Gereja yang Bertumbuh

Artikel ini ditulis oleh Pdt. Bob Jokiman dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun GKI Monrovia yang ke-18.

Dua minggu lalu ribuan pemimpin gereja memadati kampus Saddleback Community Church yang digembalakan oleh Pdt. Rick Warren di Lake Forest California, mengikuti "Purpose-Driven Church" Conference untuk mempelajari formula atau rumus-rumus yang ampuh untuk menumbuhkan dan menyehatkan gereja.

"Gereja di sini sangat terkenal karena pertumbuhannya," komentar Pdt. Michael Chua, salah seorang peserta Conference dari Makati Gospel Church di Manila, Filipina. "Saya ingin belajar bagaimana mereka dapat melakukan semuanya itu," lanjut Pastor Chua yang menemukan dan mendaftarkan diri sebagai peserta Conference tersebut melalui internet bersama dengan para pemimpin gereja dari 34 negara dari seberang benua lainnya. Tidak dapat disangkal bahwa formulasi atau perumusan pertumbuhan gereja yang dipopulerkan oleh Pastor Rick Warren tersebut sangat efektif. Saya berharap suatu saat kelak saya juga akan menghadiri Conference tersebut.

Namun demikian sekali pun kita belum sempat mengikuti Conference tersebut untuk menumbuhkan gereja kita, saya ingin mengajak kita semua untuk mempelajari Formulasi Gereja yang bertumbuh dengan meneliti pertumbuhan gereja di masa Rasul-rasul, di mana segala macam teori pertumbuhan gereja modern belum mereka kenal!

Gereja mula-mula bukan hanya bertumbuh secara jumlah tetapi juga dalam mutu iman anggota-anggota jemaat seperti yang dicatat oleh dokter Lukas: "Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan" (Kisah Para Rasul 2:47). Dari ayat tersebut kita lihat bahwa secara jumlah mereka "tiap-tiap hari bertambah", ini yang sering disebut kuantitas dan dalam kualitas mereka juga mengesankan, karena yang bertambah itu adalah "orang yang diselamatkan", yaitu orang-orang yang sebelumnya bukanlah pengikut Kristus. Bukan orang yang ikut-ikutan ke gereja, bukan juga orang yang dipaksa atau terpaksa dan terutama sekali bukan anggota jemaat yang dikail dari kolam gereja tetangga!

Formulasi apakah yang mereka gunakan sehingga terjadi pertumbuhan demikian? Mengingat ruang yang terbatas dalam kesempatan ini kita hanya akan belajar beberapa formula atau rumus secara singkat dan sederhana.

Gereja yang Mengabarkan Injil

Gereja mula-mula lahir pada Hari Pentakosta atau Hari Pencurahan Roh Kudus melalui Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Petrus. Setelah ia berkotbah tercatat ada 3000 orang yang percaya, bertobat, diselamatkan dan dibaptis (Kisah Para Rasul 2:41). Tugas ini sering disebut sebagai KERYGMA atau memproklamirkan Injil atau EUANGELION yaitu Kabar Baik tentang Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan untuk penebusan kita dan yang dibangkitkan untuk membenarkan kita, itulah keselamatan bagi setiap yang percaya dan mengaku serta menerima Dia sebagai Juruselamat.

Berita itulah yang diproklamirkan oleh Gereja-gereja Tuhan sepanjang Kitab Kisah Para Rasul, berita itu adalah berita penuh kasih karunia dan kuasa Allah. Sehingga setiap orang yang mendengarnya, percaya serta mengaku dan menerima dalam hati dan hidupnya akan diselamatkan: "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:10)

Berita itulah yang dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang sejarah, umat manusia yang dikuasai dosa dan akan menuju kebinasaan kekal serta yang tidak sanggup dengan usaha baik apapun untuk menyelamatkan dirinya. Berita itulah yang harus terus meneruskan diberitakan oleh Gereja-gereja Tuhan sepanjang zaman; juga oleh gereja kita sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya. Jika kita ingin gereja kita terus bertumbuh.

Pekabaran Injil adalah bagaikan peredaran aliran darah dalam tubuh manusia. Jikalau peredaran aliran darah dalam tubuh kita baik dan lancar maka kita memiliki tubuh yang sehat. Sebaliknya jika peredaran aliran darah tidak lancar dan terganggu maka kita menjadi orang yang sakit. Demikian juga dengan gereja, jika gereja tidak mengabarkan Injil maka gereja akan sakit dan lama-kelamaan kalau tidak disehatkan kembali maka gereja akan mati. Jikalau kita ingin gereja kita tetap hidup dan bertumbuh maka kita harus terlibat dan mendukung semua usaha pekabaran Injil yang dilakukan dengan berbagai karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Gereja yang tidak mengabarkan Injil adalah gereja yang siap untuk mati. Rasul Paulus berkata: "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1 Korintus 9:16). Semoga kita semua mempunyai tekad seperti Rasul Paulus, jadikanlah gereja kita Gereja yang Mengabarkan Injil.

Berorientasi pada Peranan Jemaat

Catatan dari Kisah Para Rasul 2:47 akan sangat menarik jika kita perhatikan dengan teliti: "Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap- tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Di situ jelas dikatakan bahwa "mereka" disukai semua orang. Yang disukai semua orang bukan Petrus, Yohanes atau rasul yang lain, melainkan seluruh anggota jemaat gereja tersebut, yang tentunya termasuk para rasul. Berarti yang berperan dalam pertumbuhan gereja bukan hanya para rasul tetapi seluruh anggota jemaat.

Demikian juga dengan pertumbuhan gereja kita tidak boleh berorientasi atau berpusat pada pendeta, penginjil, majelis atau aktivis lainnya. Seharusnya seluruh anggota jemaat turut berperan. Itulah juga yang ditekankan oleh Bapak Reformasi Martin Luther (1483-1546) dengan menunjuk pada Surat 1Petrus 2:9. "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan- perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." Semua orang percaya, segenap anggota jemaat harus berperan bahkan berfungsi sebagai imam yang memanjatkan doa syafaat untuk sesama!

Apa sajakah yang dilakukan oleh Anggota Jemaat saat itu dengan peran mereka dalam pertumbuhan gereja? Sebenarnya apa yang dilakukan oleh anggota jemaat ketika itu dapat pula dilakukan oleh anggota jemaat sekarang. Alkitab mencatat bahwa "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kisah Para Rasul 2:42). Pertama-tama mereka 'bertekun dalam pengajaran', berarti bersungguh-sungguh dan tidak jenuh mau belajar dan bertumbuh dalam pengajaran atau doktrin. Pengajaran atau doktrin adalah bagaikan tulang dalam tubuh kita. Jika kita bertumbuh dan teguh dalam doktrin maka kita tidak akan mudah disesatkan oleh guru-guru atau pengkotbah-pengkotbah palsu, yang pada hari-hari terakhir ini makin banyak bermunculan baik di Amerika maupun di Indonesia.

Kedua, mereka 'bertekun dalam persekutuan' atau KOINONIA, mereka saling mengenal dengan akrab. Bukan hanya sekedar tahu nama dan alamat, tetapi juga suka duka sebagai sesama anggota jemaat. Persekutuan itu mereka lakukan di saat beribadah dan doa bersama. Ibadah dan doa adalah bagaikan nafas bagi tubuh kita. Itulah hubungan vertikal yang harus ada dalam gereja dan dengan adanya hubungan vertikal tersebut maka dengan sendirinya haruslah terbentuk hubungan horisontal sesama anggota jemaat.

Persekutuan vertikal dan horizontal yang dinamis tersebut kemudian menghasilkan "banyak mujizat dan tanda" (ayat 43). Untuk gereja kita, kita patut bersyukur dengan adanya berbagai persekutuan menurut kelompok umur dan juga Persekutuan Doa Jemaat pada hari Selasa malam yang melaluinya banyak doa yang terjawab dengan menakjubkan sebagai mujizat dan tanda kuasa Allah.

Ketiga, mereka melakukan pelayanan kasih dengan tulus dan senang hati "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah." (Ayat 44-47a). Pelayanan kasih adalah bagaikan otot dan daging pada tubuh kita dan inilah yang membuat tubuh itu menarik nafas, tulang dan peredaran aliran darah yang lancar tak akan menarik tanpa otot dan daging. Pelayanan kasih ini perlu lebih ditingkatkan dalam gereja kita, sebab orang akan berkata "I don't care how much you know until I know how much you care". Semuanya itu dapat dilakukan oleh setiap anggota jemaat dan semuanya itu dapat dilakukan tanpa harus melewati pendidikan khusus Sekolah Theologia. Semoga kita semua tanpa kecuali mempunyai tekad untuk lebih berperan dalam pertumbuhan gereja di tahun-tahun mendatang.

Bertujuan Menyelamatkan Manusia

Salah satu penyebab orang tertarik dengan "Purpose-Driven Church" Conference-nya Pastor Rick Warren karena "Purpose-Driven" tersebut adalah motivasi yang mendorong pertumbuhan gereja. "Purpose-Driven" kalau diterjemahkan bebas berarti "Didorong oleh Tujuan". Tujuan apakah yang seharusnya dimiliki oleh gereja kita? Kembali jika kita perhatikan ayat 47 "Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." di atas kita akan menemukan bahwa tujuan gereja yang bertumbuh adalah untuk menyelamatkan manusia. Tuhan Yesus meninggalkan surga kemudian mati di kayu salib semata-mata dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia, bukan program-program ataupun fasilitas gereja. Demikian juga dengan gereja kita yang dimulai oleh sekelompok mahasiswa/i Indonesia yang sedang kuliah di Los Angeles, mereka terdorong untuk melayani dan menyelamatkan sesama rekan-rekan mahasiswa/i lainnya yang belum mengenal Tuhan. Mereka tidak pernah mimpi untuk memiliki gedung ibadah serta fasilitas seperti keadaan gereja kita sekarang. Tujuan mereka hanya untuk menyelamatkan manusia, khususnya mahasiswa/i Indonesia yang sedang melanjutkan kuliah di Amerika. Tuhan memberkati hati mereka, Tuhan telah memberkati pelayanan mereka. Melalui persekutuan dan Pemahaman Alkitab kemudian berlanjut dengan terbentuknya gereja yang banyak menyelamatkan jiwa-jiwa, bukan hanya mahasiswa/i tetapi mereka yang telah berkeluarga dan berimigran ke California. Di antara mereka ada yang sudah kembali ke Indonesia serta banyak juga yang tetap setia sebagai anggota jemaat kita sampai sekarang. Semua program gereja maupun pembangunan gedung ibadah hendaknya dilakukan dengan tujuan menyelamatkan manusia, pasti Tuhan memberkatinya. Semoga dalam melanjutkan pelayanan serta meneruskan rencana pembangunan Gedung Ibadah Utama kita tetap menaruh dalam hati kita semua visi dan tujuan gereja untuk menyelamatkan manusia.

Bersandar pada Kuasa Tuhan

Formula atau rumus keempat dan yang terpenting untuk Gereja yang Bertumbuh adalah bersandar pada kuasa Tuhan, inilah sumber dinamika gereja yang utama seperti yang terjadi dengan gereja para Rasul "Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Jelas sekali dinyatakan bahwa yang menyebabkan Gereja bertumbuh adalah Tuhan. Bukan Rasul, bukan jemaat, bukan Pendeta, Penginjil dan bukan pula majelis serta aktivis. Usaha apapun yang kita lakukan jika bukan karena kemurahan dan kuasa Tuhan maka semua usaha tersebut tidak akan membawa hasil.

Selama hampir tujuh belas tahun melayani jemaat kita, filsafat pelayanan yang saya pegang adalah "Accept the reality, do your best and God will take care the rest". Kita harus menerima kenyataan yang ada pada pelayanan kita, orang-orang yang dihadapi dan juga fasilitas yang tersedia. Kita juga harus sadar bahwa kita hidup dalam dunia yang tidak ideal oleh karena itu kita jangan mengharapkan yang ideal dalam pelayanan kita. Namun yang penting kita harus melakukan dengan seoptimal mungkin apa yang harus dan dapat kita lakukan. Kerjakanlah yang terbaik yang dapat kita kerjakan dan percayalah Tuhan yang akan menyempurnakan yang masih kurang.

Tugas dan panggilan gereja kita ke depan dan tahun-tahun mendatang akan makin banyak serta makin menantang. Kita harus berusaha melakukan apa yang dapat kita lakukan semaksimal mungkin dan dengan sebaik-baiknya untuk keselamatan manusia dan demi kemuliaan nama Tuhan. Tugas dan panggilan itu agung dan besar, kita tidak boleh bersandar pada kepandaian, pengalaman dan ketrampilan sendiri. Semoga gereja dalam melaksanakan dan mewujudkan tugas serta panggilannya sungguh-sungguh hanya bersandar pada kuasa Tuhan. Selamat HUT XVIII GKI Monrovia. Amin,

Sumber: Newsletter GKI Monrovia, Juni 2002, Tahun XVI No. 6
==> http://www.gki.org/


e-JEMMi 09/2004