You are hererenungan / Allah Maha Melihat

Allah Maha Melihat


By suwandisetiawan - Posted on 13 December 2018

Kita semua percaya bahwa Allah Maha Melihat. Jadi, kalau ditanya, “Apa, sih, yang tidak Allah lihat?” kira-kira kita akan menjawab apa?

Sebagai ilustrasi, bayangkan sebuah adegan sinetron. Seorang tokoh antagonis melotot ke layar kamera sembari berkata dalam hati, “Akan kubalas dia!” (ditambah zoom-in superdekat dan efek suara membahana). Jangan-jangan, si tokoh mengira suara hatinya tersembunyi, padahal para penonton di seluruh tanah air bisa mendengarnya.

Kira-kira begitulah ‘persembunyian’ kita bagi Allah. Kita mengira hal-hal tertentu bisa dikubur dalam-dalam atau dilupakan, padahal Allah Maha Melihat. Dia tahu semua perbuatan kita.

Namun, ada satu rasa ‘tersembunyi’ lain yang berbahaya, bahkan melumpuhkan, yaitu perasaan bahwa Tuhan tidak melihat penderitaan yang kita alami. Kita bertanya-tanya, apakah Dia melupakan kita.

Berikut tiga pandangan seturut karakter Allah Maha Melihat:

1. Allah Tidak Memandang Bulu

Manusia bisa mengompromikan kesalahan sesama atau diri sendiri setelah memperjuangkan setumpuk kebaikan, tapi tidak demikian dengan Allah. Apapun kesalahannya, siapapun yang melakukannya, Allah tetap memperhitungkan.

“Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” (Pengkhotbah 12:14)

Namun, ini bukan cuma berlaku dalam hal-hal buruk saja, lho. Perbuatan mulia dan besar juga Dia catat, seperti dalam kisah seorang perempuan yang mencurahkan minyak wangi mahal untuk Yesus.

Saudaraku, Allah itu adil dalam perhitunganNya dan tidak sentimental dalam penilaianNya. Barangkali doa-doa kita belum terjawab karena ada yang perlu dibenahi dan ditingkatkan dalam perjalanan iman kita. Atau, Dia ingin membukakan sebuah pemahaman atau kesadaran, yang baru dapat kita mengerti setelah menjalani sejumlah kesukaran. Jadi, jangan khawatir. Allah melihat usaha dan permohonan kita, tetapi Dia akan menjawab sesuai waktu dan kehendakNya.

2. Kita Punya Titik Buta

Salah satu penghalang terbesar dalam menggapai kebenaran Allah adalah usaha mengukuhkan kebenaran kita sendiri. Inilah yang paling ditentang Tuhan Yesus dari kelompok rohani Yahudi pada masa itu. Usaha para ahli Taurat dan orang Farisi dalam menjalankan perintah-perintah Taurat sangatlah luar biasa. Namun, itu menjadi tak bernilai di hadapan Yesus ketika mereka menyombongkannya.

Saudara-saudariku, Allah mengetahui semua perbuatan kita, dari yang baik hingga buruk—baik yang kita sadari, maupun tidak. Sama seperti mata manusia tak dapat melihat seluruh punggungnya tanpa bantuan cermin, mata batin kita pun dapat meluputkan banyak hal. Namun, Allah Maha Melihat, dan Dia mengetahui titik buta kita.

“Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.” (1 Korintus 4:5)

Jangan merasa diri lebih baik karena sudah melakukan kebaikan. Kita menjadi baik oleh kasih karunia Tuhan saja. Apakah yang dapat kita sombongkan jika semua kebaikan dalam hidup ini diberikan oleh Allah?

3. Dalam hidup benar, tak ada yang perlu dicemaskan

Paulus menulis dalam surat Roma mengenai rasa takut karena melakukan kesalahan.

“Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” (Roma 13:4)

Ayat di atas merupakan gambaran hubungan kita dengan Tuhan. Tak usah khawatir jika kita melakukan yang benar. Apapun pekerjaan dan peran kita dalam masyarakat, lakukanlah dengan tulus dan jujur. Allah tahu, Allah peduli, dan Dia mengawasi setiap pikiran dan tindakan kita.

Mari, brothers and sisters, jangan ragu untuk datang dan membuka diri di hadapan Tuhan dalam segala hal. Kita akui dosa-dosa dan kelalaian kita. Kita mohonkan keadilan dan pertolongan atas kendala yang sedang dihadapi. Berserahlah dalam kasih dan penyertaan Tuhan—karena Dia melihat semuanya.

Source : https://gkdi.org/blog/allah-maha-melihat/

Tags