You are hererenungan / Ketika Rencanaku Bukan Rencana Allah

Ketika Rencanaku Bukan Rencana Allah


By suwandisetiawan - Posted on 09 January 2019

Saya sering mendengar ungkapan: “Rencana Allah adalah yang terbaik untuk setiap orang.” Namun, ketika saya mengira rencana saya sudah sesuai dengan kehendak Tuhan, semuanya berubah 180 derajat. Hidup saya berantakan, kehilangan arah, dan tanpa jalan keluar dari masalah. Dan, saya yakin saya bukan satu-satunya yang pernah mengalami hal ini.

Dalam situasi seperti ini, bagaimana kita bisa yakin rencana Allah lebih baik bagi kita?

Mengapa Tuhan Membiarkan?

Tujuh belas tahun lalu, saya memutuskan menjadi seorang Kristen. Melewati begitu banyak proses pembentukan dari Tuhan, saya bersyukur bisa menjadi pengikut Kristus hingga hari ini. Saya punya komunitas rohani yang mendukung dan mengasihi saya, serta pekerjaan yang cukup baik. Saya ingin terus memberi yang terbaik bagi Tuhan, membantu lebih banyak orang mengenal Dia dan firman-Nya.

Sepintas, hidup saya terlihat ‘bahagia’. Mudah bagi saya berpikir bahwa impian dan rencana saya pasti sesuai dengan rencana Allah.

Sampai tibalah saya pada situasi di ayat ini:

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” – Yesaya 55:8-9

Pada pertengahan 2017, saya mengalami depresi. Saya jadi sulit tidur, kehilangan selera makan, sedih tanpa sebab setiap hari, selalu lelah, dan tak lagi berminat pada hal-hal yang dulu saya sukai. Hidup tak lagi menyenangkan. Semua rencana dan impian saya lenyap, masuk ke dalam gulungan ‘awan gelap’.

Pertama kali didiagnosis dengan high function depression, saya tidak percaya dan sulit menerima kondisi saya. Orang-orang terdekat saya pun heran, bagaimana seseorang yang hidupnya (kelihatan) baik-baik saja, bisa mengalami depresi?

Menjalani semua itu, saya pun bertanya-tanya, apa benar rencana Allah adalah rencana damai sejahtera?

Pergumulan Adalah Bagian dari Proses Bertumbuh

Sejumlah ahli percaya ada ketidakseimbangan kimiawi di otak yang menyebabkan seseorang mengalami depresi, kendati ini masih dipertanyakan. Pemicu depresi bisa faktor genetik, fisiologis, serta aspek-aspek eksternal, seperti kejadian traumatik, stres, obat-obatan (medis maupun narkoba), tekanan lingkungan, dan masih banyak lagi.

Intinya, penyebab depresi begitu kompleks dan tidak ada formula pasti dalam penanganannya. Setiap penderitanya dapat ditolong dengan cara berbeda-beda. Dan, bagi orang yang lebih menyukai hal-hal pasti seperti saya, situasi ini semakin membuat frustrasi.

Saya tahu bahwa Tuhan, pencipta bumi dan isinya, adalah Arsitek hidup setiap manusia. Rancangan-Nya selalu yang terbaik. Tapi, bagaimana bisa saya menerima rencana Allah ketika Dia ‘membiarkan’ saya bergumul dengan depresi?

Kenapa saya mesti melihatnya sebagai bagian dari proses pertumbuhan rohani?

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada-Mu hari depan yang penuh harapan.” – Yeremia 29:11

Rencana Allah berbeda-beda untuk setiap orang, tetapi tujuan-Nya sama, yaitu agar kita punya hubungan yang semakin dekat dengan-Nya. Awan-awan gelap datang dan pergi dalam hidup. Dan, dalam prosesnya, entah bentuknya berkat atau pergumulan, kita perlu merenungkan hal-hal saja apa yang menumbuhkan hubungan kita dengan Tuhan.

Setiap awan gelap ‘menampung’ sesuatu yang menjadi bibit pertumbuhan kita.

Terima Kondisi Anda dan Percaya pada Proses-Nya

Setelah itu, saya memutuskan minta bantuan kepada Sang Arsitek kehidupan. Saya berseru kepada Tuhan: ke mana dan kepada siapa saya harus terapi? Dan, saya bersyukur Dia menjawab seruan doa saya.

“Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu.” – Yeremia 29:12

Menjalani proses terapi hingga hari ini membuat saya mengerti bahwa:

Pertama-tama, kita harus menerima kondisi kita terlebih dahulu. Mungkin prosesnya akan panjang dan sulit, tetapi dengan menerimanya, kita akan lebih mudah menjalaninya. Kita dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan dan rancangan-Nya.

Kedua, percaya bahwa rancangan Tuhan dalam hidup kita selalu baik dan tetap baik. Bahwa Dia memegang kendali atas apapun yang terjadi dalam hidup kita, dari dulu dan sampai kapan pun.

Jika hari ini Anda mengalami keadaan atau situasi sulit, awan-awan gelap menutupi semua harapan Anda, hal pertama yang bisa dilakukan adalah datang kepada Tuhan. Selanjutnya, biarkan proses dari Tuhan membantu Anda. Percayakan hidup Anda pada Sang Arsitek Terhebat, karena rencana Allah adalah yang terbaik bagi setiap orang yang mau percaya.

Source : https://gkdi.org/blog/ketika-rencanaku-bukan-rencana-allah/

Tags