Filipina

Doa Bagi Negara Filipina

Filipina Tahun 2007

Program Books of Hope`s Nomad baru saja kembali dari perjalanan selama tiga minggu ke Filipina. Mereka menyalurkan 160.000 Books of Hope di sekolah-sekolah dekat Manila sebagai bagian dari rencana mereka menyebar 4,7 juta buku untuk negara itu. Matthew mengatakan bahwa beberapa golongan masyarakat sangat terbuka. "Guru-guru memberi kami kebebasan untuk memberikan pesan keselamatan di sekolah-sekolah itu. Kami melihat banyak sekali ruang kelas yang semua pelajarnya akan menundukkan kepala mereka dan berdoa pada akhir presentasi." Dengan semua buku yang telah dikirimkan, Book of Hope berharap akan ada lebih banyak orang yang terlibat dalam gereja. "Kami ingin melihat gereja-gereja berkembang dengan semakin banyaknya pelajar dan anak-anak muda yang datang kepada Kristus. Salah satu keuntungan paling besar dari buku adalah biasanya buku tidak hanya dibaca oleh anak-anak, tapi juga oleh kakak dan adik, paman dan bibi, dan kerabat yang lain."

Diterjemahkan dari : Mission Network News, Agustus 2007
Berita selengkapnya : http://www.MNNonline.org/article/10292

Pokok Doa

  • Berdoa agar penyebaran Books of Hope yang menceritakan Kristus dan karya penyelamatan Allah bagi manusia yang berdosa itu semakin membuat nama Tuhan makin dikenal, khususnya di kalangan para pelajar yang telah menerima buku tersebut.
  • Doakan juga agar anak-anak muda yang telah menerima Kristus dapat terus hidup dalam pengenalan yang benar akan Tuhan. Melalui hidup mereka, kiranya keluarga mereka pun boleh mengenal kasih Kristus.

e-JEMMi 41/2007



Sekolah Faith Academy yang berlokasi di Manila adalah sekolah yang dibangun khusus untuk menampung anak-anak misionaris yang sedang berada di ladang misi. Pada tahun ini Faith Academy merayakan ulang tahunnya yang ke-50. SEND International adalah salah satu organisasi yang telah memberikan kerja sama penuh untuk mendirikan sekolah tersebut 50 tahun yang lalu. Dalam acara ulang tahun ini, ada sekitar 550 siswa dari beberapa suku dan negara yang hadir. Judy, mantan kepala sekolah Faith Academy, mengatakan, "Saya rasa kekuatan yang paling besar ada pada hari pertama, kekuatan itu adalah usaha kerja sama dari berbagai badan misi penginjilan untuk menolong anak-anak misionaris agar bisa mendapatkan pendidikan yang baik, dan hal itu ternyata masih terus berlangsung hingga sekarang." Para siswa menempuh perjalanan selama dua jam untuk menghadiri acara ulang tahun itu. Judy mengatakan bahwa pemandangan di sana saat itu berbeda dengan pemandangan lima puluh tahun yang lalu. "Negara Korea telah mengirimkan empat ribu misionaris ke seluruh dunia. Jadi, jika Anda melihat kampus kami pada tahun 2007, Anda akan melihat lebih banyak siswa yang berambut coklat, muda-mudi berkulit coklat, dan anak-anak yang tidak berambut pirang dan bermata biru -- yang sering kita asumsikan sebagai para misionaris, yaitu orang-orang Amerika Utara atau negara-negara Eropa." Judy meminta dukungan doa agar Tuhan mengirim guru-guru Kristen yang handal untuk melayani anak-anak misionaris ini."

Diterjemahkan dari : Mission News, Juli 2007
Berita selengkapnya : http://www.MNNonline.org/article/10032

Pokok Doa

  • Bersyukur untuk ulang tahun ke-50 sekolah Faith Academy di Manila. Kiranya Tuhan terus menolong agar sekolah ini dapat memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak para misionaris yang tersebar di seluruh Asia saat ini.
  • Doakan juga agar kerja sama di antara para organisasi misi dapat dikuatkan melalui keberadaan sekolah ini.

e-JEMMi 32/2007

Filipina Tahun 2008

Salah satu bentuk pelayanan Christian Resources International (CRI) adalah mengumpulkan Alkitab dan buku-buku Kristen bekas, kemudian mengirimkannya ke seluruh dunia kepada mereka yang sangat membutuhkannya.

Menurut CRI, lebih dari 122.000 orang menjadi Kristen setiap harinya. Banyak dari antara orang-orang itu berasal dari Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Mereka pergi ke gereja meskipun para pendetanya tidak memiliki Alkitab.

Di seluruh AS, penelitian mengindikasikan bahwa setiap orang Amerika Kristen rata-rata memiliki sembilan Alkitab dan mereka terus membeli Alkitab baru. Ini berarti sumber bahan Kristen tertambat di banyak rak buku -- sumber bahan yang akan memberi hidup baru di gereja yang sedang berkembang.

CRI mendorong orang-orang percaya untuk mengirim bahan-bahan yang sudah tak terpakai lagi kepada mereka, yang kemudian akan mereka kirimkan ke luar negeri terutama ke gereja-gereja yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan Alkitab dan literatur Kristen.

Beberapa waktu yang lalu, CRI mengirim Alkitab ke sebuah gereja di Ilocos Sur, Filipina. Pemimpin-pemimpin gereja Filipina melaporkan, banyak anggota jemaat mereka yang sangat bersukacita memunyai salinan firman Tuhan untuk mereka sendiri. Banyak dari mereka tidak pernah punya Alkitab dan tidak bisa menerapkan firman Tuhan.

CRI menceritakan satu kisah mengenai seorang guru sekolah dasar yang membaca Alkitab sampai larut malam pada malam pertama ia memiliki Alkitab. Ia harus mengajar keesokan harinya dan ibunya mengingatkan bahwa dia tidak akan bisa bangun pada waktunya besok jika ia tidak segera tidur. Dia berkata bahwa dia sudah mengatur alarmnya untuk berdering saat subuh agar ia dapat membaca Injil lebih banyak lagi sebelum ia berangkat ke sekolah. Orang percaya di Filipina haus akan Injil. Hal ini terlihat jelas dari senyum lugu mereka saat menerima pembagian Alkitab. (t/Novita)

iterjemahkan dari : Mission News, Maret 2008
elengkapnya : http://www.MNNonline.org/article/10980

Pokok doa:

  • Doakan agar CRI, yang saat ini sedang berupaya mengumpulkan Alkitab dan buku-buku Kristen bekas untuk dikirim ke seluruh dunia, terutama ke gereja-gereja yang membutuhkan, terus diberkati Tuhan. Biarlah pelayanan mereka menjadi saluran berkat bagi banyak gereja yang pendetanya belum memiliki Alkitab.
  • Doakanlah orang-orang percaya di Filipina yang telah menerima Alkitab melalui CRI. Kiranya berkat luar biasa ini terus mendorong mereka untuk mempelajari Firman Tuhan dengan setia dan mengaplikasikannya sehingga dapat memberi dampak bagi kehidupan di sekitar mereka.

e-JEMMi 19/2008