You are hereArtikel / Qumran

Qumran


By admin - Posted on 23 June 2015

Diringkas oleh: Mei Fitriyanti

Qumran adalah nama suatu tempat yang terletak di gurun Juda di pantai Laut Asin (Mati) di sebelah barat. Sejak tahun 1947 hingga 1955, banyak ditemukan naskah-naskah dari zaman Kristus dan sebelumnya di gua-gua sekitar Laut Mati. Di Qumran, juga digali dan ditemukan puing-puing kompleks bangunan peninggalan sekelompok orang Yahudi. Bangunan itu semacam bangunan biara yang dinamakan "Khirbet Qumran". Dalam artikel ini akan membahas sedikit mengenai jemaat Qumran, penemuan-penemuan di Qumran, naskah yang ditemukan dan hubungan jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru.

A. Jemaat Qumran

Berkat naskah-naskah yang ditemukan, orang-orang mulai tahu tentang jemaat yang membangun "biaranya" di Qumran. Jemaat itu disebut "kaum Esseni", yang juga dibicarakan oleh pengarang Yahudi Flavius Josephus dan Philo dari Iskandria, dan oleh pengarang kafir Plinius. Rupanya, Qumran adalah pusat utama dari kaum Esseni. Jemaat Qumran mengasingkan diri ke gurun, jauh dari agama Yahudi, karena mereka bertentangan dengan kalangan imam di Yerusalem, yang mereka anggap tidak sah. Jemaat itu menetap di Qumran sekitar tahun 75 sM hingga tahun 36 sM. Pada tahun 68 sM, tentara Roma mendekati dan mengepung Yerusalem. Jemaat itu pun ikut berperang, dan mereka dimusnahkan oleh tentara Roma. Pada waktu darurat itu, diperkirakan para anggota jemaat Esseni menyembunyikan kitab-kitab sucinya di dalam gua-gua di sekitar Qumran, yang ditemukan kembali pada tahun 1947.

Jemaat di Qumran menyebut dirinya "Jemaat Perjanjian Baru (dan Kekal)". Anggota-anggota jemaat itu hidup bersama-sama dan sangat sederhana, semua barang menjadi milik bersama. Sebagian (besar) di antara mereka tidak menikah dengan motif eskatologis (akhir zaman) dan kemudian asketis (mengasingkan diri dari dunia luar). Seorang calon yang mau masuk jemaat itu harus terlebih dulu melewati masa percobaan selama tiga tahun. Jika berhasil, ia diizinkan menjadi anggota penuh dengan mengangkat sumpah bahwa akan menepati Taurat Musa sesuai dengan adat kebiasaan jemaat itu dan juga berpegang teguh pada ketertiban jemaat itu. Jemaat Qumran sangat teliti dalam melaksanakan Taurat Musa, bahkan lebih keras daripada kaum Farisi. Mereka sangat teliti dan saksama dalam hal najis dan tahir, haram dan halal, dan melakukan banyak pembasuhan sebelum beribadah. Mereka pun mempunyai tata ibadah sendiri, dan mereka tidak mempersembahkan kurban. Anggota-anggota jemaat itu rajin dalam mempelajari Alkitab dan kitab-kitab saleh lain.

B. Penemuan

Sekitar bulan Februari atau Maret 1947, Muhammad, seorang pemuda dari suku Ta'amireh, masuk ke salah satu gua di sekitar Qumran untuk mencari seekor kambing yang hilang. Di dalam gua itu, ia menemukan sejumlah buyung yang berisikan gulungan kitab dari kulit. Ia membawa tujuh buah di antaranya dan mencoba menjualnya di Betlehem, tetapi tidak berhasil. Kemudian, lima buah naskah dijualnya kepada uskup agung dan kepala biara dari umat Kristen Syriah-Ortodoks di Yerusalem dan dua buah kepada E. Sunik dari Universitas Ibrani di Yerusalem. Dari tahun 1949 hingga 1955, para ahli menyelidiki seluruh daerah di sekitar Qumran dan menggali Khirbet Qumran. Sementara itu, masyarakat sekitar ikut mencari dan mereka berhasil menemukan naskah-naskah baru lagi.

C. Naskah-Naskah Qumran

Naskah-naskah kuno yang ditemukan ada beberapa yang utuh, tetapi ada beberapa naskah yang sudah rusak. Ada naskah (kepingan) dari kitab-kitab Alkitab, naskah dari Kitab Apokrif dan Pseudepigraf, dan sejumlah naskah mengenai tata cara dan ajaran-ajaran jemaat Qumran.

  1. Naskah-naskah dari Alkitab.

    Naskah-naskah dari Kitab Suci yang lengkap ialah:

    Satu gulungan kitab Yesaya lengkap (tetapi sedikit rusak) sehingga hanya tertinggal sepertiga dari kitab Yesaya. Selain kitab Yesaya, ditemukan pula kepingan-kepingan dari kitab Samuel, Taurat Musa, yaitu Ulangan, kitab Mazmur, dll..

    Naskah-naskah dari kitab Apokrif (pseudepigrap).

    Ditemukan juga kepingan dari kitab-kitab Apokrif, yaitu kitab Henokh, kitab "Yubilaeorum", Wasihat Levi, Anggaran Dasar Jemaat di Damsyik (Dokumen kalangan Sadok'), yaitu suatu jemaat yang hampir sama dengan jemaat Qumran, yang juga menetap di Damsyik.

    Naskah-naskah mengenai jemaat Qumran.

    1. Ada beberapa naskah dan kepingan yang memuat tafsiran kitab-kitab dari Alkitab Perjanjian Lama. Dalam tafsiran-tafsiran itu, Perjanjian Lama diterapkan kepada jemaat di Qumran. Ada satu naskah lengkap yang menyajikan tafsiran berdasarkan kitab Habakuk. Ada banyak kepingan yang memuat tafsir kitab Mazmur, kitab Yesaya, Mikha, Nahum, dan Zefanya.
    2. Anggaran dasar jemaat Qumran terpelihara baik secara lengkap berupa kepingan-kepingan dari naskah yang rusak. Oleh para ahli, anggaran dasar itu dinamai: "Manual of Discipline". Meskipun bagian atas naskah rusak, tetapi dapat terbaca "Serekh Hajjahad", yang berarti "Anggaran dasar jemaat".
    3. Ditemukan pula naskah yang menyajikan suatu gambar tentang perang suci pada akhir zaman. Naskah itu dinamai "Gulungan Perang" (milhamah=perang). Di dalamnya digambarkan secara teliti dan luas perang antara "anak-anak cahaya", yaitu anggota jemaat dan "anak-anak kegelapan". Jadi, kitab itu mempunyai corak eskatologis (akhir zaman) dan apokaliptis (tersembunyi).
    4. Ada juga naskah yang memuat "lagu-lagu pujian" yang dipergunakan jemaat itu dalam ibadahnya. Naskah itu oleh para ahli dinamai "Hodajot" (lagu-lagu puji).
  2. Cara mengutip naskah-naskah Qumran.

    Pada naskah-naskah Qumran, para ahli memberikan suatu tanda agar naskah dapat dengan mudah dikutip. Sistem yang umum dipakai ialah: Disebutkan dahulu gua tempat naskah itu ditemukan, yaitu dengan angka Romawi (atau Arab). Misalnya: IQ = ditemukan dalam gua I di Qumran, kemudian ditambahkan isi dari naskah (kepingan) itu. Misalnya IQ Isa = Naskah pertama nabi Yesaya (Isa) yang ditemukan dalam gua I Qumran.

D. Hubungan Jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru

Penemuan di Qumran merupakan hal yang sangat penting untuk pengertian Perjanjian Baru. Sebab, jemaat itu paling jaya justru pada zaman Kristus dan umat Kristen mula-mula. Berkat penemuan itu, kita tahu sebagian dari agama Yahudi pada zaman Kristus. Jadi, melalui naskah-naskah Qumran, latar belakang kehidupan Kristus serta umat Kristen mula-mula menjadi lebih jelas diketahui.

Memang tidak begitu jelas hubungan antara jemaat di Qumran dan Perjanjian Baru. Menurut para ahli, yang menjadi perantara hubungannya adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis dianggap sebagai penengah antara jemaat di Qumran dan Yesus. Ia tampil di gurun, yang diduga dekat dengan tempat tinggal jemaat itu, dan menurut para ahli, Yohanes Pembaptis mempunyai corak eskatologis yang mirip dengan ajaran jemaat Qumran. Karena itu, diambil kesimpulan bahwa Yohanes pernah masuk ke jemaat itu dan Yesus mengambil sebagian ajaran Yohanes yang terpengaruh oleh ajaran Qumran. Akan tetapi, para ahli kemudian menjadi lebih hati-hati. Sebab, meskipun ada kesamaan antara Perjanjian Baru dan naskah-naskah Qumran, ada perbedaan yang lebih besar juga, yaitu jemaat Qumran mengasingkan diri dari pergaulan, sedangkan Yesus tidak. Jemaat Qumran mengajar bahwa anggotanya harus membenci orang lain dan hanya mengasihi sesama anggota. Akan tetapi, Yesus justru menekankan bahwa cinta kasih sejati merangkum semua manusia. Meskipun ada perbedaan yang mencolok, ada juga kesamaan antara Perjanjian Baru dan jemaat di Qumran. Oleh karena itu, ada ahli yang berpendapat bahwa antara Yesus dan jemaat itu tidak ada hubungan langsung. Akan tetapi, diperkirakan kemudian sejumlah anggota jemaat itu masuk Kristen dan ajarannya mulai memengaruhi ajaran Kristen juga. Perbedaan yang jelas ialah: jemaat Qumran selalu mengutamakan Taurat Musa, sedangkan umat Kristen mengutamakan Yesus sebagai pusat kepercayaan.

Diringkas dari:

Nama situs : Sejarah Alkitab Indonesia
Alamat URL : http://sejarah.sabda.org/artikel/qumran.htm
Judul artikel : Qumran
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 20 April 2015