Tidak Ada yang Pendek dalam Misi Jangka-Pendek

Apakah perjalanan misi jangka-pendek kita benar-benar berguna untuk mencapai tujuan misi?

Yang saya maksud dengan "misi" adalah proses pemberitaan Injil oleh orang Kristen dari kelompok orang yang telah dijangkau kepada kelompok orang yang belum terjangkau, artinya ada bahasa dan budaya lain yang harus dipahami. Penguasaan bahasa dan pemahaman budaya memerlukan waktu bertahun-tahun, bahkan mungkin berabad-abad -- bukan hari.

Definisi ini menunjukkan bahwa sejak awal, misi paling efektif adalah dijalankan oleh para misionaris jangka-panjang. Yang saya maksud dengan "perjalanan misi" jangka-pendek adalah kunjungan ke negara asing untuk tujuan misi, yang biasanya berlangsung tidak lebih dari dua atau tiga minggu. Saya mendefinisikannya demikian bukan karena itu merupakan pengertian paling tepat, tetapi itulah definisi yang paling dikenal di hampir semua gereja sejak akhir abad ke-20. Akan tetapi, dengan definisi misi seperti di atas, misi jangka-pendek sebenarnya tidak ada -- bahasa tidak bisa dipelajari dan budaya tidak dapat dipahami dalam kunjungan tiga minggu. Hal ini belum tentu berarti bahwa perjalanan misi jangka-pendek tidak dapat mendukung tujuan misi.

Pertanyaannya adalah peran apa yang bisa dilakukan oleh perjalanan misi jangka-pendek dalam mencapai tujuan jangka-panjang gereja di antara bangsa-bangsa?

Alkitab adalah yang harus pertama kali kita lihat untuk memahami model pelayanan, terutama ketika standarnya setinggi itu. Kita sedang bicara tentang ribuan perjalanan, jutaan dollar, dan jiwa belum terjangkau yang tak terhitung banyaknya.

Pelayanan Pendukungan Jangka Panjang

"Akan tetapi, aku berpikir perlu juga mengutus Epafroditus kepadamu. Ia adalah saudaraku, teman sepelayananku, teman seperjuanganku, dan juga orang yang membawa pesan kepadamu dan yang melayani kebutuhanku ... sambutlah dia dalam Tuhan dengan penuh sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia karena ia hampir mati demi pekerjaan Kristus; ia mempertaruhkan nyawanya untuk menggantikan bantuan yang tidak dapat kamu berikan kepadaku." (Filipi 2:25, 29-30)

Dalam surat kepada jemaat Filipi terdapat ucapan terima kasih dari seorang misionaris (Paulus) kepada salah satu gereja pendukungnya atas bantuan yang mereka kirim melalui Epafroditus, yang menjadi contoh penting untuk pekerjaan jangka-pendek. Epafroditus melayani gereja dan memenuhi tujuan misi dengan menjadi utusan kasih dari gereja kepada Paulus, dan dengan menjadi seorang pelayan bagi kebutuhan emosi dan jasmaninya (Filipi 2:25). Usaha keras jangka-pendeknya memajukan tujuan misi dengan mendukung sarana misi yang paling efektif bagi misionaris jangka-panjang.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Epafroditus. Timnya sangat kecil. Kita mungkin sebaiknya tidak melakukan perjalanan sendirian, tetapi apakah tim yang terdiri dari sepuluh, dua puluh, atau lebih adalah masuk akal? Mari berpikir secara praktis: apakah menurut Anda akan nyaman memiliki sepuluh atau dua puluh orang di rumah Anda selama kira-kira seminggu? Lalu, bagaimana rasanya bagi seorang misionaris yang jauh dari tempat asal mereka dengan bantuan yang jauh lebih sedikit?

Epafroditus tidak melakukan pekerjaan di luar bidangnya (misalnya membangun atap untuk panti asuhan, entah dia ahli memasang atap atau tidak). Dia tidak mengajak anak-anak usia sekolah supaya mereka mendapat pengalaman yang hebat. Seorang anak yang masih terlalu kecil hanya akan melelahkan daripada membantu pekerjaan tersebut. Dia membawa jemaat kepada Paulus. Orang Kristen yang berada di tempat asal memiliki akses untuk bersekutu setiap waktu. Mereka disegarkan kembali dengan acara persekutuan setiap minggu dan kebersamaan di kelompok kecil. Misionaris, sesuai definisinya, tidak memiliki akses serupa dengan orang-orang percaya lain.

Kesaksian-kesaksian dan pengamalaman pribadi para misionaris menyatakan dan menegaskan bahwa pengunjung tipe -- Epafroditus dapat menyegarkan dan menguatkan kembali para misionaris jangka-panjang yang telah kehilangan semangat dan sudah hampir siap berkemas.

Pelayanan Pendidikan Jangka-Panjang

Meskipun tujuan misi tidak berubah sejak abad pertama, strateginya berubah. Lapangan pekerjaan, industri, dan jasa telah mengalami kemajuan dan berkembang selama bertahun-tahun.

Perhatikan pekerjaan atau bisnis Anda sendiri. Pernahkah Anda memiliki satu tim terdiri dari 10-20 orang yang datang membantu di tempat kerja Anda selama seminggu? Mungkin beberapa dari Anda mengetahui ada pengecualian yang jarang. Akan tetapi, umumnya, bila tim itu tidak bisa berbicara dalam bahasa rekan kerja atau pelanggan Anda, bila mereka bukan berasal dari Amerika Utara dan tidak tahu apa-apa tentang budayanya, seberapa bergunakah tim itu bagi Anda?

Jika kunjungan tim pekerja semacam itu tidak terbiasa dengan pekerjaan atau industri di Amerika Serikat, akankah kita beranggapan tim itu akan bermanfaat bagi misionaris?

Daripada bekerja selama beberapa minggu, akan lebih efektif jika tim jangka-pendek melayani dengan memberikan pelatihan berkelanjutan yang berguna untuk pekerjaan. Banyak kaum profesional mengadakan seminar, konferensi, atau pertemuan di mana mereka dengan bidang tertentu dapat belajar dari orang lain yang ada di bidang yang sama. Sebagian besar misionaris tidak memiliki akses geografis maupun finansial ke jenis pengajaran yang ditujukan seperti itu. Karena kurangnya tenaga ahli dan sumber di banyak ladang misi, perjalanan pemberian pendidikan seperti itu akan menguntungkan, bahkan jika pelatihnya bukan para ahli industri -- mereka hanya perlu dilatih untuk melatih orang lain.

Dan, pelatihan berkaitan dengan lapangan pekerjaan ini tidak perlu dibatasi untuk pekerjaan yang dibayar saja. Misalnya, ada konferensi di US untuk melatih para orangtua yang mengajar sendiri anak-anaknya di home-schooling. Menurut Anda, seberapa besarkah manfaat sebuah kunjungan oleh dua relawan seperti Epafroditus dengan keahlian dalam pendidikan atau penilaian akademik bagi seorang ibu yang anak-anak home-schoolnya ada di tengah gurun Sahara? Jika kunjungan yang fokus dan dipikirkan dengan matang diteruskan satu tahun lagi di tempat itu, akan menjadi jauh berarti daripada misi jangka-pendek 52 minggu untuk tujuan misi (dan, selain itu, jauh lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumber dayanya).

Kesimpulan

Misi adalah proses menjangkau orang-orang yang belum terjangkau Injil, yang membutuhkan pembelajaran bahasa, studi budaya, dan membangun hubungan secara terus-menerus. Karenanya, misi jangka-pendek tidak ada. Semua misi kita -- seberapa lama secara fisik kita ada di negara itu -- adalah misi jangka-panjang. Sumber gereja harusnya diinvestasikan dalam misi jangka-pendek sebagai cara mendukung para misionaris, bukan sebagai strategi misi yang tersendiri.

Salah satu cara untuk mendukung para misionaris adalah mengirim para pelayan seperti Epafroditus untuk mengasihi dan menguatkan hati mereka. Cara lain, yaitu memberikan pendidikan berkaitan dengan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan untuk bidang pelayanan mereka di keluarga dan masyarakat. Tentu ada beragam cara lain untuk mendukung para misionaris melalui orang-orang yang datang berkunjung, tetapi alih-alih berusaha mengembangkan rencana karangan, mari berpikir secara praktis dan memperhatikan apa yang berhasil dengan baik di tempat asal Anda sendiri, lingkungan, dan tempat kerja Anda. Mungkin hal paling penting untuk diingat adalah tidak seperti liburan -- yang direncanakan untuk kepentingan orang-orang yang pergi berlibur -- kunjungan-kunjungan ini seharusnya dilakukan bukan demi mereka yang mengunjungi, melainkan demi para misionaris kita yang berharga.

Mari bekerja sama untuk menghapus "pendek" dari misi jangka-pendek. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : http://www.desiringgod.org/articles/there-s-nothing-short-about-short-term-missions
Judul asli artikel : There’s Nothing Short About Short-Term Missions
Penulis artikel : Ramon Lull
Tanggal akses : 31 Juli 2017