Turki Tahun 2010

Seperti yang tertulis dalam kitab Wahyu 2000 tahun yang lalu, Yesus mengirimkan surat lewat rasul Yohanes kepada lima gereja yang berkembang di Turki. Pusat kekristenan kuno yang terletak di kota Istanbul masa kini. Saat ini, jemaat-jemaat tersebut telah lenyap dan pengikut Kristus hanya tinggal 0,1 persen dari populasi Turki.

Orang-orang Kristen ini sering menghadapi diskriminasi, kekerasan, ancaman, dan batasan kalau mereka tidak memiliki izin mengadakan pertemuan. Orang yang berpindah ke agama Kristen menderita pelecehan sosial dan kekerasan dari keluarga serta tetangga mereka. Karena alasan ini, Turki menduduki peringkat 35 dalam daftar "World Watch" [daftar negara di dunia yang mengalami penganiayaan terhadap orang Kristen, Red.].

Untuk mendukung gereja dan penyebaran Injil di antara orang-orang yang berbahasa Turki, SAT-7 telah meluncurkan SAT-7 TURK, saluran TV dalam bahasa Turki. Melalui tayangan itu, banyak orang Kristen Turki yang terisolasi satu dengan yang lain bisa mendapatkan pengajaran, pelatihan, dan dukungan. Tayangan ini juga dirancang untuk menunjukkan iman Kristen kepada orang-orang Turki yang belum percaya.

Saat ini, saluran TV itu hanya dapat menayangkan 4 jam acara setiap harinya. SAT-7 ingin meluaskan liputan sampai 24 jam penuh. Untuk mencapai tujuan ini, sebuah yayasan anonim telah bermurah hati menawarkan memberikan sumbangan dua kali lipat (maksimal 350.000 dolar AS) nominal sumbangan yang diberikan oleh setiap penyumbang untuk saluran televisi itu. Artinya, setiap sumbangan $10 akan menjadi $30, setiap $100 akan menjadi $300, dan seterusnya.

SAT-7 akan menggunakan donasi itu untuk mengembangkan sumber-sumber siaran televisi, menambah jumlah waktu siaran satelit, dan meluaskan liputan sampai 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Saat liputan mereka selesai diperluas, SAT-7 akan meraih tujuan mereka, yaitu menjangkau orang-orang berbahasa Arab, Farsi, dan Turki -- pada dasarnya seluruh Timur Tengah -- dengan tayangan televisi Kristen. (t\Uly)

Sumber: Mission News, Oktober 2010

[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14832]

Pokok doa:

  • Doakan untuk orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan di negara Turki, supaya Tuhan menguatkan iman percaya mereka, sehingga mereka tidak kendor imannya.

  • Bersyukur karena Tuhan sudah membuka jalan untuk penginjilan melalui media televisi di negara Turki, sehingga lebih banyak orang yang belum mengenal Tuhan dapat mendengar dan menerima Kristus.

e-JEMMi 45/2010

Para korban yang selamat dari gempa di Turki bagian timur saat ini berusaha kembali menjalani kehidupan mereka secara normal setelah mengalami bencana mematikan tersebut. Para relawan bencana alam langsung memberikan bantuan makanan dan tempat berteduh sementara di daerah yang terkena musibah. Namun demikian, gempa-gempa susulan menghambat penyaluran bantuan-bantuan lainnya; saat ini mulai muncul keputusasaan. Walaupun TURK-7 berada di ujung lain negara itu, DH dari SAT-7 mengatakan bahwa staf mereka sangat kuatir. Mereka sudah memeriksa apakah gereja-gereja lokal terkena dampak langsung bencana itu. "SAT-7 Turk hadir untuk memberikan dukungan rohani. Kami senang dapat menolong mereka, berdoa untuk keluarga-keluarga korban musibah ini, dan menawarkan pengharapan dalam Yesus Kristus," ujar DH. Gempa yang lebih parah mengancam Istanbul. Alih-alih merasa takut, tim SAT-7 terus menyediakan informasi dan pengharapan. "Ketika warga menghidupkan siaran TV mereka atau mengunjungi situs SAT-7 Turk di internet, mereka dapat mendengar, menyaksikan, dan belajar lebih banyak tentang Yesus, yang menawarkan pengharapan untuk situasi apa pun kepada mereka." (t/Uly)

Sumber: Mission News, Maret 2010

Pokok doa:

  • Doakan para korban gempa yang selamat di Turki agar mereka diberi kekuatan dan kemampuan untuk menata kembali dan melanjutkan hidup mereka.

  • Doakan agar orang-orang yang melayani di daerah bencana diberi kemudahan untuk mendistribusikan bantuan, setia dalam memberikan dukungan rohani, dan memberitakan Yesus kepada setiap orang yang siap menerima berita keselamatan.

e-JEMMi 17/2010