Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| negara 9
dari 43 negara

ETHIOPIA

Ethiopia--Tidak seperti biasanya, hujan lebat telah menimbulkan banjir serius yang melanda ujung benua Afrika. Akibat dari bencana ini, Sungai Omo di dekat Ethiopia menghanyutkan seluruh desa dan mengakibatkan ribuan korban jiwa. Jay Lees dari Compassion International mengatakan, "Sebanyak 18 keluarga kehilangan rumah mereka dan 18 lainnya kehilangan hampir atau seluruh harta benda mereka. Jadi saat ini, kami sedang memberikan beberapa usaha untuk meringankan mereka ..., misalnya membagikan selimut, pakaian, dan lain-lain. Satu nyawa melayang selama proyek kepedulian untuk anak ini." Pihak yang berwenang sedang berjuang mengatasi bencana ini. Lees mohon dukungan doa untuk tim mereka. "Saat ini kami bekerja dengan direktur proyek di gereja tempat proyek tersebut diadakan dan kami sedang mencoba terus untuk masuk ke daerah-daerah yang rusak parah dan melihat bagaimana kami dapat membantu masyarakat yang tertimpa bencana ini membangun kembali hidup mereka. Kami sedang mencoba mengentaskan mereka dari kemiskinan dan tentu saja mantra kami adalah `Membebaskan anak-anak dari kemiskinan dalam nama Yesus` seperti tujuan dari Compassion ini."
[Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]

Pokok Doa:

  • Dukung dalam doa pelayanan tim Compassion International agar dimampukan dan dikuatkan untuk dapat masuk dengan selamat ke daerah-daerah yang rusak parah, memberikan pertolongan jasmani dan rohani pada para korban, serta membantu membangun kembali hidup mereka.
  • Doakan juga agar lewat pelayanan ini, tim Compassion International dapat menyaksikan kasih Kristus kepada para korban sehingga mereka dihiburkan oleh ketulusan pelayanan dan perhatian dari tim ini.

e-JEMMi 36/2006


Etiopia dan Sudan -- Pertumbuhan gereja dan penginjilan di Etiopia dan Sudan yang demikian pesat membuat misionaris dari Nazarene, Howie Shute, menyebutnya sebagai pergerakan Tuhan paling besar yang pernah ia lihat seumur hidupnya. "Gereja-gereja telah memunculkan gereja-gereja lain yang juga memunculkan sejumlah gereja lainnya lagi." Organisasi Nazarene di distrik selatan pusat (termasuk di dalamnya Etiopia dan Sudan) melaporkan munculnya dua ratus gereja sepanjang satu setengah tahun terakhir. Sebagai tambahan, lebih dari lima puluh kelompok PA juga sedang dalam proses mendirikan gereja. "Ada begitu banyak penginjil di jalanan dan di berbagai pelosok wilayah. Semuanya mengadakan pengajaran Alkitab dan pembangunan gereja," katanya. "Mereka tetap berjalan meski dana kurang mencukupi." Denominasi itu berharap dapat mendirikan lebih dari empat ratus gereja baru untuk tahun ini, sementara para pemimpin gereja Etiopia telah menyebut target seribu gereja baru. "Pendeta- pendeta dan kongregasi-kongregasi telah mengalami penganiayaan, namun mereka tetap beriman akan panggilan Tuhan untuk memberitakan berita ini," kata Shute. "Mujizat Pentakosta mempertobatkan tiga ribu orang dalam sehari, namun kita di sini mempunyai 20.000 orang yang selama sehari berdoa agar dosa mereka diampuni."
[Sumber: PULPITHELPS, Vol.31 No.6, Juni 2006]

Pokok Doa:

  • Mari kita berdoa bersama-sama agar gereja-gereja baru dapat terus bertahan, tidak hanya memperkokoh bangunannya saja tetapi juga iman percaya jemaat. Doakan juga impian gereja-gereja baru untuk memiliki gereja baru lainnya.
  • Doakan para pendeta dan kongregasi-kongregasi yang mengalami penganiayaan. Berdoalah agar penganiayaan itu tidak membuat iman percaya mereka goyah.

e-JEMMi 26/2006


Suku-suku yang ada di sekitarnya merasa takut dan memandang rendah 50.000 orang Suku Me'en karena mereka suka mabuk-mabukan dan melakukan tindakan kekerasan. "Kekerasan dan pesta mabuk-mabukan setiap hari adalah kebiasaan mereka," demikian laporan dari seorang misionaris yang melayani di sebuah klinik pedesaan. Luka-luka karena tombak adalah hal yang biasa ditangani di klinik ini. Juga pemujaan roh dan kepercayaan okultisme menyebabkan suku ini tidak berpengharapan, mengidap banyak penyakit, kekurangan gizi, dan miskin. Suku Me'en pertama kali mendengar Injil yang diberitakan oleh para misionaris pada tahun 1993. Pada mulanya, mereka bersikap skeptis terhadap Injil yang diberitakan itu, kecuali Gebre, orang Me'en pertama yang menjadi Kristen. Gebre kemudian bekerja di rumah sakit sebagai penerjemah. Konflik pertama antara Injil dan kuasa yang selama ini dipuja Suku Me'en dialami Esther, saudara tiri Gebre, yang dirasuki setan. Semua orang yakin Esther pasti akan meninggal. Seluruh penduduk suku ini merasa takut, namun Gebre tetap memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan memerintahkan setan keluar dari tubuh saudaranya itu. Sesuatu yang tidak mereka harapkan terjadi -- Esther terbebas dari pengaruh kegelapan. Keesokan harinya, Esther mengatakan bahwa sejak saat itu dia percaya bahwa Yesus adalah Tuhannya. Berita tentang pertobatannya segera tersebar dengan cepat, dan banyak orang yang mengikuti jejaknya. Sekarang sudah lebih dari 40 gereja didirikan di wilayah Me'en dengan jumlah jemaat mencapai 10.000 orang. Iman mereka kepada Yesus telah mengubah hidup mereka: tombak-tombak tidak lagi mereka butuhkan untuk berperang karena mereka sekarang telah mempercayakan hidup mereka di tangan Tuhan. Kedamaian pun hadir di tengah-tengah Suku Me'en.

Sumber: FridayFax, November 14, 2003

  • Bersyukur atas berita Injil yang diterima oleh Gebre, anggota Suku Me'en yang menerima Yesus pertama kali. Melalui Gebre Tuhan memakainya untuk memenangkan banyak orang di desanya.
  • Berdoa untuk gereja-gereja dan jemaat yang ada di wilayah Me'en supaya bisa menjadi berkat bagi suku-suku di sekitarnya.

e-JEMMi 48/2003


Ethiopia sekali lagi mengalami musibah kelaparan yang menghantam kondisi negara ini. Perwakilan dari Open Doors mengatakan, "Ada krisis kemanusiaan yang saat ini terjadi di Ethiopia. Hampir 20 tahun yang lalu 2 juta orang meninggal di Ethiopia karena kelaparan dan kelaparan yang sama itu melanda lagi saat ini." Open Doors berharap dapat membantu 20.000 orang Kristen dengan menyediakan makanan dan persediaan kebutuhan-kebutuhan lain khususnya yang tinggal di wilayah-wilayah yang mengalami kelaparan berat. Selain makanan, Open Doors juga menyisipkan literatur Kristen dan Alkitab yang sangat mereka butuhkan. "Kami menyediakan juga materi-materi pelatihan yang dapat menolong mereka untuk bertumbuh dalam iman. Beberapa pendeta membawa materi-materi tersebut ke gereja mereka dan mengajarkannya kepada jemaat." Orang-orang Kristen di Ethiopia tidak hanya menderita karena kelaparan yang saat ini melanda, tetapi juga karena penganiayaan atas iman mereka. Sekitar 10% dari populasi, memutuskan untuk tetap setia dengan iman mereka dalam Kristus.

Sumber: Mission Network News, August 28th, 2003

  • Berdoa agar umat percaya di Ethiopia tetap kuat dan tabah dalam menghadapi segala kesulitan serta tantangan, baik yang menghantam mereka secara fisik maupun terhadap iman mereka.
  • Doakan untuk organisasi-organisasi misi yang saat ini melayani di Ethiopia agar Allah terus menambahkan hikmat sehingga mereka bisa mencari peluang untuk membagikan kebutuhan jasmani maupun rohani kepada penduduk Ethiopia.

e-JEMMi 41/2003


Krisis bahan pangan melanda lagi di Ethiopia, Afrika Timur. Perwakilan dari World Concern mengatakan, mereka sedang mengembangkan program-programnya di tengah-tengah bangsa yang mengalami kekeringan ini. Dia mengatakan bahwa kekurangan bahan pangan kali ini telah memaksa 15 juta penduduknya mengalami kelaparan. "Apa yang Anda lihat adalah situasi yang melebihi dari situasi yang pernah dialami sepanjang sejarah negeri ini. Apa yang Anda lihat bukanlah suatu dinamika baru tetapi jauh melebihi dari yang pernah terjadi." Perwakilan dari World Concern ini mengunjungi Ethiopia pada bulan Januari untuk melihat perkembangan dari program-program mereka yaitu memperlengkapi gereja-gereja agar lebih memiliki pemikiran misi. Dia mengatakan bahwa gereja-gereja di wilayah ini mengucapkan terima kasih, "Terima kasih karena tim Anda ada di sini. Terima kasih atas perhatiannya. Terima kasih karena telah menunjukkan kasih. Kami ingin dapat melakukan lebih dari hal itu." Berawal dari hal tersebut, ada keinginan mereka untuk merintis berdirinya dua gereja lagi. Sungguh merupakan kenyataan untuk mengatakan bahwa, "Kami ada di sini, kami rindu memperhatikan keadaan Anda dan kami mengerjakan pelayanan ini hanya demi satu nama -- Yesus Kristus."

Sumber: Mission Network News, January 24th, 2003.

  • Doakan pelayanan World Concern yang saat ini sedang mengembangkan program-programnya untuk membantu mencari jalan keluar bagi penduduk yang sedang kelaparan di Ethiopia.
  • Berdoa supaya setiap penduduk Ethiopia yang turut bergabung dalam program-program ini dapat mengenal kasih Allah bagi mereka.
e-JEMMi 06/2003


[Saat membaca kisah nyata berikut ini, Anda pasti menyadari adanya suatu kontras. Di satu sisi banyak orang saat ini sedang merayakan "Thanksgiving" -- khususnya di Amerika -- sedangkan di sisi lain ada jutaan penduduk Ethiopia yang menangis kelaparan. Namun, fakta yang kontras ini akan selalu ada di sekitar kita (Matius 26:11a), tetapi seperti Yesus katakan: "ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku ..." (Matius 25:35). Jadi bagi kita yang saat ini hidup berkelimpahan, jangan pernah bosan untuk mengucap syukur dan jangan lupa menolong mereka yang kekurangan.]

'Kelaparan sedang mengancam lagi Ethiopia. Hal ini sesuai laporan dari "Food for the Hungry" yang mengatakan bahwa situasi tersebut sama dengan situasi saat terjadi kekurangan makanan pada tahun 2000 yang lalu. "Curah hujan sangat kurang di sebagian besar wilayah di negara tersebut. Saat ini pemerintah memperkirakan ada sekitar 6 juta orang yang tidak memiliki cukup makanan. Selama 2003, pemerintah memperkirakan bahwa jumlah itu akan meningkat pesat menjadi 10 - 14 juta orang yang kelaparan." Perwakilan dari "Food for the Hungry" percaya bahwa banyak orang yang "bosan-Ethiopia", dan karena itu situasi ini diabaikan. "Bagaimana jika Allah memalingkan diri dari umat-Nya? Kita perlu mengikuti teladan Allah. Kita perlu terus menjadi orang yang murah hati karena Allah juga murah hati. Jika orang-orang Kristen sedang mencari saat yang tepat untuk berkunjung ke Afrika maka saat ini adalah saat yang tepat. Sistem sekular di Ethiopia tidak dapat mengatasi masalah kelaparan tersebut saat ini." Selain itu, dengan mencukupi kebutuhan orang- orang yang kelaparan dapat juga dipakai sebagai sarana untuk mengenalkan mereka kepada Yesus sehingga banyak jiwa diselamatkan.'

Sumber: Mission Network News, October 25th, 2002

  • Bersyukur atas pelayanan "Food for the Hungry" di Ethiopia yang saat ini berusaha mengatasi kurangnya makanan. Berdoa agar pelayanan mereka bisa menjadi teladan bagi organisasi-organisasi lain untuk turut berpartisipasi dalam pelayanan di Ethiopia.
  • Doakan supaya umat Kristen/organisasi Kristen tidak jemu untuk menolong pelayanan di Ethiopia. Berdoa agar mereka dapat melihat sisi lain dari pemberian bantuan makanan ini yaitu sebagai sarana untuk memberitakan Kabar Sukacita kepada penduduk Ethiopia.

e-JEMMi 48/2002


Gereja di Ethiopia terus bertumbuh dan penganiayaan pun turut bertambah juga. Bulan Maret 2002, ada sekelompok orang yang menyerang sebuah gereja di bagian timur kota Asaita. Pekerja dari Open Doors melaporkan bahwa para pemimpin gerombolan itu telah merencanakan untuk membakar habis gereja Protestan 'Mekane Yesu'. Namun polisi tiba tepat pada waktunya sehingga dapat mencegah aksi pembakaran tersebut. Karena bangunan gereja mengalami kerusakan, ibadah dilakukan di bawah naungan tenda sampai kerusakan-kerusakan utama dalam gereja selesai diperbaiki. Saat ini para jemaat tersebut sudah dapat beribadah kembali dalam gereja. Menurut pengamat, tindak kekerasan itu disebabkan oleh pelayanan sosial yang dilakukan oleh orang-orang Kristen -- "sebagian besar gereja Kristen Protestan memiliki program-program untuk menolong penduduk miskin. Hal ini menimbulkan ketegangan di antara beberapa kelompok/kepercayan lain yang ada di Ethiopia." Meskipun demikian, baru-baru ini diperkirakan bahwa jumlah umat Protestan dan Injili di Ethiopia telah berkembang dari 3,5 juta orang pada tahun 1985 menjadi 10+ juta orang saat ini!

Sumber: Mission Network News, May 31, 2002

  • Bersyukur atas penyertaan Allah bagi jemaat Kristen di Ethiopia sehingga mereka bisa menanggung setiap penganiayaan yang mereka alami dan dapat terus bertumbuh secara kualitas dan kuantitas.
  • Berdoa agar pelayanan yang diberikan kepada orang-orang miskin dapat menolong kehidupan masyarakat di sekitar mereka dan memuliakan nama Tuhan.
  • Doakan supaya gereja-gereja di Indonesia mencontoh gerakan yang dilakukan oleh gereja-gereja di Ethiopia dan tergerak untuk memperhatikan serta menolong orang-orang.

e-JEMMi 27/2002

Ethiopian Christians merencanakan pelayanan outreach internasional di Ethiopia. Africa Quest, salah satu inisiatif dari Global Missions, mulai melihat jawaban yang luar biasa dari doa-doa yang dinaikkan. Ada rencana untuk mengadakan pelatihan kepemimpinan dan pemuridan yang mengarah kepada satu tujuan untuk mengadakan perintisan gereja di Kenya, Ethiopia, Uganda, Rwanda, Tanzania, dan Sudan. Perwakilan dari Global Missions Fellowship mengatakan, "Allah memberikan visi yang besar untuk gereja-gereja di Afrika. Baru-baru ini di Ethiopia, kami bekerja dengan suatu denominasi yang ada di sana. Denominasi ini memiliki 6000 gereja dan menantang setiap gerejanya untuk merintis satu gereja baru dalam jangka waktu dua tahun ke depan." GMF telah diundang untuk memperlengkapi 300 pemimpin regional. Nantinya, para pemimpin tersebut akan melatih 30.000 orang. "Besar harapan bahwa pelatihan tersebut akan menghasilkan puluhan ribu petobat, sekaligus perintisan ribuan gereja baru. Gereja di Etiopia mempunyai rencana untuk melakukan pelayanan di luar perbatasan sekaligus memberitakan Injil.
Sumber: Mission Network News, February 1st, 2005

  • Doakan GMF dalam melakukan pelatihan kepemimpinan dan pemuridan di Ethiopia. Berdoa juga untuk tim yang akan memberi pelatihan agar diberi hikmat, dan perwakilan dari gereja-gereja yang akan mengikuti pelatihan tersebut agar bersemangat.
  • Berdoa supaya melalui pelatihan tersebut ada banyak buah yang dihasilkan, yaitu untuk menghasilkan petobat baru dan gereja baru di berbagai wilayah di Ethiopia.

e-JEMMi 07/2005



|




 Ke atas 
© 2003 YLSA