Mandat Misi Global 1

Alasan yang paling mendasar bagi kebutuhan "Utusan-Utusan Tuhan yang Baru" adalah meluasnya wilayah-wilayah dunia yang tidak lagi mampu dijangkau melalui cara utusan Injil yang lama.

Seabad yang lalu situasinya terlihat lebih baik. Sejak akhir tahun 1800-an sampai tahun-tahun pertama 1900-an, banyak ahli strategi misi percaya bahwa dunia dapat diinjili sebelum abad ke-20. David B. Barret, dalam World Christian Encyclopedia menyatakan: "Pada tahun 1900, sepertiga umat manusia adalah orang Kristen dan setengahnya sadar akan kekristenan dan juga telah dipengaruhi olehnya. Optimisme untuk penyelesaian tugas penginjilan global dengan cepat sangat tinggi. Dari tahun 1889 sampai tahun 1914, komunitas-komunitas Protestan dan Anglikan yang besar di Eropa dan Amerika Utara, menonjolkan sebuah semboyan yang merangkum optimisme ini dalam sebuah tujuan untuk 'Penginjilan Dunia Pada Generasi Ini'."

Sayangnya, proyeksi optimistik ini tidak terwujud. Hari ini, hampir seabad kemudian, total persentase populasi dunia yang diidentifikasi sebagai orang Kristen sebenarnya telah menurun. Pada tahun 1900, perkiraan terbaik tentang orang yang mengaku Kristen adalah sebesar 34,4 persen dari populasi global, sebuah pencapaian tertinggi sepanjang sejarah. Angka ini menurun ke angka 33,7 persen di tahun 1970 dan ke angka 33,2 persen pada 1975, turun lebih jauh lagi ke angka 32,4 persen di 1985, dan diproyeksikan oleh Barret akan turun sebesar 0,1 persen ke angka 32,3 persen di tahun 2000.

Sembari kita menyongsong akhir abad ini (buku ini ditulis pada tahun 1987, Red.), sangat penting bagi kita untuk memahami mengapa pelayanan-pelayanan misi yang kita kerjakan sekarang ini tidak mencapai tujuannya, yang dengan optimis telah diprediksi dapat dicapai sebelum saat ini oleh banyak orang. Bahkan yang lebih penting lagi, kita perlu mempertimbangkan hambatan-hambatan baru yang terbentuk, yang jika tak bisa dihindari akan membuat penginjilan global menjadi semakin melemah di abad ke-21.

Namun sebelum kita meninjau semua ini, kita perlu mengambil dua langkah yang lain: pertama, mendefinisikan istilah yang kita pakai sehingga kita bisa lebih fokus pada penyelidikan kita dengan tepat; kedua, meninjau kembali mengapa kita harus mencurahkan waktu kita dan mungkin hidup kita untuk memberitakan Kabar Baik di negeri-negeri asing.

DEFINISI BERBAGAI ISTILAH

Dalam hampir setiap diskusi mengenai hal ini, sejumlah kecil kata-kata penting cenderung digunakan berulang-ulang, kata-kata yang menggambarkan bagian-bagian dari proses utama pada tujuan membawa orang di luar tanah air pada iman dan ketaatan dalam Kristus. Definisi singkat istilah-istilah berikut ini cukup memadai untuk kita mengerti di sini.

Pertama, "penginjilan", kata ini secara spesifik berkaitan dengan pekabaran Injil. Menurut definisi dalam World Christian Encyclopedia, "diinjili" artinya "sebuah keadaan yang di dalamnya Kabar Baik telah disebarkan atau ditawarkan; suatu keadaan yang menyadari kekristenan, Kristus, dan Injil."

Penginjilan, untuk tujuan-tujuan kita, tidak berarti perpindahan agama, namun agaknya persis dengan apa yang ada di benak Yesus ketika Dia berkata pada murid-Nya untuk "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15) Suku yang telah diinjili adalah sekelompok orang yang lebih dari setengah anggotanya memiliki kesempatan untuk mendengar atau membaca beberapa elemen kunci dalam Injil. Mereka tidak selalu harus berpindah agama.

Kedua, berkaitan dengan apakah sebuah suku sudah atau belum "dijangkau". Untuk memenuhi syarat sebagai suku yang sudah terjangkau, harus ada sebuah jemaat lokal yang giat dan mampu mengabarkan Kabar Baik ke dalam suku tersebut.

Kata "pribumi" adalah kuncinya. Jemaat lokal atau kelompok Kristen itu haruslah mandiri, sehingga dapat bertahan tanpa dukungan dari luar.

Yang terpenting dari semuanya, suatu kelompok yang terjangkau secara potensial dapat memiliki sumber-sumber lokal untuk memelihara dan mengembangkan populasi Kristennya sendiri, bahkan dalam lingkungan-lingkungan yang sangat dibatasi, seperti dalam lingkungan yang di dalamnya memiliki banyak utusan Tuhan yang baru dapat sedang bekerja.

Konsep "Kelompok Kristus" yang digunakan dalam buku ini adalah untuk menyebut jemaat-jemaat lokal, gereja-gereja rumah, dan pertemuan-pertemuan bawah tanah orang-orang Kristen yang seringkali menjadi alternatif bagi gereja di "negara-negara tertutup" yang menjadi tujuan bagi pengutusan para utusan Baru.

"Kelompok suku" paling tepat didefinisikan sebagai orang-orang yang terpisah secara budaya dan bahasa (seperti suku Maasai di Kenya atau suku-suku di perbukitan Hmong di Laos). Dalam sebuah pengertian, terdapat 24.000 kelompok suku di dunia pada saat ini dan sekitar 17.000 dari jumlah tersebut masih belum dijangkau. Jumlah 17.000 adalah kelompok-kelompok suku yang belum terjangkau, atau "orang-orang yang tersembunyi", yang diperkirakan pada pertengahan tahun 1985 berjumlah lebih dari 2,5 juta jiwa. Saat ini ada 77 negara dan ribuan kelompok suku yang tertutup, cenderung berada dalam dunia Muslim dan Komunis.

Suatu konsep dasar yang lain adalah "perpindahan agama". Dalam Matius 28:19 Yesus mengatakan, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." Dalam kasus-kasus lain, baptisan tidak disebutkan dan perintahnya hanyalah untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, mungkin melalui doa khusus, pengungkapan iman di depan umum, atau melalui sarana yang lain.

Untuk menghindari perselisihan mengenai kapankah terjadinya perpindahan agama, saya lebih suka memilih sebuah konsep yang lebih global -- "membawa orang pada iman dan ketaatan kepada Kristus." Istilah ini lebih akurat dan sepertinya, untuk saya, menggambarkan tujuan kita dengan sangat baik. Masalah yang ada hanyalah, tentu saja, hal itu tidak terukur dan tidak terhitung, kecuali oleh Tuhan.

Dalam banyak kasus yang berkaitan dengan statistik, kita akan banyak membahas mengenai orang-orang Kristen yang mengakui apa yang dianutnya -- dan dengan demikian berbasis pada jumlah individu yang menyatakan sebutan Kristen atas diri mereka berdasarkan keinginan mereka sendiri.

Selama bertahun-tahun kami bergumul untuk menemukan cara-cara yang lebih baik untuk menghitung jumlah orang Kristen dalam perbandingan dengan populasi nasional atau internasional yang besar. Pada umumnya saya lebih menyukai penggunaan istilah "anggota tetap" (anggota jemaat yang dewasa). Kategori ini kurang elastis daripada istilah "komunitas", yang lebih disukai oleh beberapa denominasi (contohnya, Katolik Roma), dan yang termasuk di dalamnya tidak hanya warga jemaat dewasa, tetapi juga anak-anak mereka yang tentu saja terpengaruh oleh pilihan agama orang tuanya.

Dengan mengonversikan semua angka tersebut menjadi jemaat tetap, memungkinkan kita menghindari kesalahan dalam membandingkan variabel yang tidak bisa dibandingkan.

Mungkin inilah saat terbaik untuk membuat pembedaan yang lain, didorong oleh kenyataan bahwa sekarang terdapat 270 denominasi Kristen baru di seluruh dunia setiap tahunnya, dengan jumlah bersih yang terus meningkat. Ketika artikel ini ditulis, jumlah denominasi dan kelompok gereja berjumlah lebih dari 22.000, semuanya mengklaim sebagai cara terbaik dalam mengikuti Jalan Kristus. Dengan jumlah besar denominasi yang kadang-kadang bersaing ini, saya ingin memperjelas bahwa tujuan artikel ini adalah untuk memperlengkapi Anda menolong lebih banyak orang datang kepada iman dan ketaatan dalam Kristus, bukan pada denominasi tertentu atau sekelompok denominasi dalam Tubuh Kristus secara global.

Saya yakin jika seorang petobat baru mulai bergerak ke arah iman dan ketaatan, ia akan dipandu sesuai dengan kebutuhannya oleh Guru Terbesar yang pernah ada. Mungkin contoh terbaik sekarang ini adalah ledakan pertumbuhan Gereja di Tiongkok, setelah pengusiran para utusan Injil.

Saya menyatakan hal ini bukan untuk mengatakan bahwa saya kurang memiliki keyakinan pribadi tentang cara-cara menyembah Tuhan dan berbagai cara menafsirkan firman Tuhan. Hal ini merupakan pertimbangan vital bagi saya, sama seperti bagi orang Kristen lainnya. Bagaimanapun juga, beban artikel ini adalah untuk mengembangkan berbagai macam strategi yang dapat menolong untuk membawa lebih dari ratusan juta orang kepada Kristus -- dan bukan untuk meributkan hal-hal yang berkaitan dengan doktrin, seberapa pun pentingnya, dengan orang-orang yang telah menjadi percaya.

Tujuan kami adalah untuk membangun Tubuh Kristus dan untuk memperluas Gereja-Nya, bukan untuk melemahkannya melalui pertengkaran-pertengkaran antar kelompok yang kurang penting, yang terjadi pada saat keselamatan jutaan orang tergantung pada kerja kita sebagai satu tim. Bersama sebagai gereja-Nya; Tubuh dari semua orang percaya, kita diwajibkan untuk mengejar "misi-misi gereja": untuk menyatakan Kristus dan membawa sebanyak mungkin orang pada iman dan ketaatan kepada Dia (Roma 16:26). (t/Rinto)

Diterjemahkan dari:

Judul buku : God's New Envoys
Judul asli artikel : The Mandate for Global Mission
Penulis : Tetsunao Yamamori
Penerbit : Multnomah Press Portland, Oregon 1987
Halaman : 21 -- 25

e-JEMMi 14/2012