You are hererenungan / Tak Enak Maka Tak Taat: Bagaimana Melaksanakan Firman Tuhan Tanpa Pilih-Pilih

Tak Enak Maka Tak Taat: Bagaimana Melaksanakan Firman Tuhan Tanpa Pilih-Pilih


By suwandisetiawan - Posted on 17 January 2019

Firman Tuhan adalah bagian integral kehidupan umat Kristiani. Lewat Firman Tuhan, kita dikuatkan dan dihibur, serta bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Firman-Nya adalah makanan menjaga kesehatan tubuh rohani kita. Namun, makanan sehat terkadang rasanya tidak enak, seperti halnya teguran keras dan didikan Tuhan.

Dan, ibarat anak kecil menolak makan sayur pahit, sadarkah Anda bahwa kita seringkali memilah-milah ‘makanan rohani’?

Orang Kristen yang Sehat Rohani

Dalam kekristenan, hubungan manusia dengan Allah diibaratkan seperti tubuh (1 Korintus 12:12-27). Yesus adalah kepala dan kita (umat Kristen) sebagai anggota tubuh (Efesus 1:22-23). Tubuh yang sehat adalah tubuh yang berfungsi baik. Setiap anggotanya bekerja sesuai peran masing-masing.

Selain itu, anggota tubuh yang sehat adalah anggota yang ‘patuh’ terhadap perintah otak (kepala). Jika otak memerintahkan kaki untuk berjalan, maka kaki akan berjalan. Otak berkomunikasi dengan tubuh melalui syaraf, seperti halnya Tuhan berkomunikasi dengan kita melalui Firman-Nya (Alkitab).

Jadi, bagaimana cara menjadi seorang Kristen yang sehat rohani?

Mari simak lebih jauh cara melihat dan menyikapi Firman Tuhan dalam Matius 19:16-26 (kisah Orang Muda Yang Kaya).

Mengasihi Tuhan berarti adalah taat kepada perintah-Nya

Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” – Matius 19:17

Dalam ayat ini, Yesus menjawab pertanyaan seorang anak muda yang kaya tentang perbuatan baik. Kunci memiliki kehidupan adalah menuruti perintah Tuhan. Yoh 14:15 mengatakan bahwa bukti bahwa kita mengasihi Tuhan adalah dengan menuruti perintah-Nya.

Ketaatan menunjukan kualitas karakter yang berorientasi pada masa depan. Sejauh mana kualitas hubungan kita dengan Tuhan bergantung pada ketaatan kita. Berkat, mujizat, kuasa, dan janji Tuhan dapat kita rasakan jika kita taat pada Firman-Nya. Dengan kata lain, untuk menjadi anggota tubuh yang sehat, kita perlu menaati Firman Tuhan.

Stop Pilih-pilih Firman Tuhan

Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. – Matius 19:20-22

Saya percaya semua orang Kristen berusaha taat kepada Firman Tuhan. Pertanyaannya, apakah semua orang Kristen taat kepada seluruh bagian firman?

Kecenderungannya adalah kita lebih menaati apa yang kita sukai. Kita senang memilah-milah Firman Tuhan. Memilih ayat-ayat yang kita anggap mudah dan nyaman dilakukan. Mengabaikan yang tidak cocok dengan kita. Tanpa sadar, kita menjadi anak muda yang kaya itu, yang pergi mengabaikan perintah Yesus karena sulit melepas hartanya.

Bicara harta tidak selalu soal materi. Kenyamanan dan egoisme dapat menjadi ‘harta berharga’ kita. “Bukan gue banget,” seringkali menjadi alasan kita mengabaikan Firman Tuhan. Ibaratnya, kepala memerintahkan tangan untuk bergerak, tetapi tangan menolak, seperti yang terjadi pada serangan stroke.

Nah, apakah saat ini kita termasuk Kristen yang sehat? Atau, jangan-jangan kita sedang mengalami gejala stroke rohani?

Tutup mata dan melangkahlah

“Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” – Matius 19:26

Meskipun kita berusaha menaati semua firman, kita tetap manusia yang penuh dengan kelemahan. Kita tidak sempurna. Tidak mungkin melakukan semua perintah Tuhan. Namun, hati-hati—pernyataan ini sering menjadi pembelaan diri orang Kristen untuk tidak melakukan sebagian Firman Tuhan.

Umpamanya, kita belajar naik sepeda. Kalau belum mulai saja kita sudah berpikir akan jatuh, atau menganggap mustahil bisa seimbang dengan dua roda, atau membayangkan betapa melelahkan naik sepeda, pasti kita takkan pernah mahir naik sepeda.

Sama seperti melakukan Firman Tuhan, pikiran kita seringkali menjadi penghalang. Kita sibuk berpikir dan menduga-duga apa yang akan terjadi. Kita mengukur diri dan menimbang-nimbang untung-rugi. Alhasil kita sulit bertumbuh. Dari tahun ke tahun, kita terus menghadapi pergumulan yang sama.

Yang harus kita lakukan adalah melangkah dengan ‘ketaatan buta’. Melaksanakan Firman tanpa melihat siapa diri kita, latar belakang kita, atau apa pendapat orang tentang kita. Fokus kita hanya kepada Tuhan, taat kepada perintah-Nya karena kita mengasihi Tuhan. Niscaya, Tuhan akan menyertai kita. Menolong kita di kala sulit, memberi hikmat di kala buntu, dan menguatkan kita di kala lemah.

Jadi, tetaplah taat pada Firman Tuhan dan biarkan Tuhan memungkinkan segala sesuatu terjadi. Amin!

Source : https://gkdi.org/blog/firman-tuhan/

Tags