam iman (1 Yohanes 5:4). Seperti Allah menjanjikan Tanah Kanaan kepada Bangsa Israel dan menggenapi janji-Nya, demikian pula Allah akan menggenapi janji-janji-Nya dalam kehidupan kita, yaitu jika kita beriman, setia, dan mengasihi Dia (Roma 8:28).

Bawean di Indonesia

Sejarah

Kampung halaman orang-orang Bawean adalah pulau berukuran 200 kilometer kubik, dan berjarak sejauh 120 kilometer di sebelah Utara Kota Surabaya (Jawa Timur), di tengah Laut Jawa. Bawean juga dikenal sebagai "Pulau Putri" karena mayoritas penduduknya adalah wanita. Hal itu disebabkan karena para pria cenderung mencari pekerjaan di pulau-pulau yang lain. Seorang pria dari desa Tanjung Ori yang dahulu bekerja selama 20 tahun di Malaysia berkata, "Seorang pria Bawean tidak akan dianggap sebagai seorang dewasa sampai ia menjejakkan kakinya di tanah asing." Merantau merupakan aspek utama dari budaya orang-orang Bawean, dan hal itu memengaruhi hampir setiap segi yang lain dari masyarakat mereka. Terdapat sejumlah besar orang Bawean yang tinggal di Malaysia. Kenyataannya, jumlah penduduk Bawean yang tinggal di sana jauh melebihi yang ditemukan di pulau mereka sendiri, yang berjumlah 60.000 jiwa. Wilayah-wilayah migrasi orang-orang Bawean yang lain meliputi Singapura, di mana mereka dikenal sebagai orang-orang Boyan dan Perth, Australia.