Eritrea

Doa Bagi Negara Eritrea

Eritrea Tahun 2005

Perhatian dan kepedulian Internasional adalah kebutuhan mendesak bagi orang-orang Kristen yang berada di penjara, Eritrea. Eritrea-AS (MNN) -- Sementara itu, sekitar 900 orang Kristen telah dihukum penjara di Eritrea, Afrika. Apakah kesalahan mereka? Mempraktikkan iman mereka dalam Yesus Kristus. Sebagai respon atas hal itu, "Open Doors" mengundang orang-orang Kristen untuk mendukung orang-orang percaya di Eritrea.

Melalui pelayanan pemuda mereka yang bernama "Underground", wakil dari "Open Doors", Jeff Shreve berkata bahwa mereka memfasilitasi para pemuda untuk dapat turut membantu: "Kita ingin supaya gereja dan para pemuda Kristen di Amerika memberi perhatian atas kenyataan akan adanya hukuman yang diterapkan bagi pengikut Kristen. Fokus kita adalah di Eritrea, namun ini hanyalah sebuah cerminan dari apa yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya, jadi kita ingin supaya mereka mempelajari apa yang terjadi dan ikut terlibat di dalamnya." Ini adalah situasi yang mendesak, itulah mengapa perhatian dan keterlibatan sangat dibutuhkan. Shreve berkata bahwa mereka berharap dapat mengumpulkan dana sebesar 56 ribu dollar. "Pemenjaraan itu tidak berhenti, tidak berkurang. Namun justru meningkat akhir-akhir ini, sehingga apa yang akan kita lakukan adalah yakin dan menguatkan gereja-gereja yang tersisa, menguatkan para pendeta, para keluarga. Jadi, dana sebanyak itu akan disalurkan untuk membantu orang-orang Kristen itu.

Sumber: Mission Network News, August 16th 2005

  • Doakan orang-orang Kristen di Eritrea yang di penjara agar Tuhan senantiasa memberikan kekuatan jasmani dan rohani kepada mereka. Doakan agar Roh Kudus menyertai dan melindungi mereka selama di penjara.
  • Mengucap syukur atas dedikasi Open Doors bagi orang-orang Kristen yang teraniaya. Doakan pelayanan yang mereka lakukan dalam Underground supaya melalui pelayanan ini pemuda-pemuda Kristen memiliki bekal rohani yang cukup untuk memperkuat gereja-gereja teraniaya.

e-JEMMi 34/2005


Ketegangan yang terus meninggi di antara Eritrea dan Ethiopia mulai terasa dampaknya bagi gereja. Carl Moeller dari Open Doors mengatakan bahwa hal ini memberikan dampak bagi para jemaat. "Konflik perbatasan antara Eritrea dan Ethiopia terus berlanjut dan semakin memanas. Pemerintah Eritrea melanjutkan dengan menggunakan dalih ketidakstabilan sebagai sarana untuk mempertahankan populasinya dan tidak memberikan hak kebebasan dasar, termasuk hak kebebasan dalam beragama." Sebagai hasilnya, hidup di Eritrea seperti hidup di suatu daerah yang sedang berperang. Kebebasan beragama telah dikekang dengan hebat namun sangat sulit untuk dilaporkan karena adanya penghentian surat kabar secara efektif. Namun, saat laporan-laporan tentang penganiayaan mulai bermunculan, maka menurut Moeller, kekuatan gereja mulai dibangun. "Saat ini merupakan salah satu paradoks terbesar bagi gereja di Eritrea. Sepanjang sejarah, dimana ada gereja yang paling banyak mengalami penganiayaan, maka gereja itu mengalami pertumbuhan yang paling pesat. Itulah alasannya mengapa para pekerja lapangan dari Open Doors dan jalinan hubungan nasional yang kami miliki di seluruh penjuru bumi mengatakan bahwa penganiayaan, di satu sisi juga mendatangkan kebaikan. Melalui penganiayaan itu, gereja bisa melihat kebutuhan sejatinya, yaitu untuk tetap percaya dan terus bersandar kepada Allah dalam menghadapinya."

Sumber: Mission Network News, July 14th 2005

  • Doakan gereja dan jemaat di Eritrea yang saat ini mengalami penganiayaan supaya mereka terus percaya kepada Allah dalam menghadapi setiap kesulitan.
  • Berdoa untuk pelayanan Open Doors di Eritrea agar bisa menguatkan para jemaat dan gereja dalam menghadapi tekanan pemerintah dan penganiayaan.

e-JEMMi 30/2005



Seorang Kristen di Eritrea mengatakan bahwa penganiayaan terhadap umat percaya di Eritrea semakin meningkat. Saat Injil diberitakan dan disebarkan secara efektif di seluruh penjuru dunia, maka ada harga yang harus dibayar. Harga yang harus dibayar itu sangat jelas dirasakan di Eritrea dan keadaannya menjadi semakin memburuk. Moses (bukan nama yang sebenarnya) adalah seorang warga Eritrea yang melayani di Strategic World Impact. Dia menceritakan tentang penganiayaan yang terjadi di negaranya. "Sembilan denominasi yang ada di Eritrea sudah ditutup oleh pemerintah. Tepat sesudah penutupan tersebut, gereja-gereja mulai melakukan ibadah `bawah tanah`. Namun, pemerintah mengetahuinya dan kemudian menangkap mereka. Saat ini ada 1.125 petobat baru di Eritrea yang berada di penjara." Meskipun demikian, kata Moses, kejadian tersebut tidak menyebabkan gereja mati. "Sekarang gereja yang ada di Eritrea adalah gereja-gereja yang militan. Gereja mengadakan ibadah dan seminar secara sembunyi-sembunyi. Meskipun gereja-gereja telah ditutup, jiwa-jiwa baru terus berdatangan untuk menerima keselamatan dari Yesus Kristus."

Sumber: Mission Network News, June 15th 2005

  • Doakan umat percaya di Eritrea yang dipenjara oleh pemerintah agar tetap bertekun dalam iman mereka.
  • Bersyukur kepada Tuhan atas jiwa-jiwa baru datang yang menerima Kristus dalam hidupnya, di tengah-tengah lingkungan Eritrea yang penuh penganiayaan.

e-JEMMi 25/2005

Eritrea Tahun 2007

Laporan demi laporan menunjukkan menurunnya kebebasan beragama di Eritrea. Edisi terakhir Voice of the Martyrs Canada mengatakan bahwa seorang penginjil ditangkap di rumahnya di ibu kota Eritrea, kemudian dipenjarakan. Menurut Glen, pemerintah Eritrea mengatakan cerita yang berbeda. "Jika Anda bertanya kepada pemerintah Eritrea apakah ada orang Kristen yang dipenjara karena iman mereka, mereka akan menjawab, `Tidak, tidak ada orang Kristen yang dipenjara. Yang dipenjara hanyalah para kriminal.` Mereka menganggap aktivitas Kristen sebagai tindakan kriminal." Departemen Luar Negeri Amerika mendukung pernyataan World Watch List tahun 2007 -- daftar negara yang paling melarang kebebasan beragama -- yang mengatakan bahwa situasi di Eritrea semakin buruk. Eritrea naik satu peringkat dalam daftar tersebut. Glen mengatakan bahwa terbatasnya kebebasan beragama itu akan berdampak pada penginjilan. "Hal itu pasti akan terjadi karena sebenarnya, kemampuan untuk membagikan iman adalah sesuatu yang sangat alami dalam kekristenan. Jika ada larangan yang membatasi kemampuan tersebut, orang lain tidak akan dapat berkata bahwa Anda memiliki kebebasan beragama yang sejati," ujarnya lagi.

Diterjemahkan dari : Mission News, September 2007
Selengkapnya : http://www.MNNonline.org/article/10406

Pokok Doa

  • Doakan umat Kristen di Eritrea yang mengalami aniaya karena iman mereka kepada Kristus, agar mereka tetap kuat di dalam Tuhan dan tetap mengasihi pihak-pihak yang telah menganiaya mereka.
  • Doakan pemerintah Eritrea agar Tuhan memberikan hikmat kepada mereka dalam memimpin negara ini, dan rasa takut akan Tuhan ada atas diri mereka.

e-JEMMi 46/2007



Kisah Magos Solomon Semere (MAH-gohs solomon se-MEH - ray) akan segera berakhir. Bernie dari Voice of the Martyrs menjelaskan bahwa setelah empat setengah tahun dipenjara oleh rezim Eritrea karena mengadakan kebaktian di gereja Prostestan, Magos meninggal di dalam penjara. "Ia anak muda Kristen berumur tiga puluh tahun dari Eritrea dan menemui ajalnya karena pneumonia (radang paru-paru) di dalam penjara militer di Assab selatan. Selama itu, pihak militer di Eritrea selatan memperlakukannya dengan sangat brutal." Lebih dari dua ribu orang Eritrea dipenjarakan karena mempraktikkan iman mereka. Semere adalah orang Kristen ketiga yang meninggal karena mempertahankan imannya di Eritrea, terhitung sejak bulan Oktober lalu. "Saya merasa ragu untuk menyebutnya sebagai peningkatan karena peristiwa ini tidak terjadi dalam waktu yang berdekatan. Namun tetap saja, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah lokal mengizinkan dan membiarkan orang-orang Kristen diperlakukan secara brutal di dalam penjara militer. Kita harus terus berdoa untuk anak-anak Tuhan di Eritrea."

[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]

Pokok Doa:

  • Berdoa untuk anak-anak Tuhan di Eritrea yang saat ini sedang bergumul dalam melanjutkan hidupnya di penjara militer karena iman mereka. Kiranya Tuhan terus memberikan kekuatan iman kepada mereka.

  • Doakan pemerintah militer rezim Eritrea agar Tuhan mengubahkan hati mereka untuk takut kepada Tuhan sehingga memperlakukan tahanan Kristen dengan cara yang lebih baik.
  • e-JEMMi 11/2007

    Eritrea Tahun 2008

    Umat Kristen terkoyak hatinya atas kematian seorang wanita muda di Eritrea yang diduga disiksa sampai mati di sebuah fasilitas militer karena menolak menyangkal imannya pada Yesus Kristus. Laporan ini disampaikan oleh departemen pengamat penganiayaan milik Open Doors.

    Migsti Haile, 33 tahun, meninggal pada 5 September di Pusat Latihan Militer Weaa dan merupakan wanita Kristen Eritrea keempat yang terbunuh selama setahun terakhir. Open Doors berkata, Haile dianiaya terutama karena menolak "menandatangani surat penyangkalan iman". Diyakini dia berada di penjara selama delapan bulan dan "di bawah tekanan yang hebat" sejak ia dan beberapa perempuan Kristen yang belum menikah ditangkap pada sebuah persekutuan gereja di Keren.

    Berita terakhir mengenai penganiayaan itu akan lebih meningkatkan tekanan internasional atas pemerintah Eritrea untuk memberikan jaminan kebebasan beragama. Menurut sejumlah organisasi hak manusia, sedikitnya dua ribu orang Kristen yang kebanyakan adalah penginjil, ditahan di penjara Eritrea, kantor polisi, kamp militer dan tempat lain, bahkan termasuk peti kemas. Namun, pemerintah Eritrea menyangkal terjadinya penganiayaan seperti itu. Pemimpin kantor kepresidenan Eritrea, Yamane Gebremeskel, baru-baru ini berkata bahwa laporan tentang penangkapan masal itu "disimpangkan dan dilebih-lebihkan". (t/Novita)

    Diterjemahkan dari:

    Judul buletin : Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10
    Halaman : 3

    Pokok doa

    • Orang percaya di Eritrea mengalami aniaya dan tekanan dari pihak-pihak tertentu karena menolak untuk menyangkal iman mereka. Kiranya iman mereka tidak goyah dan mereka tetap taat kepada Tuhan. Doakan juga untuk mereka yang saat ini masih ada di penjara agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka serta keluarganya.
    • Berdoa untuk keluarga Migsti Haile, agar Tuhan memberi kekuatan, penghiburan, serta ketabahan. Biarlah mereka dapat terus bertumbuh di dalam Tuhan dan dapat menjadi kesaksian bagi orang Kristen lainnya, yang mengalami persoalan yang sama.
    • Kiranya aparat pemerintah di Eritrea memerhatikan, melindungi, dan memberi kebebasan beragama bagi orang Kristen di sana.

    e-JEMMi 13/2008

    Eritrea Tahun 2009

    Menurut Open Doors AS, tentara keamanan Eritrea menyerang rumah Pendeta H, pendiri Full Gospel Church di Asmara. Sebanyak 3 orang ditahan dalam serangan itu. Pendeta H tidak ditahan karena kesehatannya yang melemah akibat bisul. Meskipun demikian, dia menjadi tahanan rumah dengan penjaga yang ditempatkan di luar rumahnya. Pada hari Jumat, lebih dari 7 jemaatnya ditangkap.

    Mereka yang ditangkap saat serangan hari Rabu, 15 Oktober, itu adalah 2 orang laki-laki dan 1 orang wanita. Pada hari Jumatnya, seorang wanita ditahan bersama dengan enam pria lainnya yang sampai saat ini namanya belum diketahui. Open Doors sejauh ini belum dapat mengetahui di mana orang-orang Kristen ini disembunyikan.

    Penangkapan dan penahanan yang dilakukan pemerintah tanpa mengadili warganya terus terjadi di tengah-tengah banyaknya laporan tentang kelaparan dan keputusasaan yang melanda negara ini. Namun, dalam suatu wawancara yang dilakukan bulan Mei lalu, Presiden Isaias Afwerki mengatakan kepada Reuters, "Kami bukan anak-anak. Kami tidak dilahirkan kemarin. Tak seorang pun bisa mendidik kami tentang apa arti kebebasan. Ini bukan pertanyaan tentang hak asasi manusia, hak beragama. Ini adalah bagian dari peperangan dengan pihak oposisi yang kuat, dan pihak oposisi itu tidak berhasil meraih apa pun."

    Lebih dari 2.800 orang Kristen masih berada di balik jeruji penjara karena ketekunan mereka untuk melakukan penyembahan di luar aturan yang ditentukan. Setidaknya ada 10 orang percaya yang telah tewas karena perlakuan kejam dan kelalaian medis yang mereka terima ketika berada di penjara. (t/Ratri)

    Diterjemahkan dari: Mission News, October 2009

    Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13411

    Pokok doa:

    • Doakan setiap orang percaya di Eritrea, khususnya mereka yang ditahan karena iman mereka, agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan kepada mereka selama berada dalam tahanan.

    • Berdoa juga bagi mereka yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan kepada keluarga mereka.

    e-JEMMi 46/2009



    Menurut cabang Open Doors di Belanda, tiga wanita Kristen telah dibebaskan dari kamp militer Eritrea pada 8 Mei 2009. Sebelumnya, ketiganya ditahan karena menjadi anggota pergerakan Kristen "terlarang" setelah secara terbuka menyatakan iman mereka di sebuah desa yang didominasi oleh kaum agama sepupu. Salah seorang teman pria dari wanita tersebut melaporkannya kepada yang berwenang setelah wanita itu bercerita kepadanya bahwa ia sudah menjadi Kristen. Dia lalu dibawa ke kamp militer di mana tangan dan pergelangan kakinya diikat, dan keyakinannya diolok-olok di depan para pemimpin kamp militer. Ketika diancam dengan senapan, dia menyebutkan nama wanita yang telah menceritakan kepadanya tentang Yesus. Wanita yang dimaksud itu sebelumnya juga berasal dari agama sepupu, dan kemudian ia juga dibawa ke kamp.

    Enam bulan kemudian, para wanita itu dibawa menghadap pemimpin kamp dan diberitahu bahwa mereka akan dibebaskan jika mereka setuju berhenti memberitakan Injil dan berjanji tidak akan mengungkapkan detail-detail penahanan mereka. Para wanita itu mengatakan bahwa mereka "bukanlah musuh orang-orang Eritrea atau pemerintah" dan berhenti memberitakan firman Tuhan berarti melawan mandat yang Tuhan berikan kepada mereka. Pemimpin kamp akhirnya memutuskan untuk membebaskan mereka tanpa syarat.

    Puji Tuhan untuk kebebasan orang-orang percaya itu. Mohon agar Tuhan terus memberi mereka kekuatan dan keberanian untuk menceritakan kepada yang lain tentang Yesus. Berdoa agar orang-orang Kristen lain yang ditahan di Eritrea dibebaskan. Lebih dari 2.800 orang Kristen yang tidak bersalah masih ditahan. (t\Novi)

    Diterjemahkan dari: http://www.persecution.net/pnp.htm#1

    Pokok doa:

    • Mengucap syukur untuk keberadaan orang percaya yang dengan setia mempertahankan iman mereka bagi Kristus, karena melalui kesaksian hidup mereka, kita diingatkan kembali bahwa keselamatan yang telah kita peroleh di dalam Krisus merupakan anugerah terbesar yang Ia berikan.

    • Doakan untuk orang percaya di Eritrea, agar Tuhan menguatkan iman mereka. Doakan juga bagi mereka yang anggota keluarganya masih ditahan pihak berwajib karena keyakinan yang mereka anut, agar Tuhan memberi penghiburan dan mereka tetap berpengharapan pada Kristus.

    e-JEMMi 26/2009



    Seorang penginjil bernama T, yang dipenjara sejak tahun 2006 karena aktivitas penginjilannya, mendapat perlakuan yang amat kasar karena pelayanannya terhadap para narapidana.

    Beberapa sumber menyatakan bahwa T sedang berada di ambang batas keputusasaan ketika dia merana di penjara Mai Sirwa Maximum Security Confinement.

    "Sepertinya neraka telah memenjaraku," ucap T kepada Compass. "Tolong sampaikan kepada saudara-saudara lainnya untuk terus mendoakanku. Aku tidak yakin bisa melihat mereka lagi."

    Otoritas penjara menganggap T berbahaya karena keberaniannya dalam menyaksikan imannya. Seorang penginjil dari sebuah gereja telah memberitakan Kristus kepada para narapidana lain, dan banyak di antara mereka yang bertobat.

    "Hal itu membuat sipir penjara tidak menyukainya," ujar sebuah sumber.

    Keluarga T khawatir akan kondisi kesehatannya setelah usaha-usaha mereka untuk mendapatkan izin untuk mengunjunginya tidak berhasil. (t/Setya)

    Diterjemahkan dari:

    Nama buletin : Body Life, edisi November 2008 Volume 26, nomor 11.
    Nama kolom : World Christian Report
    Judul asli artikel : Eritrea: Evangelist Fears He'll Die in Confinement
    Penerbit : 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
    Halaman : 3

    Pokok doa:

    • Berdoalah bagi T yang saat ini berada dalam penjara, agar Tuhan memberi kekuatan kepadanya dalam melewati hari-harinya di penjara, dan agar ia tetap berpengharapan kepada Tuhan.
    • Doakan keluarganya agar tetap mendukung T dalam doa dan tidak dikuasai oleh ketakutan yang berusaha ditabur iblis dalam hati mereka, yang bertujuan untuk memecah belah kesatuan hati dalam keluarga ini.
    • Berdoa juga untuk para narapidana di Eritrea yang telah memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka, agar mereka mendapatkan dukungan dari orang-orang percaya. Juga gereja Tuhan di Eritrea, agar iman mereka semakin bertumbuh dan dewasa di dalam Yesus.

    e-JEMMi 07/2009

    Eritrea Tahun 2010

    Mehari meninggal di pusat penahanan militer Mitire karena penyiksaan dan komplikasi akibat penyakit diabetesnya. Mehari adalah seorang jemaat dari Church of Living God di Mendefera.

    Di penjara yang sama, Mogos, seorang jemaat Rhema Church yang berusia 37 tahun, dikatakan telah meninggal sebagai akibat penyiksaan yang ia alami karena menolak menyangkal imannya, tetapi tanggal tepat kematiannya masih belum diketahui. Mogos meninggalkan seorang istri, ibu, dan seorang anak.

    Pada bulan Oktober 2009, Teklesenbet, 36 tahun, meninggal ketika dipenjarakan karena imannya di pusat penahanan militer Wi'a. Ia dilaporkan meninggal setelah komandan penjara menolak memberikan bantuan pengobatan akibat malaria.

    Sumber: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Mei - Juni 2010

    Pokok doa:

    • Terus doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada umat percaya di Eritrea supaya mereka tetap percaya dan tetap berpegang teguh pada iman kepada Yesus Kristus.

    • Berdoa bagi umat percaya di Eritrea yang harus kehilangan salah satu anggota keluarga mereka, agar Tuhan memberikan penghiburan dan kekuatan kepada anggota keluarga yang ditinggalkan.

    e-JEMMi 26/2010



    Menurut International Christian Concern (ICC), tiga puluh perempuan Kristen ditangkap di Asmara, ibukota negara Eritrea. JR dari ICC mengatakan, "Saat itu, orang Kristen sedang berkumpul di sebuah rumah dan berdoa. Kemudian polisi Eritrea menyerbu perkumpulan doa itu. Menangkap mereka semua; dan membawa mereka ke kantor polisi."

    Anak dan cucu mereka mengatakan kepada ICC bahwa mereka mencemaskan keamanan orang yang mereka cintai. JR juga merisaukannya, "karena kita tahu bahwa orang-orang Kristen yang dipenjara di Eritrea diperlakukan secara tidak baik, mereka menghadapi penyiksaan. Bahkan, pada beberapa kejadian orang Kristen disiksa sampai mati."

    JR tercengang dengan penangkapan itu. "Mereka tidak merisaukan keamanan di negara ini. Bayangkan, mereka hanyalah pasangan tua! Mereka datang untuk berdoa. Menangkap ibu-ibu dan nenek-nenek karena berkumpul dan berdoa tidaklah masuk akal!"

    Diterjemahkan dari:

    Nama buletin : Body Life, Edisi Januari 2010, Volume 28, No. 1
    Judul asli artikel : Eritrea: 30 Women Arrested
    Penerbit : 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
    Halaman : 3

    Pokok doa:

    • Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada umat percaya di Eritrea yang dipenjara karena iman mereka yang saat ini sedang menjalani masa-masa yang sulit.

    • Doakan juga agar Tuhan melindungi organisasi-organisasi Kristen yang melayani di Eritrea, mengingat daerah tempat mereka melayani bukan merupakan daerah yang aman.

    e-JEMMi 15/2010



    International Christian Concern (ICC) membenarkan laporan kami kemarin tentang penangkapan 30 wanita Kristen di Eritrea. "Mereka sedang berdoa di dalam rumah ketika petugas menggerebek rumah mereka, menahan semua orang, dan membawa mereka ke kantor polisi," kata JR dari ICC yang juga tercengang atas penangkapan itu. " Orang-orang itu bukan merupakan ancaman keamanan bagi negara ini. Bayangkan, mereka hanyalah pasangan lanjut usia yang berkumpul untuk berdoa bersama. Penangkapan ibu-ibu dan nenek-nenek karena mereka berkumpul dan berdoa tidaklah masuk akal!" Banyak pengamat hak asasi manusia menyalahkan Eritrea karena telah melanggar hak asasi manusia. "Namun, pemerintah Eritrea terus mengelak bahwa mereka melanggar kebebasan beragama bangsa mereka," ungkap JR. "Mereka terus menyangkal pemenjaraan orang Kristen. Sulit dipercaya!" Namun, saat terjadi penindasan besar-besaran, JR mengatakan bahwa gereja bawah tanah akan terus bertumbuh. "Orang-orang akan datang kepada Kristus karena mereka putus asa, miskin, dan bencana kelaparan merajalela; orang-orang mencari pengharapan di dalam Yesus Kristus, dan mereka sadar bahwa hanya itulah pengharapan milik mereka." Saat ini, ICC membantu memberikan dukungan kepada keluarga orang-orang yang dipenjarakan. (t/Uly)

    Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009

    Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13599

    Pokok doa:

    • Berdoa bagi situasi keamanan di Eritrea, agar Tuhan menjaga umat-Nya dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh oknum tertentu yang tidak menyukai kekristenan.

    • Doakan juga agar orang-orang Kristen yang dipenjara karena iman mereka diberikan kekuatan, penghiburan, dan perlindungan oleh Tuhan.

    e-JEMMi 05/2010



    Ada laporan yang belum pasti kebenarannya tentang suatu gelombang baru penahanan orang-orang Kristen di Eritrea selama akhir minggu. N dari Voice of the Martyrs mengatakan bahwa sekarang ini ada lebih dari tiga ribu orang Kristen yang ditahan di Eritrea. Peristiwa ini menjadi perhatian utama Dewan Hak Asasi Manusia (Human Rights Council) terhadap meluasnya kekerasan terhadap hak asasi manusia yang terjadi di negara ini. "Para wakil rakyat Eritrea yang berada di belakang PBB mengatakan, 'Kami memunyai kebebasan beragama, kami memiliki hak asasi'-- ini adalah omong kosong belaka."

    Hal-hal kecil dapat dilakukan untuk membantu orang orang-orang Kristen yang dipenjara tersebut. "Tidak satu pun dari mereka telah dituntut. Tidak satu pun dari mereka diadili. Tidak satu pun dari mereka telah diberi kesempatan untuk didampingi oleh pengacara. Orang-orang Kristen pada umumnya menghilang karena sistem penjara Eritrea. N mengatakan ini tidak berarti tidak ada harapan. Orang-orang masih memberikan respon terhadap Injil. "Hal terpenting yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa untuk saudara-saudara kita yang ada di sana, karena setiap kali mereka berkumpul bersama dengan orang-orang Kristen lainnya, mereka berisiko hilang karena sistem penjara." (t\Ratri)

    Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009

    Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13591

    Pokok doa:

    • Doakan agar pihak internasional dapat segera mengambil tindakan guna menyelesaikan persoalan kebebasan beragama dan jaminan perlindungan terhadap kaum minoritas di Eritrea, sehingga setiap masyarakat Eritrea dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.

    • Mengucap syukur untuk orang Kristen di Eritrea yang tetap setia dalam mengikut Tuhan, meskipun mereka harus menanggung akibat yang tidak ringan terhadap keputusan mereka.

    e-JEMMi 01/2010