You are heree-JEMMi No.03 Vol.16/2013 / e-JEMMi No.03 Vol.16/2013

e-JEMMi No.03 Vol.16/2013

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Las Casas (Editorial Edisi 03-2013)

Shalom,

Penyebaran Injil dan humanisme tidak dapat dipisahkan. Sebab, dari pelayanan kepada masyarakatlah orang-orang dapat melihat kasih Yesus dalam diri penyebar Injil. Inilah yang dilakukan Las Casas, seorang Spanyol yang menjadi penasihat hukum gubernur daerah koloni di Meksiko, yang kemudian menjadi seorang misionaris. Ia melihat bahwa banyak kaum kolonial yang bertindak tidak manusiawi kepada orang-orang Indian. Ketika melihat hal ini, ia menentang kaum kolonial dan membela kasus orang-orang Indian itu. Seperti apa kisahnya? Silakan simak sajian yang telah kami persiapkan berikut ini. Tuhan Yesus memberkati.

Las Casas

Zaman Penjelajahan yang dimulai pada akhir abad ke-15 membuka sebuah era baru misi luar negeri bagi Gereja Katolik Roma. Dunia Baru dilihat sebagai lahan ekspansi yang potensial, sehingga baik Paus maupun para pemimpin politik menggebu-gebu dalam melakukan bagian mereka untuk membawa dunia baru tersebut ke bawah kekuasaan Katolik. Ratu Isabella, yang tanpa henti memburu penganut bidah Protestan di Spanyol, menganggap penginjilan kepada orang-orang Indian sebagai pembenaran yang paling utama bagi ekspansi kolonial; dan ia bersikeras bahwa para pendeta dan biarawan harus menjadi bagian dari pendatang pertama yang menetap di Dunia Baru. Golongan Fransiskus dan Dominian (dan nantinya golongan Jesuit) dengan antusias menerima tantangan ini dan dalam hitungan dekade, ajaran Katolik telah menjadi kekuatan yang permanen dan berpengaruh. Kecepatan perkembangan ini dianggap sebagai sesuatu yang fenomenal dalam kekristenan. Pada tahun 1529, seorang misionaris golongan Fransiskus di Meksiko menulis tentang pertobatan massal yang hampir mustahil untuk dicatat: "Kami membaptis begitu banyak orang. Saya tidak bisa memberikan perkiraan yang akurat tentang jumlahnya di sebuah provinsi di Meksiko. Sering kali kami membaptis 14.000 orang dalam satu hari, kadang-kadang 10.000 orang, dan kadang-kadang 8.000 orang."

Arab Saudi Tahun 2013

Para pemimpin gereja di Arab Saudi kerap kali mendapat serangan dari polisi agama (mutawwa'in). Mereka bertindak secara independen di luar komando pemerintah dan berusaha menciptakan kerajaan agama lain, yang lebih dikenal dengan Commission for Promotion of Virtue and Prevention of Vice. Rezim Arab Saudi sendiri mengaku telah mencoba menghentikan aksi mereka, tetapi mutawwa'in melanjutkan aksinya sebagai polisi "moral" di Arab Saudi.

Indonesia Tahun 2013

Banjir di Manado

Bencana banjir kembali terjadi di Nusantara. Kali ini, bencana itu melanda Kota Manado, Sulawesi Utara. Menurut laporan, banjir yang terjadi pada hari Minggu, 17 Februari 2013 ini, telah memakan korban jiwa sebanyak 15 orang dan memaksa ribuan penduduk lainnya mengungsi. Pos-pos penanggulangan bencana memang telah didirikan di lokasi-lokasi yang paling parah, seperti Kelurahan Dendengan Luar, Dendengan Dalam, Tikala Baru, Paal 2, Komo Luar, Ternate Tanjung, Mahawu, Bailang, Karame, dan Banjer. Akan tetapi, pos-pos itu masih belum dapat memenuhi kebutuhan para pengungsi secara maksimal.