ETHIOPIA
Ethiopia--Tidak seperti biasanya, hujan lebat telah menimbulkan
banjir serius yang melanda ujung benua Afrika. Akibat dari bencana
ini, Sungai Omo di dekat Ethiopia menghanyutkan seluruh desa dan
mengakibatkan ribuan korban jiwa. Jay Lees dari Compassion
International mengatakan, "Sebanyak 18 keluarga kehilangan rumah
mereka dan 18 lainnya kehilangan hampir atau seluruh harta benda
mereka. Jadi saat ini, kami sedang memberikan beberapa usaha untuk
meringankan mereka ..., misalnya membagikan selimut, pakaian, dan
lain-lain. Satu nyawa melayang selama proyek kepedulian untuk anak
ini." Pihak yang berwenang sedang berjuang mengatasi bencana ini.
Lees mohon dukungan doa untuk tim mereka. "Saat ini kami bekerja
dengan direktur proyek di gereja tempat proyek tersebut diadakan dan
kami sedang mencoba terus untuk masuk ke daerah-daerah yang rusak
parah dan melihat bagaimana kami dapat membantu masyarakat yang
tertimpa bencana ini membangun kembali hidup mereka. Kami sedang
mencoba mengentaskan mereka dari kemiskinan dan tentu saja mantra
kami adalah `Membebaskan anak-anak dari kemiskinan dalam nama Yesus`
seperti tujuan dari Compassion ini."
[Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]
Pokok Doa:
- Dukung dalam doa pelayanan tim Compassion International agar
dimampukan dan dikuatkan untuk dapat masuk dengan selamat ke
daerah-daerah yang rusak parah, memberikan pertolongan jasmani dan
rohani pada para korban, serta membantu membangun kembali hidup
mereka.
- Doakan juga agar lewat pelayanan ini, tim Compassion International
dapat menyaksikan kasih Kristus kepada para korban sehingga mereka
dihiburkan oleh ketulusan pelayanan dan perhatian dari tim ini.
e-JEMMi 36/2006
Etiopia dan Sudan -- Pertumbuhan gereja dan penginjilan di Etiopia
dan Sudan yang demikian pesat membuat misionaris dari Nazarene,
Howie Shute, menyebutnya sebagai pergerakan Tuhan paling besar yang
pernah ia lihat seumur hidupnya. "Gereja-gereja telah memunculkan
gereja-gereja lain yang juga memunculkan sejumlah gereja lainnya
lagi." Organisasi Nazarene di distrik selatan pusat (termasuk di
dalamnya Etiopia dan Sudan) melaporkan munculnya dua ratus gereja
sepanjang satu setengah tahun terakhir. Sebagai tambahan, lebih dari
lima puluh kelompok PA juga sedang dalam proses mendirikan gereja.
"Ada begitu banyak penginjil di jalanan dan di berbagai pelosok
wilayah. Semuanya mengadakan pengajaran Alkitab dan pembangunan
gereja," katanya. "Mereka tetap berjalan meski dana kurang
mencukupi." Denominasi itu berharap dapat mendirikan lebih dari
empat ratus gereja baru untuk tahun ini, sementara para pemimpin
gereja Etiopia telah menyebut target seribu gereja baru. "Pendeta-
pendeta dan kongregasi-kongregasi telah mengalami penganiayaan,
namun mereka tetap beriman akan panggilan Tuhan untuk memberitakan
berita ini," kata Shute. "Mujizat Pentakosta mempertobatkan tiga
ribu orang dalam sehari, namun kita di sini mempunyai 20.000 orang
yang selama sehari berdoa agar dosa mereka diampuni."
[Sumber: PULPITHELPS, Vol.31 No.6, Juni 2006]
Pokok Doa:
- Mari kita berdoa bersama-sama agar gereja-gereja baru dapat terus
bertahan, tidak hanya memperkokoh bangunannya saja tetapi juga
iman percaya jemaat. Doakan juga impian gereja-gereja baru untuk
memiliki gereja baru lainnya.
- Doakan para pendeta dan kongregasi-kongregasi yang mengalami
penganiayaan. Berdoalah agar penganiayaan itu tidak membuat iman
percaya mereka goyah.
e-JEMMi 26/2006
Suku-suku yang ada di sekitarnya merasa takut dan memandang rendah
50.000 orang Suku Me'en karena mereka suka mabuk-mabukan dan
melakukan tindakan kekerasan. "Kekerasan dan pesta mabuk-mabukan
setiap hari adalah kebiasaan mereka," demikian laporan dari seorang
misionaris yang melayani di sebuah klinik pedesaan. Luka-luka karena
tombak adalah hal yang biasa ditangani di klinik ini. Juga pemujaan
roh dan kepercayaan okultisme menyebabkan suku ini tidak
berpengharapan, mengidap banyak penyakit, kekurangan gizi, dan
miskin. Suku Me'en pertama kali mendengar Injil yang diberitakan
oleh para misionaris pada tahun 1993. Pada mulanya, mereka bersikap
skeptis terhadap Injil yang diberitakan itu, kecuali Gebre, orang
Me'en pertama yang menjadi Kristen. Gebre kemudian bekerja di rumah
sakit sebagai penerjemah. Konflik pertama antara Injil dan kuasa
yang selama ini dipuja Suku Me'en dialami Esther, saudara tiri
Gebre, yang dirasuki setan. Semua orang yakin Esther pasti akan
meninggal. Seluruh penduduk suku ini merasa takut, namun Gebre tetap
memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan memerintahkan setan keluar
dari tubuh saudaranya itu. Sesuatu yang tidak mereka harapkan
terjadi -- Esther terbebas dari pengaruh kegelapan. Keesokan
harinya, Esther mengatakan bahwa sejak saat itu dia percaya bahwa
Yesus adalah Tuhannya. Berita tentang pertobatannya segera tersebar
dengan cepat, dan banyak orang yang mengikuti jejaknya. Sekarang
sudah lebih dari 40 gereja didirikan di wilayah Me'en dengan jumlah
jemaat mencapai 10.000 orang. Iman mereka kepada Yesus telah
mengubah hidup mereka: tombak-tombak tidak lagi mereka butuhkan
untuk berperang karena mereka sekarang telah mempercayakan hidup
mereka di tangan Tuhan. Kedamaian pun hadir di tengah-tengah Suku
Me'en.
Sumber: FridayFax, November 14, 2003
- Bersyukur atas berita Injil yang diterima oleh Gebre, anggota Suku
Me'en yang menerima Yesus pertama kali. Melalui Gebre Tuhan
memakainya untuk memenangkan banyak orang di desanya.
- Berdoa untuk gereja-gereja dan jemaat yang ada di wilayah Me'en
supaya bisa menjadi berkat bagi suku-suku di sekitarnya.
e-JEMMi 48/2003
Ethiopia sekali lagi mengalami musibah kelaparan yang menghantam
kondisi negara ini. Perwakilan dari Open Doors mengatakan, "Ada
krisis kemanusiaan yang saat ini terjadi di Ethiopia. Hampir 20
tahun yang lalu 2 juta orang meninggal di Ethiopia karena kelaparan
dan kelaparan yang sama itu melanda lagi saat ini." Open Doors
berharap dapat membantu 20.000 orang Kristen dengan menyediakan
makanan dan persediaan kebutuhan-kebutuhan lain khususnya yang
tinggal di wilayah-wilayah yang mengalami kelaparan berat. Selain
makanan, Open Doors juga menyisipkan literatur Kristen dan Alkitab
yang sangat mereka butuhkan. "Kami menyediakan juga materi-materi
pelatihan yang dapat menolong mereka untuk bertumbuh dalam iman.
Beberapa pendeta membawa materi-materi tersebut ke gereja mereka dan
mengajarkannya kepada jemaat." Orang-orang Kristen di Ethiopia tidak
hanya menderita karena kelaparan yang saat ini melanda, tetapi juga
karena penganiayaan atas iman mereka. Sekitar 10% dari populasi,
memutuskan untuk tetap setia dengan iman mereka dalam Kristus.
Sumber: Mission Network News, August 28th, 2003
- Berdoa agar umat percaya di Ethiopia tetap kuat dan tabah dalam
menghadapi segala kesulitan serta tantangan, baik yang menghantam
mereka secara fisik maupun terhadap iman mereka.
- Doakan untuk organisasi-organisasi misi yang saat ini melayani di
Ethiopia agar Allah terus menambahkan hikmat sehingga mereka bisa
mencari peluang untuk membagikan kebutuhan jasmani maupun rohani
kepada penduduk Ethiopia.
e-JEMMi 41/2003
Krisis bahan pangan melanda lagi di Ethiopia, Afrika Timur.
Perwakilan dari World Concern mengatakan, mereka sedang
mengembangkan program-programnya di tengah-tengah bangsa yang
mengalami kekeringan ini. Dia mengatakan bahwa kekurangan bahan
pangan kali ini telah memaksa 15 juta penduduknya mengalami
kelaparan. "Apa yang Anda lihat adalah situasi yang melebihi dari
situasi yang pernah dialami sepanjang sejarah negeri ini. Apa yang
Anda lihat bukanlah suatu dinamika baru tetapi jauh melebihi dari
yang pernah terjadi." Perwakilan dari World Concern ini mengunjungi
Ethiopia pada bulan Januari untuk melihat perkembangan dari program-program mereka yaitu memperlengkapi gereja-gereja agar lebih
memiliki pemikiran misi. Dia mengatakan bahwa gereja-gereja di
wilayah ini mengucapkan terima kasih, "Terima kasih karena tim Anda
ada di sini. Terima kasih atas perhatiannya. Terima kasih karena
telah menunjukkan kasih. Kami ingin dapat melakukan lebih dari hal
itu." Berawal dari hal tersebut, ada keinginan mereka untuk merintis
berdirinya dua gereja lagi. Sungguh merupakan kenyataan untuk
mengatakan bahwa, "Kami ada di sini, kami rindu memperhatikan
keadaan Anda dan kami mengerjakan pelayanan ini hanya demi satu nama
-- Yesus Kristus."
Sumber: Mission Network News, January 24th, 2003.
- Doakan pelayanan World Concern yang saat ini sedang mengembangkan
program-programnya untuk membantu mencari jalan keluar bagi
penduduk yang sedang kelaparan di Ethiopia.
- Berdoa supaya setiap penduduk Ethiopia yang turut bergabung dalam
program-program ini dapat mengenal kasih Allah bagi mereka.
e-JEMMi 06/2003
[Saat membaca kisah nyata berikut ini, Anda pasti menyadari adanya
suatu kontras. Di satu sisi banyak orang saat ini sedang merayakan
"Thanksgiving" -- khususnya di Amerika -- sedangkan di sisi lain ada
jutaan penduduk Ethiopia yang menangis kelaparan. Namun, fakta yang
kontras ini akan selalu ada di sekitar kita (Matius 26:11a), tetapi
seperti Yesus katakan: "ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan;
ketika Aku haus, kamu memberi Aku ..." (Matius 25:35). Jadi bagi
kita yang saat ini hidup berkelimpahan, jangan pernah bosan untuk
mengucap syukur dan jangan lupa menolong mereka yang kekurangan.]
'Kelaparan sedang mengancam lagi Ethiopia. Hal ini sesuai laporan
dari "Food for the Hungry" yang mengatakan bahwa situasi tersebut
sama dengan situasi saat terjadi kekurangan makanan pada tahun 2000
yang lalu. "Curah hujan sangat kurang di sebagian besar wilayah di
negara tersebut. Saat ini pemerintah memperkirakan ada sekitar 6
juta orang yang tidak memiliki cukup makanan. Selama 2003,
pemerintah memperkirakan bahwa jumlah itu akan meningkat pesat
menjadi 10 - 14 juta orang yang kelaparan." Perwakilan dari "Food
for the Hungry" percaya bahwa banyak orang yang "bosan-Ethiopia",
dan karena itu situasi ini diabaikan. "Bagaimana jika Allah
memalingkan diri dari umat-Nya? Kita perlu mengikuti teladan Allah.
Kita perlu terus menjadi orang yang murah hati karena Allah juga
murah hati. Jika orang-orang Kristen sedang mencari saat yang tepat
untuk berkunjung ke Afrika maka saat ini adalah saat yang tepat.
Sistem sekular di Ethiopia tidak dapat mengatasi masalah kelaparan
tersebut saat ini." Selain itu, dengan mencukupi kebutuhan orang-
orang yang kelaparan dapat juga dipakai sebagai sarana untuk
mengenalkan mereka kepada Yesus sehingga banyak jiwa diselamatkan.'
Sumber: Mission Network News, October 25th, 2002
- Bersyukur atas pelayanan "Food for the Hungry" di Ethiopia yang
saat ini berusaha mengatasi kurangnya makanan. Berdoa agar
pelayanan mereka bisa menjadi teladan bagi organisasi-organisasi
lain untuk turut berpartisipasi dalam pelayanan di Ethiopia.
- Doakan supaya umat Kristen/organisasi Kristen tidak jemu untuk
menolong pelayanan di Ethiopia. Berdoa agar mereka dapat melihat
sisi lain dari pemberian bantuan makanan ini yaitu sebagai sarana
untuk memberitakan Kabar Sukacita kepada penduduk Ethiopia.
e-JEMMi 48/2002
Gereja di Ethiopia terus bertumbuh dan penganiayaan pun turut
bertambah juga. Bulan Maret 2002, ada sekelompok orang yang
menyerang sebuah gereja di bagian timur kota Asaita. Pekerja dari
Open Doors melaporkan bahwa para pemimpin gerombolan itu telah
merencanakan untuk membakar habis gereja Protestan 'Mekane Yesu'.
Namun polisi tiba tepat pada waktunya sehingga dapat mencegah aksi
pembakaran tersebut. Karena bangunan gereja mengalami kerusakan,
ibadah dilakukan di bawah naungan tenda sampai kerusakan-kerusakan
utama dalam gereja selesai diperbaiki. Saat ini para jemaat tersebut
sudah dapat beribadah kembali dalam gereja. Menurut pengamat, tindak
kekerasan itu disebabkan oleh pelayanan sosial yang dilakukan oleh
orang-orang Kristen -- "sebagian besar gereja Kristen Protestan
memiliki program-program untuk menolong penduduk miskin. Hal ini
menimbulkan ketegangan di antara beberapa kelompok/kepercayan lain
yang ada di Ethiopia." Meskipun demikian, baru-baru ini diperkirakan
bahwa jumlah umat Protestan dan Injili di Ethiopia telah berkembang
dari 3,5 juta orang pada tahun 1985 menjadi 10+ juta orang saat ini!
Sumber: Mission Network News, May 31, 2002
- Bersyukur atas penyertaan Allah bagi jemaat Kristen di Ethiopia
sehingga mereka bisa menanggung setiap penganiayaan yang mereka
alami dan dapat terus bertumbuh secara kualitas dan kuantitas.
- Berdoa agar pelayanan yang diberikan kepada orang-orang miskin
dapat menolong kehidupan masyarakat di sekitar mereka dan
memuliakan nama Tuhan.
- Doakan supaya gereja-gereja di Indonesia mencontoh gerakan yang
dilakukan oleh gereja-gereja di Ethiopia dan tergerak untuk
memperhatikan serta menolong orang-orang.
e-JEMMi 27/2002
Ethiopian Christians merencanakan pelayanan outreach internasional
di Ethiopia. Africa Quest, salah satu inisiatif dari Global
Missions, mulai melihat jawaban yang luar biasa dari doa-doa yang
dinaikkan. Ada rencana untuk mengadakan pelatihan kepemimpinan dan
pemuridan yang mengarah kepada satu tujuan untuk mengadakan
perintisan gereja di Kenya, Ethiopia, Uganda, Rwanda, Tanzania, dan
Sudan. Perwakilan dari Global Missions Fellowship mengatakan, "Allah
memberikan visi yang besar untuk gereja-gereja di Afrika. Baru-baru
ini di Ethiopia, kami bekerja dengan suatu denominasi yang ada di
sana. Denominasi ini memiliki 6000 gereja dan menantang setiap
gerejanya untuk merintis satu gereja baru dalam jangka waktu dua
tahun ke depan." GMF telah diundang untuk memperlengkapi 300
pemimpin regional. Nantinya, para pemimpin tersebut akan melatih
30.000 orang. "Besar harapan bahwa pelatihan tersebut akan
menghasilkan puluhan ribu petobat, sekaligus perintisan ribuan
gereja baru. Gereja di Etiopia mempunyai rencana untuk melakukan
pelayanan di luar perbatasan sekaligus memberitakan Injil.
Sumber: Mission Network News, February 1st, 2005
- Doakan GMF dalam melakukan pelatihan kepemimpinan dan pemuridan di
Ethiopia. Berdoa juga untuk tim yang akan memberi pelatihan agar
diberi hikmat, dan perwakilan dari gereja-gereja yang akan
mengikuti pelatihan tersebut agar bersemangat.
- Berdoa supaya melalui pelatihan tersebut ada banyak buah yang
dihasilkan, yaitu untuk menghasilkan petobat baru dan gereja baru
di berbagai wilayah di Ethiopia.
e-JEMMi 07/2005