23. ASAS PENGAJARAN TENTANG SORGA DAN NERAKA
I. SORGA
Dalam Alkitab lebih banyak ditulis tentang keadaan dan berkat kekal bagi
orang-orang yang percaya daripada tentang keadaan dan kebinasaan kekal bagi
orang-orang yang menolak Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia Allah yang
memberi peringatan kepada orang-orang jahat, juga memastikan berkat kekal
bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kita akan mempelajari
tentang sorga dalam lima bagian sebagai berikut: &1) Di mana letak sorga,
&2) Sorga itu kekal, &3) Kesucian sorga, &4) Penduduk sorga, &5) Pusat
kerinduan (daya tarik) bagi penduduknya yaitu Kristus.
Lanjutan 00807
A. Di mana letak sorga
Surga bukan hanya suatu keadaan yang baik; melainkan juga suatu tempat
yang pasti dan nyata. Hal ini jelas sebab pada hari kenaikan-Nya Tuhan
Yesus telah kembali ke sorga, ke suatu tempat yang pasti (Kisah 1:9).
Apalagi pada waktu itu Tuhan telah mempunyai tubuh manusia, yaitu tubuh
yang pasti. Memang tubuh itu adalah tubuh kebangkitan, akan tetapi itu
adalah tubuh yang sesungguhnya. Bagi tubuh itu haruslah ada tempat yang
pasti. Begitu pula kita mengetahui bahwa takhta Allah ada di dalam sorga
dan takhta itu haruslah merupakan suatu tempat yang pasti. Tuhan Yesus
sendiri telah berjanji kepada penjahat di kayu salib di sampingnya bahwa
hari itu juga ia akan bersama-sama dengan Dia di dalam Firdaus
(Lukas 23:43). Tuhan Yesus sendiri telah berkata bahwa ada banyak
tempat kediaman di dalam "rumah Bapa-Nya" (Yohanes 14:2); tentu yang
dibicarakan-Nya itu adalah suatu tempat yang pasti. Dalam Surat Ibrani
dikatakan bahwa kita menanti-nantikan tanah air yang lebih baik, yaitu
suatu tempat yang pasti (Ibrani 11:10,16). Yohanes telah memberikan
pernyataan tentang Yerusalem Baru yang tidak dapat tidak adalah suatu
tempat yang pasti (Wahyu 21:1-3). Di tempat itu kelak kita akan
melihat wajah Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 22:4). Tuhan Yesus telah
meminta kepada Bapa-Nya supaya orang-orang saleh ada bersama-sama dengan
Dia serta memandang kemuliaan-Nya (Yohanes 17:24). Pada suatu ketika
seorang anak perempuan ditanya oleh seorang pengolok, "Di manakah sorga
itu?" dan anak itu menjawab, "Di mana Tuhan Yesus ada di situlah sorga".
Kita patut memperhatikan tentang kemuliaan tempat yang pasti itu. Dalam
Wahyu 21:10-26 diterangkan tentang kemuliaan dan keadaan Yerusalem Baru
itu, dan dalam pasal Wahyu 22:1-5 kemuliaannya dijelaskan lagi. Kami
tidak akan membahas ayat-ayat itu, tetapi kami harap para pembaca
memperhatikan kemuliaan tempat itu. Ada juga ayat-ayat lain yang
membicarakan tentang kemuliaan kita bila nanti kita bersama-sama Tuhan
Yesus di dalam sorga, yaitu Kolose 3:4; Roma 8:18; Yohanes 17:22.
Tuhan Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan menyediakan tempat
kediaman bagi kita masing-masing yang percaya (Yohanes 14:1-3). Tuhan
juga telah berjanji akan kembali, untuk menjemput kita pergi ke tempat itu.
Ada satu pertanyaan yang timbul yaitu, bagaimanakah keadaan tempat tinggal
yang kita nantikan itu? Barangkali hanya ada beberapa petunjuk dalam
Alkitab tentang hal itu, dan tidak salah kalau kita mempelajarinya. Dalam
Matius 6:20 Tuhan Yesus menyuruh kita menghimpunkan harta benda kita di
sorga. Juga dalam 1Korintus 3:12-15 kita membaca mengenai ujian api
atas pekerjaan-pekerjaan kita untuk Kristus. Jelas dari ayat-ayat itu bahwa
hanya emas, perak, dan batu yang indah-indah yang tinggal tetap. Jadi
kalau tempat kediaman kita dalam sorga itu dihiasinya dengan harta benda
yang telah kita kumpulkan di sana, dan dengan emas, perak, dan batu indah
yang tahan api dari pekerjaan kita untuk Tuhan, bagaimanakah kelak hiasan
untuk tempat tinggal saudara dan saya? Sebagian harta benda kita yang
disimpan di dalam sorga adalah uang dan persepuluhan dan yang telah kita
berikan untuk pekerjaan Tuhan.
B. Sorga itu kekal
Tuhan Yesus telah menjanjikan hidup yang kekal kepada tiap-tiap orang
yang percaya akan Dia (Yohanes 3:16), dan Tuhan menjanjikan hukuman kekal
kepada orang-orang yang tidak percaya (Matius 25:46). Dari ayat itu kita
dapat memastikan bahwa kedua tempat itu kekal. Dalam Wahyu 22:5
dikatakan bahwa mereka yang ada di Yerusalem Baru itu akan memerintah
sebagai raja selama-lamanya. Maka sorga itu disebut "kota Allah" yaitu
"kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah"
(Ibrani 11:10). Tempat itu disebut "suatu tanah air yang lebih baik"
(Ibrani 11:16), dan sebuah "kerajaan yang tidak tergoncangkan"
(Ibrani 12:28). Perkataan kekal atau selama-lamanya dihubungkan
dengan sorga dalam 2Korintus 5:1; 1Petrus 5:10; 2Petrus 1:11.
C. Kesucian sorga
Sorga adalah tempat yang sama sekali tidak terdapat di dalam sesuatu
yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Tempat itu
semata-mata suci (Wahyu 21:27). Segala yang najis atau penyembah
berhala harus tinggal di luar tempat itu (Wahyu 22:15). Mengenai
orang yang tidak boleh masuk sorga dijelaskan di dalam 1Korintus 6:9,10.
Maka air mata, maut, perkabungan, ratap tangis, atau dukacita tidak
akan ada lagi disitu (Wahyu 7:16; 21:4), sebab hal yang lama sudah
lenyap. Iblis tidak ada lagi di situ, oleh sebab itu orang-orang saleh di
dalam surga tidak dapat dicobai. Tidak ada lagi kerinduan untuk berbuat dosa.
Tidak ada lagi kematian (Lukas 20:35,36), dan keadaan di situ
semata-mata baik dan senang. Penduduk di negeri itu akan menjadi sama
seperti Dia, yaitu dalam keadaan yang suci (1Yohanes 3:2,3). Di dalam
sorga nanti tiap-tiap kerinduan yang baik dapat dicapai.
Ibadat dan sembahyang penduduk sorga itu sempurna. Di dunia ini sering
hati kita menuduh bahwa ibadat kita kurang daripada yang kita rindukan atau
maksudkan, tetapi tidak demikian di sorga. Di sana tidak ada halangan
untuk menyembah Tuhan, dan ibadat kita akan sempurna. Dalam Kitab Wahyu
dijelaskan tentang ibadat orang-orang di dalam sorga
(Wahyu 4:8-12; 6:9-13; 7:9-12; 19:1-6). Ibadat di sorga itu
sempurna, mulia, dan penuh dengan sukacita.
D. Penduduk sorga
Semua orang saleh yang tinggal di dalam sorga itu adalah orang-orang
yang benar dan rohnya telah disempurnakan (Ibrani 12:23).
Keselamatannya sempurna dan teguh. Orang-orang saleh itu berbahagia dan
segala perbuatan menyertai mereka ke dalam tempat mulia itu
(Wahyu 14:13). Segala perbuatan kita bagi Tuhan Yesus Kristus akan
kelihatan kepada semua orang di dalam sorga. Hal itu patut mendorong kita
untuk melakukan dengan sepenuhnya kehendak Allah bagi kehidupan kita.
Penduduk negeri itu akan menjadi suatu kerajaan dan iman-iman bagi Allah
(Wahyu 5:10). Orang-orang saleh di dalam sorga akan bercahaya seperti
matahari dalam kerajaan Bapa mereka (Matius 13:43), dan orang-orang
yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti
bintang-bintang (Daniel 12:3).
Di dalam sorga orang-orang saleh akan saling mengenal. Jadi kita akan
mengenal Abraham, Ishak, dan Yakub (Matius 8:11), dan kalau kita
mengenal mereka itu maka tentu kita akan mengenal juga orang-orang lain.
Kita akan mengenal orang-orang lain seperti kita dikenal oleh mereka
(1Korintus 13:12). Tubuh kebangkitan kita akan berbeda dengan tubuh
kita sekarang (1Korintus 15:41-42), dan tentunya pengetahuan kita
akan bertambah, tidak seperti sekarang ini, pengetahuan kita terbatas;
sebab itu kita akan saling mengenal.
Orang-orang saleh di dalam sorga akan mengenakan tubuh baru yang
kelihatan (Lukas 24:39). Mereka itu akan mendapat tubuh kebangkitan,
yaitu tubuh sorgawi, yang sangat besar kuasanya dan yang sesuai dengan
keadaan yang sempurna itu (1Korintus 15:35-58). Tubuh kebangkitan itu
tidak akan binasa (1Korintus 15:42). Keadaan kita sebagai anak-anak
Allah akan nyata sekali dalam tubuh kebangkitan sebab kita akan serupa
dengan Tuhan kita Yesus Kristus.
Dalam keadaan yang sempurna itu tentu ada persekutuan yang sempurna.
Kita akan duduk bersama-sama dengan para nabi, rasul-rasul, orang-orang
yang mati sahid dan orang-orang yang telah melakukan hal-hal ajaib demi
nama Tuhan Yesus. Persekutuan yang sempurna akan terlihat dalam perjamuan
kawin Anak Domba Allah (Wahyu 19:7-9). Tetapi, yang terlebih indah yaitu
persekutuan dengan Allah yang akan diam bersama-sama dengan manusia
(Wahyu 21:3). Betapa mulianya pula persekutuan kita dengan
orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus.
Kita akan mengalami sukacita yang besar di dalam sorga, sukacita karena
pengampunan dosa dan keselamatan. Di dunia ini meskipun kita berjalan
dalam lembah kesukaran, sering pula kita mengalami sukacita di dalam hati
kita; apalagi di seberang sana, di sorga. Sukacita yang terutama ialah
bertemu muka dengan Yesus Kristus. Sukacita yang lain ialah sukacita yang
disebabkan oleh orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus
(1Tesalonika 2:19). Selain itu adalah sukacita sebab kita bertemu lagi
dengan kekasih-kekasih kita yang telah mendahului kita ke sana. Kita yang
dibasuh dengan darah Kristus akan mengalami sukacita yang penuh.
Sorga bukan hanya suatu tempat di mana kita akan berhenti dan
bersukacita saja, melainkan kita akan melayani Allah dan Tuhan Yesus sampai
selama-lamanya (Wahyu 22:3; 7:15). Pelayanan kita di dunia ini sering
tidak sampai kepada tujuan yang sebenarnya sebab kita lemah. Di sana kita
akan mendapat kuasa untuk melayani Tuhan dengan cara yang semata-mata
berkenan kepada Allah.
Tuhan telah menyediakan banyak berkat dan pahala untuk kita yang telah
melayani dan mengasihi Dia. Apa yang tidak pernah timbul di dalam hati
kita telah disediakan untuk kita (1Korintus 2:9). Suatu warisan telah
disediakan untuk kita (1Petrus 1:4; Yakobus 2:5). Boleh jadi kita tidak
mendapat warisan di dalam dunia ini, tetapi kita mempunyai warisan yang
pasti di dalam sorga, yang lebih indah dari segala sesuatu yang terdapat di
dalam dunia ini. Bahkan kerajaan pun dijanjikan kepada orang-orang yang
setia (Lukas 12:32; 22:28,29,30).
Ada juga pahala-pahala yang diberikan kepada kita sesuai dengan
kesetiaan dan pekerjaan kita di atas bumi ini (1Korintus 3:11-15;
Roma 14:10; 2Korintus 5:10). Demikian pula suatu mahkota kebenaran
akan dikaruniakan kepada semua orang yang merindukan kedatangan Tuhan Yesus
Kristus (2Timotius 4:8). Orang-orang yang setia dan baik pekerjaannya
akan mendapat kuasa atas beberapa negeri sesuai dengan pekerjaannya di atas
bumi ini (Lukas 19:12-19).
Mengenai pahala yang lain terdapat di dalam tujuh surat di dalam pasal
Wahyu 2:1-3:22. Pahala itu akan dikaruniakan kepada orang-orang yang
menang. Orang saleh yang menang akan: diberi makan dari pohon kehidupan
yang ada di Taman Firdaus Allah (Wahyu 2:7); ia tidak akan menderita
apa-apa oleh kematian yang kedua (Wahyu 2:11); ia akan diberi manna yang
tersembunyi (Wahyu 2:17); ia akan diberi karunia kuasa atas bangsa-bangsa
(Wahyu 2:26); ia akan dikenakan pakaian putih dan namanya tidak akan
dihapus dari kitab Kehidupan (Wahyu 3:5); ia akan dijadikan sokoguru
di dalam Bait Suci Allah (Wahyu 3:12); dan ia akan duduk bersama-sama
dengan Bapa di atas takhta-Nya (Wahyu 3:21). Itu bukan berarti bahwa
tiap-tiap orang akan memperoleh semuanya, tetapi ia akan mendapat apa yang
layak baginya.
E. Pusat kerinduan (daya tarik) penduduknya yaitu Kristus
Mengingat semua yang indah itu, Rasul Paulus lebih suka meninggalkan
dunia ini supaya dapat bersama-sama dengan Tuhan (2Korintus 5:8).
Dalam Wahyu 1:13-18 dijelaskan tentang Tuhan Yesus dan kemuliaan-Nya,
dan tentu kerinduan orang-orang saleh yaitu untuk bertemu dengan Dia dan
bersama-sama dengan Dia. Di dalam sorga kelak segala makhluk, manusia
ataupun malaikat-malaikat, semuanya menyembah Yesus Kristus serta meletakkan
mahkotanya pada kaki-Nya sebab hanya Dia saja yang layak dipermuliakan
(Wahyu 5:6-13; 4:10,11). Memang Tuhan Yesus adalah Raja segala Raja,
dan Tuan di atas segala tuan (Wahyu 19:16). "Berbahagialah mereka yang
membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan
dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu" (Wahyu 22:14).
"Roh dan pengantin perempuan itu berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang
mendengarnya, hendaklah ia berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus,
hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air
kehidupan dengan cuma-cuma!" (Wahyu 22:17).
II. NERAKA
Tuhan Allah menghadapkan manusia kepada dua macam akhirat, sorga dan
neraka. Demikian pula ada dua pribadi yang disembah manusia, Yesus Kristus
atau Iblis. Setiap orang harus memilih salah satu, Kristus atau Iblis,
sorga atau neraka. Jikalau seseorang memilih Kristus maka pasti ia akan
masuk ke sorga, dan kalau seseorang memilih Iblis maka pasti ia akan masuk
ke neraka. Tiap-tiap orang yang menolak Tuhan Yesus berarti ia memilih
Iblis, biarpun ia menginsafi hal itu atau tidak.
Neraka telah dijadikan untuk Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat,
tetapi manusia yang menolak Kristus serta memilih Iblis mau tak mau akan
menyertai Iblis dalam tempatnya. Alkitab tidak menyatakan dengan jelas di
mana neraka itu, tetapi neraka itu pasti ada. Satu hal yang nyata ialah,
orang-orang di tempat itu terpisah dari Allah dan tidak mendapat
pertolongan lagi dari Allah.
Sebutan untuk neraka di dalam Alkitab
Dalam Alkitab terdapat empat perkataan untuk neraka dalam bahasa asli.
Perkataan yang umum dipakai dalam Perjanjian Lama ialah "sheol" (syiol),
yang berarti "alam maut" atau "kubur". Seringkali kata itu dipakai dengan
arti yang jelas sekali yaitu suatu tempat siksaan, dan kadang-kadang kata
"api" disebut besertanya.
Dalam Perjanjian Baru ada satu perkataan yang sama artinya dengan
"syiol", yaitu "hades". Perkataan itu selalu ada hubungannya dengan arti
kerusakan dan kegelapan. Kata itu juga berarti "dunia orang mati" atau
"alam maut". Perkataan itu ditulis sepuluh kali dalam Perjanjian Baru,
yaitu: Matius 11:23; Lukas 10:15; Matius 16:18; Lukas 16:23;
Kisah 2:27,31; Wahyu 1:18; 6:8; 20:13,14. Adalagi satu perkataan
dalam Perjanjian Baru yaitu "gehenna", yang selalu berarti suatu tempat
siksaan oleh sebab kelakuan jahat. Perkataan itu terdapat dalam ayat-ayat
yang berikut: Matius 5:22,29,30; 10:28; 18:9; 23:15,33; Lukas 12:5;
Markus 9:43,45,47; Yakobus 3:6. Dalam 2Petrus 2:4 terdapat
perkataan "tartarus", yaitu tempat Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat.
Istilah-istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
itu menyatakan satu tempat saja. Roh Kudus memakai empat istilah itu dari
segi kekristenan, dan Ia menghendaki kita mengartikannya satu hal, yaitu
suatu tempat siksaan oleh sebab kelakuan jahat, tempat yang dikuasai Iblis,
tempat siksaan bagi Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat.
Keadaan neraka dijelaskan lebih jauh seperti berikut: api yang kekal
(Matius 25:41); lubang jurang maut (Wahyu 9:2,11); kegelapan
yang paling gelap (Matius 8:12); siksaan (Wahyu 14:10,11);
tempat siksaan kekal (Matius 25:46); murka dan hukuman Allah
(Roma 2:5); kematian yang kedua (Wahyu 21:8); hukuman
kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan
(2Tesalonika 1:9); dosa yang kekal (Markus 3:29); lautan api
yang menyala-nyala oleh belerang (Wahyu 19:20; 20:10,14,15). Jelas
sekali dari Wahyu 20:14 bahwa neraka itu akan dilemparkan ke dalam
lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Demikian pula semua orang
yang namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan akan dilemparkan ke
situ (Wahyu 20:15). Di dalam Wahyu 20:10 diterangkan juga
bahwa siksaan di tempat itu akan sampai selama-lamanya.
Kesucian Allah menuntut siksaan atas dosa. Kesucian Allah telah
menyebabkan siksaan atas Yesus Kristus di kayu salib, supaya manusia
diselamatkan. Jadi kalau orang-orang menolak keselamatan dari Kristus itu,
tentu kesucian Allah menuntut siksaan atas orang-orang itu, dan tempat
siksaan itu adalah neraka.
Dalam bab 19 yang membahas tentang "Hukuman Atas Dosa" sudah
diterangkan mengenai hukuman dosa, dan juga diterangkan dengan singkat
bahwa kebinasaan yang kekal tidak berarti jiwa itu ditiadakan atau
dilenyapkan. Dalam bab itu disebutkan ayat yang membuktikan bahwa siksaan
atas orang berdosa, yang menolak Tuhan Yesus, adalah siksaan yang kekal.
Oleh sebab siksaan atas orang-orang yang menolak Yesus Kristus itu kekal
tentu tempat siksaan itu kekal juga. Perkataan-perkataan yang berarti
kekal, yang dipakai untuk menyatakan keadaan Allah Bapa, Allah Anak, dan
Allah Roh Kudus, juga yang dipakai untuk menyatakan kesenangan orang-orang
yang diselamatkan, dan untuk sorga, juga dipakai untuk neraka. Andaikata
yang satu tidak kekal tentu yang lainpun tidak kekal (lihat
Matius 25:46).
Dalam cerita tentang Lazarus dan orang kaya di dalam Lukas 16:19-31,
terdapat beberapa hal yang pasti yaitu: 1) Tidak ada pengampunan sesudah
kematian; 2) Orang kaya itu berdoa supaya siksaannya dikurangi, tetapi
tidak dapat; 3) Orang kaya itu berdoa meminta supaya seseorang diutus
kembali ke dunia untuk memberitahukan bahwa neraka sungguh-sungguh ada dan
janganlah orang-orang datang ke sana, tetapi tidak diizinkan. Ayat-ayat
lain dalam Perjanjian Baru juga menerangkan bahwa siksaan itu kekal, oleh
sebab itu jelas bahwa sesudah kematian jiwa tidak lenyap begitu saja.
Dalam Wahyu 19:20 kita membaca bahwa pendurhaka (Antikristus) dan
nabi-nabi palsu dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh
belerang, lalu sesudah kerajaan Tuhan seribu tahun Iblis sendiri yang
dilemparkan ke situ, bersama-sama dengan mereka (Wahyu 20:10). Jiwa
orang-orang itu tidak lenyap.
Tuhan Yesus sendiri berkata mengenai Yudas bahwa "lebih baik kalau orang
itu tidak dilahirkan". Pernyataan itu membantah ajaran sesat yang
mengatakan bahwa semua orang akan diampuni dan akhirnya diperdamaikan
dengan Allah. Ajaran sesat itu didasarkan pada salah pengertian mengenai
Efesus 1:9,10 dan Kolose 1:19,20. Kalau orang-orang berdosa pada
akhirnya dapat diperdamaikan dengan Allah, tentunya keadaan itu lebih baik
daripada "tidak dilahirkan". Tetapi Tuhan Yesus dengan terus terang
mengatakan bahwa lebih baik orang itu tidak dilahirkan. Dan perhatikanlah,
di dalam Kolose 1:20 tidak dikatakan bahwa mereka yang di dalam neraka
akan diperdamaikan dengan Allah. Oleh sebab itu baiklah kita memperhatikan
syarat-syarat ini sebelum menentukan suatu asas pengajaran, yaitu: ayat
yang kurang jelas tidak boleh dipakai sebagai dasar suatu asas pengajaran
bilamana ada ayat-ayat lain yang jelas bertentangan dengan pengajaran itu.
Banyak ayat yang membuktikan bahwa neraka dan siksaannya itu kekal. Oleh
karena semua itu, doa-doa untuk orang yang sudah mati tidak berfaedah,
tidak akan menghasilkan apa-apa.
Para pengabar Injil perlu berkhotbah tentang neraka dan siksa yang
kekal, untuk mengingatkan orang-orang supaya mereka lari kepada Yesus
Kristus serta bertobat. Robert McCheyne (seorang pengabar Injil yang
masyhur di Skotlandia) berkata demikian, "Kecuali dengan mencucurkan air
mata, seorang pengabar Injil tidak pantas berkhotbah tentang neraka dan
siksaan kekal". Karena ia selalu berkhotbah tentang siksaan kekal dengan
kesungguhan hati dan dengan mencucurkan air mata, maka banyak orang yang
telah bertobat serta percaya kepada Tuhan Yesus.