You are here9. Bimbingan Lanjutan: Cara Dan Bahan

9. Bimbingan Lanjutan: Cara Dan Bahan


Dalam menjalankan langkah-langkah pertama dalam pelanjutan ini, maka saudara harus melayaninya secara pribadi. Seseorang yang baru percaya, akan mempunyai beberapa pokok persoalan yang ingin dibicarakannya dengan saudara tanpa ditonton oleh orang lain. Itu hal yang biasa. Jadi sedikit-dikitnya saudara harus menyediakan waktu untuk bertemu 3 atau 4 kali, sampai bayi rohani ini dapat diikutsertakan dalam sebuah kelompok pelajaran Alkitab.

Seorang yang baru percaya, seumpama bayi yang baru lahir secara jasmani. Bayi itu harus dilayani dengan segera pelayanan yang diberikan itu harus cukup sederhana untuk dimanfaatkannya. Itulah kedua ciri khas dari pelayanan taraf pertama terhadap bayi-bayi rohani:

  1. Dengan segera.
  2. Dengan sangat sederhana.

A. CARA PELAYANAN DALAM TUGAS PELANJUTAN

Telah jelas dari pelajaran yang kedelapan bahwa pelanjutan semata-mata merupakan dorongan untuk mengikut sertakan diri sebulat-bulatnya kepada Kristus dan untuk memberi dasar yang realistis. Tetapi bagaimanakah cara pelaksanaan terhadap tugas ini? Apakah sejumlah bahan tertentu akan disajikan begitu saja? Atau bagaimanakah?

Petobat itu harus segera dapat berdiri sendiri sebagai seorang beriman, tanpa pelayanan dari saudara lagi. Kalau demikian, berarti saudara harus membiasakan dia dalam menghadapi perkara-perkara yang perlu bagi kehidupan rohaninya.

Perkara-perkara itu juga dapat diumpamakan seperti kebutuhan seorang bayi jasmani, fungsi-fungsi kehidupan yang utama ada dua, yaitu pernafasan dan pencernaan. Seseorang harus bernafas dan makan. Kalau tidak, ia tidak dapat meneruskan hidupnya. Bagi bayi-bayi rohani, DOA adalah pernafasan dan ALKITAB merupakan makanannya (I Petrus 2:2).

Sebaiknya saudara jangan mengajar orang itu untuk berdoa dan mempelajari Alkitab sebagai pelajaran-pelajaran tertentu yang tersusun rapih. Sebab sedikit demi sedikit pengertian tentang kedua hal itu akan datang dengan sendirinya sementara ia memikirkan pokok-pokok yang lain. Pada setiap pertemuan ajaklah ia berdoa dan mempelajari Alkitab bersama-sama dengan saudara. Dan berikanlah dia tugas untuk mempelajari Alkitab tentang pokok-pokok yang lain lagi. Demikian seterusnya sehingga kedua hal itu akan menjadi suatu kebiasaan dalam hidupnya. Ia perlu juga diajar untuk tidak menunggu saja kedatangan saudara, sebelum berdoa dan mempelajari Alkitab. Kalau saudara memberikan tugas-tugas tertentu kepadanya, ia akan melaksanakannya sendiri.

1. Pengertian tentang doa.

Janganlah saudara saja mendoakan perkara-perkara hidupnya (I Tim 2:5). Petobat itu sendiri harus dibiasakan berdoa dalam bentuk doa pribadi, tanpa merasa malu berdoa di hadapan orang lain.

Haruslah ditegaskan bahwa doa adalah percakapan dengan Allah Bapa. Tidak perlu ia mempelajari kalimat-kalimat sastra untuk bercakap-cakap dengan Bapanya sendiri. Hanya perlu agar ia berbicara dengan sopan dan tepat. Ia harus menyadari bahwa berulang-ulang dan berputar-putar dalam doa hanyalah merupakan kebodohan seperti orang-orang kafir saja. Allah tidak tuli atau tertidur.

Doa Bapa Kami dalam Injil Matius adalah contoh yang baik tentang isi doa, apalagi contoh yang diberikan oleh Tuhan Yesus sendiri. Suruhlah agar ia mempelajarinya. Jelaskan bahwa doa itu bukan mantera untuk diucapkan dalam bentuk sempurna, melainkan hanya untuk menyatakan pokok-pokok yang penting dan lazim. Di samping memohonkan keperluannya kepada Allah, ia juga harus menyediakan waktu yang tenang untuk mendengar jawab dan petunjuk-petunjuk dari Allah. Jangan lupa bahwa doa adalah dialog.

2. Pemakaian Alkitab.

Kebutuhan yang kedua itu makanan. Makanan rohani adalah Firman Tuhan. Sama seperti adanya jenis-jenis makanan yang tersedia, maka Alkitab juga mempunyai banyak jenis-jenis makanan rohani. Perlu sekali saudara memberikan petunjuk-petunjuk tentang jenis-jenis makanan yang dibutuhkan untuk petunjuk tentang jenis-jenis makanan yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan rohani. Sama seperti mengambil makanan dari warung, kalau ia mengambil dengan sembarang saja ia akan sakit perut. Karena itu sebaiknya ia mulai dengan Surat Pertama Yohanes, kemudian membacakan salah satu Injil, teristimewa Injil Matius atau Injil Yohanes. Hindarkanlah Kitab-kitab Daniel dan Wahyu yang merangsang banyak teori. Utamakanlah bagian-bagian yang praktis yang menyangkut pergaulan dan kehidupan sehari-hari.

Ingatlah bahwa bukan saudara yang mengajar (I Yohanes 2:27) melainkan ia yang belajar. Ia harus belajar langsung dari Firman Allah. Janganlah menjelaskan setiap nats. Suruhlah ia sendiri membacakannya dengan nyaring. Lantas tuntunlah saja dengan pertanyaan-pertanyaan sampai ia sendiri menyimpulkan arti dari nats itu.

3. Ia membutuhkan waktu.

Janganlah saudara mengharapkan perkembangan yang terlalu cepat. Untuk seorang yang baru percaya, setiap kebiasaan hidupnya harus dipertimbangkan kembali dalam terang Injil Yesus Kristus. Setiap ketaatan akan menjadi pangkal untuk penyerahan yang selanjutnya. Perubahan yang langkah demi langkah itu akan memerlukan waktu. Kalau bayi-bayi rohani dibandingkan dengan bayi-bayi jasmani kita lihat bahwa makin lama makin luas dunia kesadarannya. Mula-mula ia sadar akan kehadiran ibunya saja, kemudian pandangannya meluas mencakup rumah tangga. Kemudian ia melihat tetangga-tetangga dan beberapa tahun kemudian sesudah ia masuk sekolah dasar, dunianya makin meluas lagi.

Demikian juga bayi rohani. Ia akan mulai dengan kesadaran tentang kedudukannya sebagai seorang anak Allah. Lambat laun pandangannya akan meluas sampai kedudukannya yang baru dalam Kristus itu mengubahkan setiap bagian hidupnya. Perubahan itu akan mulai nyata pada perkara-perkara yang dekat. Kalau imannya sudah dewasa, kesadaran dan rasa bertanggung jawabnya itu akan mencakup negaranya malah seluruh umat manusia.

4. Jagalah keseimbangan.

Janganlah saudara menjadi membimbing satu-satunya yang menolong orang yang baru percaya itu. Ia tidak boleh dibinasakan untuk bersandar kepada saudara. Untuk menghindari kesalahan itu, sebaiknya di samping ia bertemu dengan saudara secara pribadi, hendaklah ia diikutsertakan dalam satu kelompok saudra-saudara seiman. Perkembangan imannya akan menjadi pesat dalam sebuah kelompok pelajaran Alkitab. Sebenarnya di samping sebagai anggota gereja, maka setiap anak-anak Allah membutuhkan pergaulan dalam suatu kelompok yang kecil dan intim.

Kelompok intim ini adalah kelompok perhimpunan beberapa saudara seiman, sekelamin, seumur, di mana masing-masing dapat membuka hatinya. Anggota-anggota kelompok ini bersama-sama mencari jawab Firman Tuhan terhadap setiap kesulitan dan perkara pribadinya. Kelompok-kelompok sejenis ini tidak dapat diatur secara organisasi tetapi harus dengan bebas dipimpin oleh Roh Kudus (II Korintus 3:17) supaya berkembang. Biasanya seorang akan berbakti dan bekerja dalam gerejanya. Tetapi "bertumbuh" dalam kelompok intimnya.

Inilah lingkungan pertumbuhan rohani yang terbaik. Makin hari makin ia bertambah dalam pengetahuan Alkitab dan dalam kelompoknya ia akan merasa bebas untuk mengucapkan imannya yang baru itu. Dalam kelompok ini akan segera menyesuaikan pola hidup dan tingkah lakunya dengan kehendak Yesus. Dan akan terdorong juga untuk memberitakan Injil kepada orang-orang lain.

B. BAHAN-BAHAN PELANJUTAN

Dalam memilih bahan, saudara harus selalu ingat akan maksud bimbingan itu dan harus menjaga keseimbangan bahan.

Untuk menjaga keseimbangan baham daftarkanlah petobat-petobat dalam suatu kursus Alkitab surat menyurat. Kursus itu akan berjalan serentak dengan bimbingan yang saudara sendiri berikan dan akan menjamin teraturnya pelanjutan, walaupun saudara tidak berhubungan dengan petobat itu lagi. Kursus-kursus yang paling lengkap di Indonesia disediakan oleh kantor Terang Hidup, Kotak Pos 146, Bandung. Dalam kursus-kursus tersebut, petobat-petobat dituntun selama 1 atau 2 tahun untuk meletakkan dasar pengetahuan Alkitab.

1. Pelanjutan tahap pertama.

Layanilah dia secara pribadi sampai ia rela bertindak maju sendiri. Menyesal sekali bahwa kebanyakan bahan pelanjutan lebih mengutamakan pengetahuan dari pada penghayatan. Saudara harus bijaksana sekali dalam memilih bahan. Bahan-bahan yang biasa, baik yang berbentuk kursus tertulis maupun yang berbentuk buku-buku penuntun itu merupakan bahan pendidikan. Untuk pendidikan bahan itu baik. Pada umumnya bahan tersebut tersusun sebagai berikut:

  1. Bagaimana caranya berdoa.
  2. Bagaimana caranya membaca Alkitab.
  3. Bagaimana caranya melawan Iblis.
  4. Dan sebagainya.

Saudara boleh memakai bahan tersebut "pada waktunya." Bahan itu harus selalu didahului dengan bahan-bahan yang lain, yang sesuai dengan corak-corak yang telah diuraikan dalam pelajaran 8.

Urutan bahan yang paling tepat bagi seorang yang baru percaya adalah sebagai berikut: Selalu menyelidiki hasil dari satu pelajaran sebelum menuju ke langkah berikutnya.

Langkah 1: Hafalkan tiga ayat pegangan, yaitu I Yohanes 1:9; 1 Korintus 10:13 dan I Yohanes 5:13 sebagai senjata darurat terhadap serangan-serangan pertama dari Iblis.

Langkah 2: Renungkan penyaliban Yesus berdasarkan Injil Yohanes 19:1-37.

Langkah 3: Renungkanlah kebangkitan Yesus berdasarkan Injil Yohanes 20:1-29.

Langkah 4: Renungkanlah sifat dunia berdasarkan Injil Yohanes 15: 18-27 atau Matius 10:16-39.

Langkah 5: Pelajarilah Surat Pertama Yohanes.

Surat pertama Yohaneslah yang paling tepat bagi orang-orang yang baru percaya. Beberapa faedah dari surat itu adalah:

  1. Sering dikatakan - "Hai anak-anakKu" - surat ini dialamatkan kepada mereka yang sudah percaya.
  2. Terdapat keterangan tentang setiap kesulitan rohani yang lazim dialami oleh orang-orang yang baru percaya.
  3. Banyak bahan pemeriksaan diri diberikan untuk meyakinkan seorang bahwa sungguh ia telah menjadi anak Allah.
  4. Dibicarakan sikap yang sebenarnya bagi seorang anak Allah terhadap dirinya sendiri, terhadap Yesus, saudara-saudaranya seiman, dunia, dosa, roh-roh jahat, dan sebagainya.

2. Pelanjutan tahap kedua.

Selambat-lambatnya pada langkah kelima dalam pelayanan yang diuraikan di atas berusahalah menggabungkanlah petobat itu pada sebuah kelompok intim. Serentak dengan itu melanjutkan pelayanan pribadi selama beberapa minggu untuk membicarakan hal-hal yang lazim dalam kehidupan Kristen. Betapa bahan yang dapat dipakai adalah tersebut di bawah ini:

  1. Bahan "Para Navigator." Bahan ini tersusun lengkap untuk tugas peneguhan.
  2. Beberapa buku yang sederhana tentang iman Kristen; misalnya "Apakah Agama Kristen itu?"; "Pedoman Hidup" dan "Keluarga yang bahagia." Ketiga buku tersebut merupakan bahan untuk orang-orang Kristen baru dan sedang diusahakan supaya lengkap dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Sunda.
  3. Sebuah buku penuntun untuk orang Kristen, "Jalan Menuju Kebenaran" (BPK), atau "Rahasia Berhasilnya Kehidupan Kristen" (YAKIN).

Bahan manapun yang dipakai saudara harus selalu memeriksa bahan itu terlebih dahulu, supaya saudara dapat menjelaskan hal-hal yang keliru dan supaya saudara dapat memilih bagian-bagian yang tepat. Selalu memakai bahan yang menegaskan anugerah, janganlah memakai buku-buku yang menekankan syarat-syarat atau disiplin pribadi. Petobat itu harus dibiasakan untuk hidup dalam rahmat (Roma 6:14).

3. Pelanjutan tahap ketiga.

Boleh dikatakan bahwa tugas peneguhan pribadi telah selesai. Sekarang tinggal petobat itu harus dibiasakan dalam suatu lingkungan pertumbuhan sebagai orang Kristen. Perlu menggabungkan petobat itu pada sebuah kelompok seperti telah disebutkan di atas, yang mempelajari Alkitab bersama-sama dan dengan teratur. Perlu juga bagi saudara sendiri sebagai seorang penginjil pribadi untuk mendirikan beberapa kelompok intim yang terdiri dari orang-orang yang telah saudara injili.

Ada beberapa buku penuntun untuk kelompok-kelompok Alkitab yang telah tersusun dalam bahasa Indonesia, misalnya "Mengikut Tuhan Yesus" (BPK). Tetapi yang sebaiknya kelompok-kelompok ini berjalan tanpa buku penuntun. Tugaskan sebuah kitab yang sederhana dan pendek. Suruhlah kelompok ini untuk merenungkan dan membahasnya pasal demi pasal. Nasihatkan agar mereka hanya mempersoalkan ayat-ayat yang gampang dimengerti saja. Dan percayalah bahwa Roh Kudus sendiri akan menghasilkan buah-buah yang tak terhingga melalui kelompok bebas itu (I Yohanes 2:27), tanpa pimpinan dari saudara.

Perlu ditambahkan bahwa bagi saudara juga perlu untuk turut serta dalam suatu kelompok pelajaran Alkitab. Janganlah saudara menjadi kering kerohaniannya karena terlalu sibuk untuk meluangkan waktu bagi perkembangan diri saudara sendiri. Tetapi gabungkan diri pada suatu kelompok yang terdiri dari penginjil-penginjil. Janganlah menggabungkan orang-orang baru dan penginjil-penginjil dalam kelompok yang sama, hal itu pasti memadamkan inisiatip dari orang-orang baru itu.

RESAPKANLAH PELAJARAN No. 9

  1. Carilah sebuah "kelompok intim" bagi anda sendiri. Kalau tidak ada di dekat tempat tinggal anda, kumpulkan beberapa teman seiman, sekelamin, dan seumur dan mulai saja.
  2. Pakailah bahan untuk tahap pertama itu untuk memperteguh iman anda sendiri.
  3. Selidikilah buku-buku yang disebut dalam pelajaran ini sebagai bahan tahap kedua dan memilih buku-buku yang anda sendiri hendak gunakan.